Advertisement

Promo November

Gandeng Pakar, SV UGM Bahas Inovasi dan Industrialisasi Peralatan Kebencanaan

Media Digital
Selasa, 21 Mei 2024 - 19:57 WIB
Arief Junianto
Gandeng Pakar, SV UGM Bahas Inovasi dan Industrialisasi Peralatan Kebencanaan Suasana kuliah umum The Marketplace Inovasi dan Industrialisasi Peralatan Kebencanaan pada Selasa (21/5/2024) di TILC SV UGM. - Harian Jogja/Catur Dwi Janati 

Advertisement

SLEMAN—Deputi Bidang Logistik dan Peralatan BNPB bersama ADEXCO (Asian Disaster Management and Civil Protection Expo and Conference) dan Sekolah Vokasi UGM menggelar The Marketplace: Inovasi dan Industrialisasi Peralatan Kebencanaan.

The Marketplace menjadi upaya beragam elemen untuk memperkuat sinergi dalam menanggulangi bencana di Indonesia. Agenda ini juga menjadi wadah untuk menjaring sumbangan saran, masukan dan inovasi dari para ahli bencana.

Advertisement

Berlangsung selama dua hari dari 20-21 Mei 2024, The Marketplace diisi dengan pameran alat kebencanaan. Terdapat sekitar 18 alat yang telah lolos kurasi dari 35 alat kebencanaan yang mendaftar untuk mengikuti pameran dalam acara ini.

Selain pameran, agenda ini juga menghadirkan kuliah umum kebencanaan dan workshop untuk mengembangkan kemitraan antara pemerintah, akademisi, lembaga usaha dan masyarakat dalam menciptakan inovasi peralatan kebencanaan berbasis produk dalam negeri.

Kuliah Umum menghadirkan Menkomarvest (2014-2015) yang juga menjabat Dewan Pembina CTIS, Prof. Indroyono Soesilo; Guru Besar Kebencanaan dan sekaligus Kepala BNPB 2008-2015, Mayjen TNI (Purn) Prof. Syamsul Ma’arif dengan moderator Dekan Sekolah Vokasi UGM, Prof. Agus Maryono.

Mengawali pemaparannya, Indroyono menjelaskan mengapa ada banyak potensi bencana Indonesia. Merunut jauh ke belakang, wilayah Indonesia saat ini sebelumnya tidak ada pada 50 juta tahun yang lalu.

Seiring terbentuknya wilayah kepulaan Indonesia, pergerakan tiga lempeng ke wilayah Indonesia selanjutnya menyebabkan berbagai bencana. Ketiga lempeng tersebut mencakup lempeng eurasia, lempeng pasifik dan lempeng Indo-Australia.  "Pergerakan tiga lempeng iki mengakibatkan gempa bumi, mengakibatkan erupsi gunung api, mengakibatkan tsunami dan lain sebagainya," kata Indroyono di TILC SV UGM, Selasa (21/5/2024).

Namun, pergerakan tiga lempeng ini pula lah yang membuat Indonesia disebut Indroyono kaya akan mineral, minyak dan gas bumi. Lokasi sumber daya mineral di Indonesia juga mengikuti pola geotektonik Indonesia. "Minyak dan gas bumi kita ada di jalur di belakangnya gunung api dari Sumatera sampai Jawa sampai Maluku," ungkapnya. 

Melihat potensi bencana yang tak bisa dilepaskan dari kondisi geotektonik Indonesia, penelitian maupun riset di bidang kebencanaan perlu terus digenjot. Termasuk implementasinya ke dalam bentuk produk dan peralatan. 

Itulah sebabnya, Indroyono mendorong peneliti termasuk Sekolah Vokasi UGM untuk mengajukan proposal riset dengan topik-topik teknologi kebencanaan yang siap dihilirisasi. Topik-topik kebencanaan perlu didorong agar mendapatkan pendanaan dan mendapatkan kesempatan untuk diimplementasikan ke dalam bentuk produk. 

Sementara itu Guru Besar Kebencanaan, Prof. Syamsul Ma’arif mendorong adanya knowledge management dalam bidamg kebencanaan. Bagaimana pengetahuan yang ada bisa dimanajemen agar terarsiap dan tidak hilang. "Memanajemen etnografi, memanajemen sains, memanajemen matematika, teknologi dan mesin," ungkapnya. 

Pengetahuan-pengetahuan tadi menurut Syamsul tak terpisahkan dari implisit knowledge. Manajerial pengetahuan tadi mencakup knowledge dalam konteks barat maupun timur. "Semua pengetahuan yang kita dapatkan itu semua berguna dengan catatan mari coba manajemn knowledge itu," ujarnya. 

BACA JUGA: Prof. Agus Maryono Jadi Guru Besar Pertama Sekolah Vokasi UGM

Dekan Sekolah Vokasi UGM, Prof. Agus Maryono menambahkan dengan adanya kemajuan teknologi yang ada, harusnya akan banyak membantu sektor kebencanaan. Meskipun mungkin ada efek disruption yang akan ditumbulkan. "Intinya dengan teknologi yang ada seharusnya kita tidak kemudian kelabakan menyelesaikan masalah ini [kebencanaan], asal kita bisa menggunakan teknologi itu dan menerapkan teknologi itu menjadi kenyataan di lapangan," ungkapnya. 

Sementara sosiologi yang melihat dari sudut pandang manusianya bukan dari peralatannya juga berperan penting dalam kebencanaan. "Knowledge manajemen tidak hanya sampai pada sirkulasi knowledge tapi knowledge itu menjadi realitas yang kita lihat," tegasnya. 

Seusai kuliah umum, The Marketplace menampilkan Workshop Kebencanaan yang dipandu langsung Deputi Bidang Logistik dan Peralatan BNPB, Lilik Kurniawan.

Agenda ini akan menghadirkan pemangku kepentingan dalam penanggulangan kebencanaan, antara lain Direktur Fasilitasi Riset dan Rehabilitasi Pendidikan LPDP, Wisnu Sardjono Soenarsi, Deputi Bidang Fasitilasi Riset dan Inovasi BRIN, Prof. Agus Haryono, Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia, Harkunti Pertiwi Rahayu, Direktur Tata Ruang, Pertanahan, dan Penanggulangan Bencana Bappenas, Triando Ersandi dan masih banyak lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan

News
| Jum'at, 22 November 2024, 16:17 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement