Advertisement
Tarif Retribusi Naik Dua Kali Lipat, Pedagang Pasar di Kulonprogo Menjerit

Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Kenaikan tarif retribusi pasar di Kulonprogo yang mulai diberlakukan tahun ini dikeluhkan oleh para pedagang. Perubahan retribusi pasar ini didasarkan pada Perda No.6/2023 tentang Pajak dan Retribusi Daerah.
Dalam Perda Kulonprogo No.6/2023 dijelaskan soal adanya penggolongan tarif retribusi pasar menjadi lima tipe.
Advertisement
Masing-masing tipe masih dibagi lagi dalam penggolongan tertentu yang nilai retribusinya berbeda-beda. Untuk Tipe A jenis kios lantai dasar hadap luar biaya retribusinya Rp1.000 per meter persegi per hari, sedangkan paling murah adalah sebesar Rp250 untuk nontipe jenis los tanpa dasar sekat/gerobak.
Pembayaran retribusi itu pun ditegaskan tidak termasuk pelayanan persampahan. Retribusi baru ini juga menyebut untuk pedagang yang menyimpan barang di losnya akan dikenai tambahan Rp15.000 per bulan.
Ketentuan baru retribusi pasar ini dikeluhkan seorang pedagang Pasar Wates, Sukarni dimana menurutnya nilainya melonjak naik. "Sekarang saya per hari bayar retribusi itu Rp15.000, tahun lalu saja hanya Rp8.000, kenaikannya dua kali lipat, padahal pasar semakin sepi, pembeli makin sedikit," katanya, Senin (15/4/2024).
Sukarni berdagang sembako di kios seluas sekitar 15 meter persegi sejak 2012 lalu. "Baru kali ini naik retribusinya, padahal makin dikit pembeli, makin sedikit pemasukan juga, tentu sangat membebani," jelasnya.
Senada, pedagang Pasar Sentolo Baru, Nur Hidayat yang sehari-hari berjualan aneka aksesoris dan pakaian juga mengeluhkan hal yang sama. "Benar. Kenaikannya dua kali lipat yang kami rasakan, sebelum naik itu cuma Rp10.000 per hari retribusinya, sekarang saya bayarnya jadi Rp22.000," kata dia.
BACA JUGA: Kelurahan Cokrodiningratan Gelar Pasar Ramadan di Halaman Harian Jogja
Hidayat menjelaskan kenaikan retribusi tak sebanding dengan omzetnya. "Justru sebaliknya pas naik malah pasar makin sepi, ini yang bikin kami kesusahan. Kalau naik retribusinya, lalu pasar ramai tidak masalah," tuturnya.
Hidayat berharap ada penurunan retribusi bagai pedagang yang omzetnya turun. "Minimal dibantu ada keringanan, kalau begini terus trennya bisa tutup dan tidak jualan malahan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

RI Siapkan Alternatif Penampungan Warga Gaza Butuh Perawatan Medis
Advertisement

Wisata Sejarah dan Budaya di Jogja, Kunjungi Jantung Tradisi Jawa
Advertisement
Berita Populer
- MAKI Nilai Kasus Penganiayaan Pengamat Penambangan Tak Bisa Dianggap Selesai dengan Berdamai
- Jadwal Bus DAMRI dari Jogja, Purworejo dan Kebumen Tujuan Bandara YIA, Kamis (7/8/2025)
- Polda DIY Nyatakan Semua Pihak Terkait Judol Akan Ditindak
- Jadwal KRL Solo Jogja yang Berangkat dari Stasiun Palur, Kamis 7 Agustus 2025
- Dinkes Jogja Klaim Leptospirosis Sudah Terkendali
Advertisement
Advertisement