Advertisement

Harga Masih Menggiurkan, Petani Bawang Merah di Parangtritis Mulai Tanam Serentak pada Awal Juli 2024

Stefani Yulindriani Ria S. R
Selasa, 25 Juni 2024 - 15:27 WIB
Abdul Hamied Razak
Harga Masih Menggiurkan, Petani Bawang Merah di Parangtritis Mulai Tanam Serentak pada Awal Juli 2024 Tanaman bawang merah di Srigading, Sanden Bantul. - Harian Jogja/Desi Suryanto

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL–Petani di Kawasan Pantai Selatan akan menanam bawang merah secara serentak pada awal Juli 2024. Hal ini tidak terlepas dari harga bawang merah yang menggiurkan pada tahun ini.

Pada musim tanam sebelumnya, petani bawang merah di pantai selatan Bantul telah panen pada Mei 2024. “Tanam serentak bawang merah [di Kawasan Parangtritis] 1 Juli 2024,” ujar petani bawang merah, Sadiman saat ditemui di lahan persawahannya di Kalurahan Parangtritis, Kretek, pada Senin (24/6/2024).

Advertisement

BACA JUGA: Akhir Pekan Harga Pangan Melonjak, Bawang Merah Mahal

Dia menuturkan saat ini para petani bawang merah di Kawasan Parangtritis masih dalam proses pengolahan lahan. Dia mengaku tidak ada kesulitan dalam pengairan lahan tersebut, meskipun telah memasuki musim kemarau. Hal itu lantaran lahan miliknya telah menggunakan pompa sumur bor dalam pengairannya.

Dia menuturkan tanaman bawang merah miliknya telah panen pada Mei 2024. Dalam panen tersebut, lahan 2 ribu meter persegi miliknya menghasilkan 14 kwintal bawang merah. Dia menuturkan jumlah produktivitas bawang merah miliknya menurun. Hal itu lantaran ada tanaman miliknya sempat terserang hama ulat.

Meski begitu harga bawang merah dalam panen tersebut tergolong tinggi. "Kemarin harganya agak lumayan, kemarin harga bawang merahnya sekitar Rp30 ribu per kilogram," ujarnya saat ditemui di Parangtritis, Kretek, Senin (24/6/2024).

Senada, petani lain di Kapanewon Srandakan, Joko Suyono mengaku saat ini masih proses mengolah lahan. Sebelumnya tanaman bawang merah miliknya telah panen pada Mei 2024. 

"Hasilnya [panen bawang merah pada Mei 2024] maksimal, harganya Rp30 ribu per kilogram," ujarnya. 

Sementara Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul, Joko Waluyo menyampaikan penanaman bawang merah di Kawasan Parangtritis terdiri dari lahan pasir dan lahan sawah. Penanaman bawang merah lahan sawah di kawasan tersebut ada sekitar 200 hektar, sementara penanaman bawang merah di lahan pasir mencapai ratusan hektar. 

Dia menuturkan penanaman bawang merah di lahan pasir kawasan Parangtritis sebagian besar telah menggunakan elektrifikasi. Sehingga, menurut Joko, petani tidak mengalami kendala dalam pengairan lahan pasirnya selama musim kemarau. 

Dia mengaku petani bawang lahan pasir telah menanam bawang merah secara bergiliran setiap bulan. Hal itu untuk mengantisipasi kenaikan harga bawang merah apabila tidak terjadi panen raya. “Setiap bulan ada yang panen dan tanam. Jadi bisa diatur panennya,” ujarnya. 

Sehingga menurut Joko dalam setahun ada sekitar 4-6 kali panen setahun. Apabila petani hanya menanam bawang, atau tidak tumpang sari dengan cabai, maka diperkirakan panen dapat mencapai 6 kali setahun. 

Untuk produktivitas pertanian bawang merah lahan pasir diperkirakan dapat mencapai 10-15 ton per hektar, sementara lahan sawah mencapai 20 ton per hektar. 

“Lahan pasir kan miskin unsur haranya. Musim kemarau tidak ada kendala, karena pakai elektrifikasi, off season,” ujarnya. 

Dia pun mengaku telah menyiagakan petugas untuk melakukan pengawasan terhadap serangan hama tanaman bawang secara intens. Dengan begitu, menurut Joko apabila ada serangan hama, dapat segera diantisipasi agar tidak terjadi penurunan produktivitas bawang merah. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Menteri Imigrasi & Pemasyarakatan Sebut Rehabilitasi Narkoba untuk Kurangi Kelebihan Kapasitas Lapas

News
| Rabu, 30 Oktober 2024, 07:37 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Makanan Ramah Vegan

Wisata
| Minggu, 27 Oktober 2024, 08:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement