Advertisement

Promo Desember

Menanam Sayuran, Menuju Mandiri Pangan

Media Digital
Senin, 04 Maret 2024 - 21:07 WIB
Arief Junianto
Menanam Sayuran, Menuju Mandiri Pangan DPAD DIY bersama Komisi D DPRD DIY menggelar bedah buku di Graha Insan Mulia, Kalurahan Kepek, Wonosari, Gunungkidul pada Senin (4/3/2024). - Harian Jogja/Andreas Yuda Pramono

Advertisement

GUNUNGKIDUL—Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY bersama Komisi D DPRD DIY kembali menggelar bedah buku. Kali ini buku yang dibedah berjudul Grow Your Own Vegetables, Panduan Praktis Menanam 14 Sayuran Konsumsi Populer di Pekarangan.

Acara tersebut digelar pada Senin (4/3/2024) di Graha Insan Mulia, Kalurahan Kepek, Kapanewon Wonosari, Gunungkidul.

Advertisement

Pustakawan Ahli Muda DPAD DIY, Hardi Nugroho mengatakan bedah buku bertema sayuran tersebut menyesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan peserta.

Hardi menjelaskan pihaknya berupaya mengarahkan masyarakat agar lebih mandiri pangan. Pasalnya, pangan merupakan kebutuhan pokok. Selain itu, sayur dapat mencukupi kebutuhan gizi masyarakat. Menanam sayur tidak perlu lahan luas.

Menurut Hardi, masyarakat utamanya di daerah perkotaan dapat menggunakan kembali kantong plastik atau sampah menjadi media tanam. Hal ini berkaitan dengan bedah buku sebelumnya bertema pengelolaan sampah. “Dengan pemberdayaan dari sisi limbah kami upayakan ada keseimbangan dengan lingkungan dan pangan,” kata Hardi, Senin.

Hardi menambahkan masyarakat juga dapat mengelola atau mengolah sayur sehingga bernilai. Dengan begitu, ada pergeseran kebutuhan dari yang awalnya sekadar memenuhi pangan tingkat rumah tangga menjadi komersial.

Hal ini dia sebut sebagai wujud dari perpustakaan inklusi atau perpustakaan yang dapat mewujud dalam kesejahteraan masyarakat. “Perpustakaan telah bertransformasi menjadi inklusi. Masyarakat dapat bertambah pengetahuan dan dari situ ada keberdayaan dengan hilir kesejahteraan,” katanya.

Pustakawan Ahli Utama DPAD DIY, Budiyono menyinggung perihal minat baca masyarakat. Minat baca didasari adanya kebutuhan. “Misal sebuah keluarga ingin memelihara ikan untuk mencukupi kebutuhan keluarga, tetapi tidak punya lahan, kemudian timbul pertanyaan dalam benaknya bisakah memelihara ikan di tong bekas, kemudian berfikir mencari bahan bacaan tentang budi daya lele di drum bekas,” kata Budiyono.

Seseorang kemudian akan berupaya ke perpustakaan untuk mencari beberapa buku referensi budi daya lele di drum. “Dia baca semua buku yang ditemukan dan ditambah beberapa literatur lain yang terkait, baik cetak maupun elektronik. Dari sumber sumber yang dibaca dia memahami dan kemudian mempraktikkan dan berhasil,” katanya.

Sekretaris Komisi D DPRD DIY, Imam Taufik mengatakan bedah buku tersebut dapat menjadi stimulan sehingga masyarakat dapat memanfaatkan sayur di sekitar rumah mereka. Pemahaman yang komprehensif dapat membawa pada keberhasilan tanaman.

Imam tidak menampik masyarakat juga dapat mengembangkannya sampai ke pemasaran. Hanya saja perlu modal dan perencanaan matang. Dengan begitu produk dapat terserap di pasar-pasar. “Sangat mungkin ke depan dikembangkan dalam skala yang lebih besar setelah mereka memiliki pemahaman penanaman sayuran. Kalau di buku ada 14 sayuran,” kata Imam.

BACA JUGA: PROGRAM BEDAH BUKU: DPAD Tingkatkan Literasi Masyarakat dari Desa ke Desa

Praktisi Ketahanan Pangan Gunungkidul, Mujiyana mengatakan buku yang dibedah memberikan gambaran dan arahan praktis dalam menanam sayur. Sebelum memulai menanam perlu ada niat dan media tanam. “Bedah buku itu dibutuhkan karena masyarakat malas membaca buku. Ini jadi satu momen baik. Katakanlah 10 persen saja yang mau praktik,” kata Mujiyana.

Mujiyana juga mengaku sayuran dapat menjadi solusi dalam menyelesaikan perkara gizi dan stunting di keluarga. Pengelolaannya pun cenderung mudah karena masyarakat dapat memakai bahan-bahan bekas atau sampah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Libur Natal dan Tahun Baru, Hampir 500 Ribu Kendaraan Telah Keluar dari Jabodetabek

News
| Sabtu, 21 Desember 2024, 18:37 WIB

Advertisement

alt

Mulai 1 Januari 2025 Semua Jalur Pendakian Gunung Rinjani Ditutup

Wisata
| Sabtu, 21 Desember 2024, 10:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement