UII Ajak Masyarakat Selamatkan Demokrasi
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Sebulan pasca-pemungutan suara Pemilu 2024, Sejumlah mahasiswa, tenaga kependidikan, dosen hingga alumni Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar aksi bertajuk Selamatkan Demokrasi Indonesia, Kamis (14/3/2024). Selain diisi orasi dan pernyataan sikap, ada aksi tabur bunga ke keranda bertuliskan demokrasi sebagai simbol matinya demokrasi.
Rektor UII, Profesor Fathul Wahid saat membacakan pernyataan sikap UII mengatakan, demokrasi sebagai kesepakatan publik yang suci telah mati. Hal ini merupakan fakta pahit setelah Indonesia melewati 26 tahun reformasi.
Advertisement
Menurutnya, pelaksanaan Pemilu 2024 terlihat damai dan aman. Namun di balik itu, pesta demokrasi telah dimanipulasi oleh elite politik yang bekerja sama dengan kelompok oligarki untuk memperdaya masyarakat demi keuntungan politik elektoral.
"Pemilu sebagai salah satu pilar utama demokrasi telah ambruk dan sekadar menjadi sarana pelanggengan kekuasaan politik dinasti Presiden Jokowi," kata Fathul di halaman Auditorium Prof. KH. Abdul Kahar Mudzakir, Kamis.
BACA JUGA: Di Bantul, Industri Rumahan Kue Kering untuk Lebaran Diawasi Ketat
Melihat situasi ini, UII sebagai kampus yang lahir sebelum kemerdekaan Indonesia memiliki tanggung jawab moral dan historis untuk menegakkan Indonesia, terutama agar demokrasi berjalan di atas dasar konstitusi dan menghormati hak asasi manusia.
Ada tujuh poin dalam pernyataan sikap UII, salah satunya menuntut seluruh penyelenggara negara untuk menjunjung tinggi etika berbangsa dan bernegara, serta menghormati hak dan kebebasan warga negara dan mengembalikan prinsip independensi peradilan. "UII juga menyerukan aktivis masyarakat sipil untuk melakukan pembangkangan sipil dan menolak menjadi bagian dari kekuasaan yang direbut dengan berbagai muslihat tuna etika," katanya.
Sementara, guru besar ilmu media dan jurnalisme UII, Profesor Masduki dalam orasinya menyinggung demokrasi yang telah mati sejak 14 Februari 2024. "Sejak 14 Februari 2024, demokrasi telah mati, demokrasi telah terkurung, demokrasi telah dikebiri oleh pemimpin tertinggi negara ini," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
BMKG Imbau Masyarakat Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem Periode Natal 2024 dan Tahun Baru 2025
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Pilkada 2024, KPU Kulonprogo Tetapkan 775 Daftar Pemilih Tambahan
- Polres Gunungkidul Bakal Terjunkan Ratusan Personel Pengamanan Pilkada 2024
- Aliansi Muda Muhammadiyah Janji Menangkan Kustini-Sukamto di Pilkada Sleman
- Kantongi Izin TRL, Teknologi Pemusnah Sampah Dodika Incinerator Mampu Beroperasi 24 Jam
- Korban Apartemen Malioboro City Syukuri Penyerahan Unit, Minta Kasus Tuntas
Advertisement
Advertisement