Advertisement

Wanita Berkebaya Gelar Aksi dengan Mata Tertutup di Tugu Jogja, Merespons Jelang Pembacaan Putusan MK

Yosef Leon
Jum'at, 19 April 2024 - 23:27 WIB
Sunartono
Wanita Berkebaya Gelar Aksi dengan Mata Tertutup di Tugu Jogja, Merespons Jelang Pembacaan Putusan MK Suasana aksi bertajuk lentera untuk Mahkamah Konstitusi (MK) habis gelap terbitlah terang pada Jumat (19/4/2024) di kawasan Tugu Pal Putih. - Harian Jogja/Yosef Leon.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Perwakilan massa yang mengatasnamakan Gerakan Rakyat untuk Demokrasi dan Keadilan (Garda) menggelar aksi bertajuk lentera untuk Mahkamah Konstitusi (MK) habis gelap terbitlah terang pada Jumat (19/4/2024) di kawasan Tugu Pal Putih. Aksi ini merespons MK yang pada Senin (22/4/2024) mendatang membacakan hasil putusan sengketa Pilpres. 

Mengawali aksinya, delapan perempuan dengan mengenakan kebaya serba hitam sambil mata tertutup kain putih dan membawa lentera serta pedang tiruan mengelilingi Tugu Pal Putih. Dengan diiringi alunan musik gamelan, aksi mereka dilengkapi dengan kehadiran lelaki berpakaian serba hitam duduk melingkar sambil menyalakan dupa. 

Advertisement

BACA JUGA : Tok! MK Bacakan Putusan Hasil Sengketa Pilpres pada Senin 22 April Mendatang

Kurang lebih 15 menit aksi berjalan di tengah hujan yang turun cukup deras, salah seorang peserta aksi kemudian membacakan pernyataan sikap tentang unjuk rasa yang digelar pada kesempatan itu. Setelahnya mereka berjalan pelan berbaris dengan rapi tanda aksi rampung dilaksanakan. 

Koordinator Aksi Hersi Krisnawati mengatakan, aksi itu merupakan bentuk laku ratri sambil umbul donga dengan tujuan yang sederhana yakni ingin memberikan lentera kepada hakim MK secara simbolis yang pada Senin mendatang akan memutuskan hasil sengketa Pilpres Pemilu 2024. 

"Kami berharap dengan lentera ini para hakim MK mendapat penerangan jiwa. Karena kami percaya kalau jiwanya terang, jiwanya damai mereka akan dapat memutuskan hasil sengketa Pilpres dengan seadil-adilnya," kata Hersi. 

Menurutnya, aksi tersebut juga menyoroti terkait dugaan kecurangan yang terjadi dalam Pilpres 2024 lalu. "Soal keputusannya apa kami belum tahu. Namun kami percaya bahwa para hakim akan memakai hati nuraninya dengan terang seperti lentera ini untuk memutuskan hasil," ujarnya. 

BACA JUGA : Akademisi & Praktisi Hukum Yogyakarta Gelar Kajian Putusan MK tentang Usia Capres dan Cawapres

Hersi menyebutkan, delapan perempuan yang mengenakan kebaya dan penutup mata dalam aksi itu memerankan dewi keadilan sebagai simbol pendekar perempuan Jawa. Lentera dan pedang dianggap sebagai representasi penerangan bagi hakim MK serta senjata untuk melawan kebatilan dalam Pilpres lalu dengan hasil putusan yang adil dan jujur. 

"Kami hanya mendukung dan berharap keputusan yang terbaik akan diberikan para hakim MK, itu tujuan utama kami dalam aksi ini," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Ratusan Rumah Terendam Akibat Luapan Sungai Cibeureum

News
| Kamis, 02 Mei 2024, 17:17 WIB

Advertisement

alt

Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja

Wisata
| Rabu, 01 Mei 2024, 14:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement