Singgih Sebut Pembatik Kian Banyak Seiring Penggunaan Batik di Masyarakat Semakin Tinggi
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo menyebut bahwa penggunaan pakaian dengan motif batik di kalangan masyarakat daerah ini semakin tinggi. karena itu pembatik atau pelaku usaha batik pun terus bertambah.
"Penggunaan batik di kalangan masyarakat Yogyakarta sangat tinggi, karena batik fleksibel, dipakai ke mana pun luwes, layatan, nikahan dan sebagainya bisa digunakan," kata Singgih usai membuka pelatihan bagi pelaku usaha batik di Jogja, Senin.
Advertisement
Menurut dia, bahkan di kalangan anak muda juga mulai menggunakan motif batik sebagai bagian dari fesyen mereka, namun dengan desain dan dengan variasi motif batik yang berbeda dengan kalangan seniornya.
"Karena itu, para pembatik atau pelaku usaha batik di kabupaten dan kota wilayah DIY ini cukup banyak seiring dengan permintaan akan batik itu sendiri yang kemudian cukup tinggi," katanya.
Dia mengatakan, oleh sebab itu, pentingnya kegiatan pelatihan berbasis kompetensi bagi sebanyak 25 pelaku ekonomi kreatif sub sektor kriya di DIY dengan fokus batik ini guna memberikan keterampilan lebih sekaligus sertifikasi bagi para pelaku batik itu sendiri.
"Pelatihan itu pertama menguatkan pengetahuan, keterampilan mereka akan batik itu sendiri, ini fokus ke batik cap, kalau batik tulis itu yang tingkatan paling tinggi, kemudian batik cap ini proses batik yang kemudian dikatakan bisa disegmentasi untuk menengah ke bawah," katanya.
BACA JUGA: Jadi Oleh-oleh, Batik Kian Diminati Wisatawan di Jogja
BACA JUGA: Bangga! IKM Kota Jogja Sm-art Batik, Jadi Pionir Industri Batik Halal di Indonesia
Dia mengatakan ada juga batik cap dengan kombinasi tulis dan sebagainya, yang juga menjadi bagian proses batik yang memang sudah diakui di kalangan semua.
Dia mengatakan selain untuk memberikan pengetahuan dan peningkatan keahlian dari para perajin batik, melalui pelatihan dan sertifikasi ini juga sebagai pengakuan atas kompetensi yang dimiliki dengan cara sertifikasi batik itu sendiri oleh lembaga sertifikasi.
"Sehingga value yang akan didapat oleh para peserta ini selain mendapat pengakuan bahwa mereka kompeten, pasti value lain akan ada, bahwa setelah itu mereka akan bisa meningkatkan kualitas produksinya," katanya.
Dengan demikian, kata dia, harapannya nantinya juga akan berdampak pada nilai atau value batik itu sendiri setelah mengikuti pelatihan berbasis kompetensi dan sertifikasi tersebut.
"Harapannya seperti itu, nilai jual akan semakin bisa bertambah, branding dari personal pembatik atau corporate batik sendiri akan meningkat kalau sudah mendapat sertifikat kompetensi," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Hasil Hitung Cepat Pilkada 2024, Jagoan PDIP Kalah di Empat Provinsi Besar
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Pilkada 2024, KPU Sleman Targetkan Partisipasi Pemilih 77%
- Komunitas Mobil Patah Hati: Mengangkut Jiwa-jiwa yang Pernah Kecewa
- Afnan-Singgih Pilih Santai Bersama Mas Marrel di Masa Tenang Pilkada Jogja
- Jadwal Terbaru KRL Jogja-Solo Rabu 27 November 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Stasiun Lempuyangan dan Stasiun Maguwo
- Jadwal Terbaru KRL Solo-Jogja Rabu 27 November 2024: Berangkat dari Palur Jebres, Stasiun Balapan dan Purwosari
Advertisement
Advertisement