Advertisement

Tak Mau Kecolongan Seperti Beberapa Tahun Lalu, Ini yang Dilakukan UGM dalam UTBK Tahun Ini

Catur Dwi Janati
Jum'at, 03 Mei 2024 - 20:17 WIB
Arief Junianto
Tak Mau Kecolongan Seperti Beberapa Tahun Lalu, Ini yang Dilakukan UGM dalam UTBK Tahun Ini Suasana SNBT di FEB UGM pada Jumat (3/5/2024). - Harian Jogja // Catur Dwi Janati 

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer - Seleksi Nasional Berbasis Tes (UTBK-SNBT) di UGM berlangsung dengan pemeriksaan ketat.

Pada periode beberapa tahun sebelumnya, pengawas berhasil mendapati perangkat di kerah baju peserta hingga device yang ditanam di telinga peserta ujian. Tak ingin kecolongan, para peserta diperiksa dengan metal detector secara menyeluruh sebelum masuk ruang ujian.

Advertisement

Sekretaris Direktorat Pendidikan dan Pengajaran, Sigit Priyanta menegaskan semua pengawas ujian telah dibekali SOP pemeriksaan para peserta ujian. Pertama, ketika peserta akan masuk ke lokasi ujian akan dicek dengan detektor logam atau metal detector. Hal ini untuk mengantisipasi adanya perangkat elektronik yang dibawa para peserta ke dalam ruang ujian.

Segala perangkat elektronik yang dibawa peserta akan dikumpulkan pada satu tempat dan baru bisa diambil setelah ujian. "Kita tidak mengizinkan peserta itu membawa device yang bisa dibawa ke ruangan. Ini bagian dari upaya kita untuk memastikan agar peserta tidak dibantu oleh pihak-pihak lain ketika ujian," tegas Sigit pada Jumat (3/5/2024) di Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM.

Pemeriksaan ketat dalam penyelenggaraan SNBT di UGM bukan tanpa alasan. Beberapa tahun silam, UGM lanjut Sigit pernah mendapati peserta ujian dengan peranti khusus yang dipasang di kerah baju. Peranti ini disembunyikan di dalam lipatan kerah baju. Device layaknya smartphone tersebut diungkapkan Sigit berfungsi untuk berkomunikasi dengan pihak luar.

Sementara sebuah perangkat kecil juga ditemukan dipasang pada bagian telinga untuk menerima suara. "Beberapa case sebelumnya ada yang memasang perangkat di kerah baju ada yang sampai di-inject ke telinga. Jadi perangkat-perangkat itu memang nyata ada dan digunakan. Dari pengalaman-pengalaman ini kita memastikan hal-hal itu diketahui pengawas ketika melakukan pengecekan di awal," lanjutnya.  

Untuk mengelabuhi pengecekan metal di area telinga, peserta menggunakan masker dengan tambahan tali yang memiliki material logam. Padahal, di telinganya terpasang perangkat khusus yang terindikasi mengarah pada praktik kecurangan. "Sekarang ini kan banyak juga yang menggunakan tambahan misalnya pakai masker. Kemudian maskernya di tali pakai logam, ini kan juga bagian-bagian untuk seperti mengelabuhi. Oh dia pakai logam tapi maksudnya untuk menali masker padahal sebenarnya di dalam telinganya mungkin ada [perangkat]. Ini bagian-bagian yang kita pernah temukan juga," tandasnya. 

BACA JUGA: UTBK UNS, Plt Rektor: Jangan Tergiur Iming-iming Lolos Seleksi dengan Uang

Karena itulah pengecekan secara menyeluruh dilakukan oleh pengawasa menggunakan detektor logam. Termasuk di area kancing baju, kerah baju, leher maupun telinga. "Yang case terakhir yang kita temukan itu kan dipasang di dalam kerah, dipasangi rangkaian seperti smartphone untuk komunikasi, kemudian speaker-nya ditanam di dalam telinga. Bener-bener ditanam di dalam [telinga]," tegasnya. 

Namun hingga pelaksanaan SNBT pada Jumat (3/5/2024) Sigit belum mendapatkan laporan adanya temuan-temuan indikasi kecurangan semacam ini. "Untuk periode ini kita tidak ada temuan yang spesifik untuk kasus-kasus itu. Itu [temuan] beberapa tahun yang lalu," lanjutnya. 

Selain pengecekan rinci dari ujung kaki hingga kepala dengan alat detektor logam, para pengawas akan memeriksa kesesuaian identitas peserta ujian dengan data peserta yang dikantongi oleh petugas. "Dicek kesesuaiannya, wajahnya, data-datanya dibuktikan dengan mereka membawa identitas seperti KTP, SIM atau pun ijazah," ungkapnya. 

Wakil Rektor Pendidikan dan Pengajaran UGM, ⁠Prof. Wening Udasmoro menambahkan bila upaya pengawasan juga dilakukan untuk mengantisipasi adanya praktik perjokian. "Untuk mencegah perjokian, ketidakjujuran dan sebagainya sudah ada mekanismenya," tandasnya. "Ketika masuk mereka tidak boleh bawa apa, dicek dan lain sebagainya," tegasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kemenperin Terbitkan Platform JIS dan Polimer untuk Percepatan Layanan Industri

News
| Sabtu, 28 September 2024, 22:37 WIB

Advertisement

alt

Menyusuri Assos, Permata di Aegean Utara Turki

Wisata
| Sabtu, 28 September 2024, 01:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement