Advertisement
Pariwisata Berkelanjutan Bisa Berkontribusi Kurangi Sampah

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Sustainable tourism atau pariwisata berkelanjutan saat ini sedang banyak digaungkan. Konsep berwisata dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan. Salah satunya dengan meminimalkan timbunan sampah di lokasi wisata.
Konsep pariwisata ini menjadi salah satu bahasan dalam Global Toursim Science and Vocational Education yang digelar di Stipram Jogja, Senin (6/5/2024). Konferensi internasional ini sebenarnya secara umum membahas tentang pariwisata sebagai sebuah ilmu tanpa harus ditopang ilmu lain. Meski demikian dalam berbagai paparan berkembang ke berbagai konsep pariwisata, salah satunya sustainable tourism.
Advertisement
"Materinya berkembang, termasuk bagaimana mensikapi masalah sampah, bagaimana menyiapkan pariwisata sustainable. Dimulai dari bisnis, harus berfikir untuk masa depan, di bidang SDM harus bisa diarahkan makin baik, siap memberikan layanan. Dari sisi lingkungan sosial dan alam menjadi seimbang," kata Mahasiswa Program Doktor Stipram Jogja Pranoto.
BACA JUGA : Desa Terindah di Sleman Menjadi Percontohan hingga Dunia Internasional
Ia mengatakan semakin banyak wisatawan yang datang tentu akan berkontribusi terhadap volume sampah, bahkan setiap seorang wisatawan diperkirakan menghasilkan 0,8 kilogram sampah. Oleh karenitu pariwisata berkelanjutan memang perlu digalakkan, sehingga ada keseimbangan antara industri pariwisata dengan alam tetap terjaga.
"Harus ada mitigasi terhadap jenis sampah, harus ada infrastruktur TPS3R yang dikembangkan destinasi wisata dan harus dimanfaatkan dengan maksimal. Kita harapkan TPS3R ini bisa mengolah sampah dari hasil wisatawan," ujarnya.
Selain itu, dibutuhkan komitmen pelaku pariwisata melakukan edukasi terhadap wisatawan yang datang. Misalnya sebaiknya wisatawan jangan menggunakan hal-hal yang banyak menghasilkan sampah mulai dari kemasan makanan atau kuliner di destinasi.
"Mempersiapkan arahan wacana untuk sadar wisata kepada calon wisatawan. Ada nilai dari sisi orang agar mau mengurangi bahan yang menimbulkan sampah. Indonesia memang tidak bisa sebersih Singapura karena di sini banyak aturan tetapi tidak diterapkan," ucapnya.
Konferensi itu dibuka oleh Menparekraf Sandiaga Uno melalui daring serta sejumlah pembiacara dari beberapa negara. Diikuti sedikitnya 200 peserta serta 15 orang pemakalah dengan jumlah total artikel 34 paper. Harapannya memberikan penguatan bahwa pariwisata bisa berdiri menjadi sebuah ilmu. Karena pariwisata belum bisa ditasbihkan menjadi ilmu karena menggandeng keilmuan bidang lain.
"Di luar negeri pariwisata sudah menjadi ilmu mandiri, bahkan sebenarnya pariwisata ini menjadi sumber dari segala ilmu karena muaranya di pariwisata. Kami berusaha mendorong itu," kata Ketua Stipram Jogja Suhendroyono.
Ia mencontohkan dari pemaparan narasumber asal Thailand bahwa saat ini di sebagian perguruan tinggi sudah memiliki kurikulum atau jurusan pariwisata dalam beberapa tahun terakhir. "Sehingga ilmu pariwisata bisa berkembang pesat dan mendukung destinasi yang ada," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI
Advertisement
Berita Populer
- Gandeng Tim Penggerak PKK, Pemkab Sleman Kembangkan Batik Lokal
- 13 Ribu Hewan Kurban Disembelih di Bantul, 285 Berpenyakit Cacing Hati
- Hari Raya Kurban, Bupati Harda Kiswaya Pantau Pembagian Hewan Kurban di Dua Tempat
- Polda DIY Salurkan Puluhan Hewan Kurban, Sasar Panti Asuhan hingga Pondok Pesantren
- Daftar Kereta Api Berangkat dari Jogja, 99 Ribu Kursi Disiapkan untuk Long Weekend Iduladha 2025
Advertisement
Advertisement