Viral Pengunjung Makam Raja Mataram Imogiri Ditarik Ratusan Ribu, Ini Penjelasan Kraton Jogja
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan pengelola Makam Raja-Raja Mataram, Imogiri angkat bicara terkait dengan viralnya curhatan dari salah satu peziarah yang mengaku ditarik sampai ratusan ribu saat mengunjungi kompleks makam tersebut.
Wedono Puralaya Makam Raja-Raja Imogiri Muridan mengatakan, pihaknya akan melakukan investigasi terkait dengan adanya pengakuan salah satu peziarah yang mengaku ditarik sampai ratusan ribu saat mengunjungi kompleks makam tersebut.
Advertisement
"Karena saya juga baru tahu malahan. Nanti saya akan cari tahu ke teman-teman terkait hal tersebut. Apalagi jika diketahui ada rincian tanggal kunjungan," kata Muridan, Senin (29/4/2024).
Menurut Muridan, sejatinya tidak ada retribusi atau tarif yang dibebankan kepada para peziarah dan pengunjung di komplek makam tersebut. Hanya saja, ada sumbangan sukarela yang tidak mengikat untuk para peziarah dan pengunjung saat memasuki kompleks makam tersebut.
BACA JUGA : Kampanye di Jawa Timur, Kaesang Mampir Zarah ke makam Gus Dur
"Jadi hanya ada uang sukarela. Untuk uang sewa pakaian yang dikenakan sekarang Rp15.000, dan uang mendaftar Rp2.000. Terus disana itu ada kontak-kotak infak sukarela," lanjutnya.
Akan tetapi, untuk masuk ke kompleks makam tersebut, Muridan mengatakan tidak bisa dilakukan setiap saat. Sebab, jika tutup, maka calon pengunjung harus izin dulu ke kantor Puralaya.
"Nah, yang di medsos itu izin atau tidak? Karena kalau tutup, memang harus izin ke kantor Puroloyo Jogja dan juru kunci Surakarta. Kalau tidak ada izin ya tidak berani. Karena kalau ke makam Sultan Agung itu memang sulit sebetulnya, izinnya harus ke Jogja dan Solo," papar Muridan.
Muridan menduga, orang yang menarik biaya sampai ratusan ribu itu kemugkinan adalah guide yang berpakaian abdi dalam. Guide ini biasanya berada di terminal Pajimatan dan akan menawarkan jasa ke peziarah dan pengunjung.
"Kalau yang juru kunci itu letaknya di atas, sedangkan guide ada di bawah," ungkapnya.
Carik Kawedanan Sriwandowo Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Kanjeng Raden Tumenggung Purwosumantri mengatakan jika kejadian seperti itu telah berulang. Biasanya peziarah dan pengunjung datang saat kompleks makam raja-raja tersebut tutup. "Mereka biasanya, karena sudah sampai di situ masak ya enggak masuk," katanya.
BACA JUGA : Pengin ke Bandara Naik Bus DAMRI? Simak Jadwal dan Titik Berangkatnya di Sini
Purwosumantri mengungkapkan jika kompleks makam raja-raja tersebut hanya buka sepekan tiga kali. Untuk Senin dan Minggu, kunjungan dibuka pada pukul 10.00 WIB sampai 14.00 WIB. "Sementara hari Jumat itu setelah Jumatan sampai jam 3 sore. Untuk retribusi tidak ada," katanya.
Ia juga menyatakan untuk komplek raja Jogja tidak diportal, sedangkan untuk kompleks raja Surakarta. "Untuk masalah abdi dalam, nanti kita tangani. Kami libatkan dari Sri Wandoro, Panitipuro, Purworakso. Dari sana nanti juga akan libatkan pihak Puroloyo juga," katanya.
Terkait aturan sewa pakaian, Purwosumantri mengatakan, tidak ada aturan sewa. Sebab, sewa pakaian adalah usaha abdi dalam. "Untuk itu kami imbau alangkah baik dari peziarah pakai baju yang disyaratkan. Untuk retribusi itu tidak ada. Karena aturannya memang tidak ada," katanya.
Sebagaimana diketahui, curhatan dari salah satu peziarah viral usai diunggah oleh akun media sosial X @merapi_uncover, Senin (29/4/2024):
Assalamu'alaikum,
Selamat malam min.
Bisakah admin mengangkat berita tentang makam Raja di Imogiri.
Soalnya saya punya pengalaman yang sangat tidak baik.
kronologi dan kejadian nya.
Saya rutin setiap tahun minimal sekali ziarah ke makam Pajimatan Imogiri. Pengalaman tahun ini sungguh diluar kebiasaan dan sangat mencoreng nama baik Jogja yang istimewa.
Begini Min, saya sejak awal tahun 2000 sudah rutin ziarah ke makam raja-raja Mataram di pajimatan Imogiri artinya sudah 20 taun lebih.
Tidak pernah ada masalah sbelumnya. Saya biasa bawa rombongan maksimal sampai 14 (2 mobil). Setelahnya bagi peziarah yang belum punya baju peranakan (baju khusus masuk ke makam disediakan persewaan harganya terakhir 15k per-orang baik pria maupun wanita.
Sebelum masuk pasarean kita diwajibkan urus Ijin dulu kepada kuncen pasarean.
Setelah urus ijin sudah pasti restribusi disampaikan dan dibayar diawal sebelum masuk.
Restribusi selama ini 50k (saya tidak pernah diberikan tanda bukti) tapi tidak masalah bagi saya. Karena masih dalam batas kewajaran.
Restribusi berlaku untuk masing-masing wilayah, untuk Kasultanan sendiri dan Kasunanan sendiri seandainya mau masuk ke Kasultanan dan Kasunanan berarti harus bayar 2kali.
Tahukan min makam terbagi 2 yang otomatis kepengurusan juga 2.
Tapi untuk yang makam Sultan Agung diurus oleh oleh Pihak yaitu Kasultanan dan Kasunanan.
Permasalahan saya disitu dan dirasa oleh pengunjung atau peziarah yang lain.
Setelah prosesi ziarah selesai langsung kita turun dan membereskan segala hal termasuk berapa yang harus dibayarkan.
Diluar dugaan kita serombongan harus membayar masing-masing wilayah @250k untuk para petugas (kuncennya) artinya 500k SANGAT KAGET SAYA MENDENGARNYA.
Saya tidak bisa berbuat apa-apa karena kesalahan saya tidak menanyakan terlebih dahulu karena saya anggap masih seperti sebelumnya (biasanya sebelum nya setelah kita tanya berapa semuanya dijawab Kuncen "Sumonggo kerso" Dan kita juga paham ada berapa petugasnya saya sebenarnya tidak pernah kurang dari 300k kita kasih.
Ketika harus membayar (ada Celetukan dalam hati saya ke makam kok bayar, setelah itu pengurus juga menyampaikan "Jangan ada istilah masuk makam bayar" Sambil meringis atau nyengir gitu.
Yang 500k tadi di Sultan Agung ya min,
BACA JUGA : Inilah Hidangan dari Masa ke Masa di Sekar Kedhaton Restaurant
Di area makam lain dikenakan juga @100k.
Karena yang terakhir itu saya mendatangi 3 pasarean yaitu :
Sultan Agung, Kasuwargan (HB 1-3) dan Sapto Rengga (HB 7-9) masing-masing gerbang sendiri-sendiri. Total 700k (versi resmi lisan) belum persewaan baju peranakan. Dari ketiga pasarean yang saya kunjungi tsb saya dikawal oleh orang yang sama ya min.
Hanya personil paling banyak di area Sultan agung klo tidak salah sekitar 5-7 orang.
Permasalahan selanjutnya ada sepasang suami istri barengan saya. Klo tidak salah bukan warga DIY atau solo dia orang Batak.
Ini yang sangat "MEMALUKAN NAMA BAIK JOGJA". Ketika tidak sanggup mungkin juga karena tidak siap (tidak ada ATM) atau tidak punya kemudian dinegosiasikan dan hanya bayar seikhlasnya saja klo tidak salah 200 atau 300 gitu.
Maksud dan tujuan saya adalah ;
Tolong di-up ke publik min karena SANGAT MENCORENG NAMA BAIK JOGJAKARTA HADININGRAT.
KE MAKAM KOK BAYAR SEGITU.
BAGI YANG MAMPU MUNGKIN TIDAK MASALAH, BAGAIMANA BAGI YANG TIDAK MAMPU?
Apakah menejemen memang sudah berubah atau ada sesuatu yang lain dari para personilnya?
Mohon maaf tidak ada bukti rekaman apapun selain foto saya dengan salah satu kuncen saja.
Karena memang ada larangan foto dan video didalam area makam. Demikian matur nuwun (Panjiromadhlon)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Jelang Natal dan Tahun baru, Volume Kendaraan di Tol Trans Jawa Meningkat
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KA Bandara YIA dari Stasiun Tugu Jogja Selama Libur Nataru Berlaku 22 Desember 2024 hingga 5 Januari 2025
- Jadwal KA Prameks Jogja-Kutoarjo Selama Libur Nataru, Berlaku 22 Desember 2024 hingga 5 Januari 2025
- Jadwal dan Tarif DAMRI ke Pantai Parangtritis, Pantai Baron, Candi Prambanan dan Borobudur Magelang
- Prakiraan Cuaca di Jogja Minggu 22 Desember 2024, BMKG: Potensi Hujan Ringan Terjadi di DIY
- Mau Jalan-jalan Keliling Jogja? Berikut Rute dan Jalur Trans Jogja bisa Bayar QRIS
Advertisement
Advertisement