Sejumlah Sekolah di Kulonprogo Berada di Kawasan Rawan Banjir dan Longsor
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Sejumlah sekolah di Kulonprogo berada di kawasan rawan bencana hidrometeorologi di musim hujan. Sekolah di pesisir rawan akan banjir, sedangkan di perbukitan rawan potensi longsor.
Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga (Disdikpora) Kulonprogo, Arif Prastowo mengungkapkan sejumlah sekolah di kawasan selatan memiliki potensi terjadi banjir. Sekolah-sekolah yang rawan banjir itu meliputi Panjaitan, sebagian Wates dan Lendah.
Advertisement
"[Wilayah] itu yang beberapa kali, beberapa tahun terakhir terjadi banjir, genangan di sekolah-sekolah itu," jelas Arif dikutip pada Selasa (30/1/2024).
Ancaman tanah longsor juga membayangi sejumlah sekolah di kawasan perbukitan. Daerah perbukitan seperti Kokap, Samigaluh dan Girimulyo rawan akan tanah longsor.
"Sekolah perlu mengantisipasi ini untuk meminimalkan risiko. Intinya memimimalkan risiko dan upaya mitigasi," ujarnya.
Upaya mitigasi yang bisa dilakukan sekolah lanjut Arif bisa melalui kegiatan membersihkan saluran air. Saluran-saluran air di sekitar sekolah harus dipastikan berfungsi agar tidak terjadi banjir. Sementara untuk sekolah di kawasan rawan longsor harus berkoordinasi dengan sukarelawan setempat mengenai potensi longsor saat terjadi hujan dengan durasi yang lama.
BACA JUGA: Dugaan Penganiayaan Pendukung Ganjar, Polres Gunungkidul: Itu SOP Paspampres
"SD terutama di daerah perbukitan ada yang sangat dekat dengan tebing. Itu misalnya SD Sermo itu sangat dekat dengan tebing meskipun belum ada kejadian. Saya minta mereka untuk waspada," jelasnya
Dalam kondisi darurat Disdikpora Kulonprogo memperbolehkan sekolah untuk meniadakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Hal ini untuk mengutamakan keselamatan siswa dan warga sekolah lainnya.
"Bahkan kami sudah perintahkan kepada sekolah-sekolah, jika di siang hari itu cuaca cukup mengkhawatirkan, hujan deras atau mendung begitu tebal dan ada potensi hujan lebat, saya minta sekolah untuk dipulangkan saja untuk belajar di rumah," katanya.
Jangan sampai saat terjadi bencana baru mereka dipulangkan. Atau siswa tertahan di sekolah dan tidak bisa pulang.
"Itu lebih berisiko, sehingga pada waktu Samigaluh itu saya sudah minta jika siang saat pembelajaran itu ada cuaca yang tidak bagus maka silahkan untuk memulangkan anak-anak belajar di rumah," katanya.
Termasuk peniadaan pembelajaran sekolah pada pagi hari. Bila terdapat bencana di pagi hari, siswa bisa belajar di rumah.
Skema belajar di rumah bisa menerapkan belajar mandiri atau penugasan dari guru. Jika dimungkinkan, pembelajaran bisa dilakukan daring. Tentunya itu tergantung pada jaringan, pasalnya potensi jaringan yang tidak stabil saat bencana sangat tinggi.
Dalam hal ini, komunikasi antara guru dan orang tua menurut Arif sangat penting. Informasi peniadaan pembelajaran atau pulang lebih awal bisa disampaikan menggunakan jaringan WA Group yang telah terbentuk saat Covid-19.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Satu-satunya yang Gelar Kampanye Akbar, Heroe-Pena Gandeng 15.000 Kawula Muda
- Jadwal Terbaru KRL Jogja-Solo Jumat 22 November 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo
- Jadwal SIM Keliling di Kulonprogo Jumat 22 November 2024
- Heroe-Pena Optimistis Kantongi 40 Persen Kemenangan
- Jadwal Terbaru KRL Solo-Jogja Jumat 22 November 2024: Berangkat dari Palur Jebres, Stasiun Balapan dan Purwosari
Advertisement
Advertisement