Advertisement

Promo November

Organda DIY Pastikan Tak Ada Bus Pakai Klakson Telolet saat Mudik Lebaran

Yosef Leon
Rabu, 27 Maret 2024 - 16:07 WIB
Abdul Hamied Razak
Organda DIY Pastikan Tak Ada Bus Pakai Klakson Telolet saat Mudik Lebaran Petugas melakukan ramp check pada bus yang datang dan berangkat di Terminal Tipe A Giwangan, Kamis (21/12/2023) - Harian Jogja/Lugas Subarkah

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Organda DIY memastikan sudah mengimbau anggotanya untuk tidak memasang aksesori tambahan berupa klakson telolet pada masa angkutan Lebaran nanti.

Hal ini untuk mengantisipasi munculnya insiden kecelakaan di masa mudik Lebaran mendatang. Pasalnya fenomena klakson telolet kerap menjadi persoalan beberapa waktu terakhir. Suaranya yang keras dianggap mengganggu pengendara lain. Selain itu klakson yang keras dengan nada tertentu itu menjadi daya tarik bagi anak-anak dan tak jarang menimbulkan kecelakaan.

Advertisement

BACA JUGA: Bus Berani Pakai Klakson Telolet, Siap-siap Didenda Rp500.000

Ketua Organda DIY Adi Prasetyo mengatakan, pihaknya dengan tegas melarang penggunaan klakson telolet bagi anggotanya terutama pada masa angkutan mudik Lebaran mendatang. Menurutnya anggota Organda DIY tidak perlu ikut-ikutan dengan fenomena kekinian yang sedang tren.

"Kalau kami jelas dari Organda melarang dan tidak mewajibkan ikut fenomena kekinian karena klakson yang bawaan juga sudah cukup fungsinya," jelas Adi, Rabu (27/3/2024).

Menurut Adi, penggunaan sejumlah perlengkapan pada kendaraan angkutan sudah diatur seperti lampu utama yang tak boleh lebih dari atau sama dengan 12.000 candela, termasuk klakson yang sesuai aturan paling rendah 83 desibel dan paling tinggi atau maksimal yaitu 118 desibel.

"Tetap pakai klakson biasa saja, yang standar bawaan pabrik sudah sangat cukup ga perlu lagi ada aksesori dan suara lain yang buat bising dan tidak nyaman kendaraan lain," katanya.

Selain itu, Adi menyatakan penggunaan klakson telolet yang dibunyikan oleh pengendara bus biasanya menggunakan bantuan angin yang menimbulkan tekanan, penggunaannya juga akan berpengaruh terhadap rem yang juga menggunakan bantuan itu.

"Dari awal kami dalam internal PO tidak setuju fenomena itu dan tidak dianjurkan juga," jelasnya.

BACA JUGA: Sejumlah Personel Diterjunkan Amankan Wisata Pantai di Libur Lebaran

Adi menambahkan, setiap bus apalagi kendaraan angkutan telah melalui ramp check yang digelar sebelum mengangkut para pemudik. Setiap enam bulan sekali juga ada pengujian terhadap perlengkapan kendaraan apakah sesuai dengan aturan yang berlaku atau tidak.

"Kalau ada klakson tambahan ada tindakan untuk melepas dari petugas," imbuhnya. 

Pada masa mudik Lebaran mendatang pihaknya menyiapkan 122 kendaraan untuk mengangkut para pemudik. "Itu khusus untuk kendaraan AKAP, ada juga angkutan cadangan karena target yang harus diangkut 137 juta pemudik," pungkasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Profil dan Harta Kekayaan Setyo Budiyanto, Jenderal Polisi yang Jadi Ketua KPK Periode 2024-2029

News
| Jum'at, 22 November 2024, 13:47 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement