Advertisement

Fokus Komoditas Cabai, BMKG Gelar Sekolah Lapang Iklim Di Kulonprogo

Lugas Subarkah
Minggu, 25 Agustus 2024 - 21:07 WIB
Maya Herawati
Fokus Komoditas Cabai, BMKG Gelar Sekolah Lapang Iklim Di Kulonprogo Tanaman cabai - Ilustrasi - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO—Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menggelar Sekolah Lapang Iklim (SLI) di Kulonprogo. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pertanian setempat.

SLI merupakan program yang dirancang untuk memberikan edukasi dan pemahaman kepada petani dan masyarakat tentang perubahan iklim agar mereka dapat beradaptasi dan memitigasi dampaknya terhadap sektor pertanian.

Advertisement

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan di tengah laju perubahan iklim yang kian cepat, petani Indonesia harus beradaptasi secepat mungkin, mengingat dampak perubahan iklim sudah sangat terasa, utamanya di sektor pertanian.

"Salah satu dampaknya adalah siklus hidrologi semakin cepat, angin semakin kencang, cuaca ekstrem, dan gelombang tinggi membuat abrasi. Nah, ini berdampak pada tanaman pertanian termasuk komoditas cabai," ujarnya melalui keterangan tertulis, Sabtu (24/8/2024).

Langkah adaptasi yang harus dilakukan oleh para petani, antara lain menyesuaikan pola tanam. Misalnya ketika BMKG telah memberikan informasi prakiraan musim kemarau sejak enam bulan sebelumnya, para petani dapat bersiap dan menyesuaikan jenis tanaman yang ditanam. “Langkah adaptasi ini akan meminimalkan kerugian bagi petani dan menjauhkan dari potensi gagal panen,” katanya.

Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2022 mencatat, produksi tanaman sayuran, termasuk cabai di DIY dalam setahun mencapai 3.365,51 ton cabai keriting, dan 1.519,77 ton cabai rawit.

Perihal laju perubahan iklim yang menyebabkan cuaca ekstrem, BMKG mampu memberikan informasi prakiraan cuaca tiga hari hingga sepekan. Informasi ini dapat dijadikan acuan bagi para petani untuk melakukan persiapan dan langkah mitigasi terhadap tanamannya agar tidak terdampak buruk.

"Kalau ada hujan lebat tanaman cabainya harus diapakan petani bisa lebih siap. Jika cabai langka maka harganya akan naik dan memengaruhi harga lainnya dan dapat menyebabkan inflasi," ujarnya.

BACA JUGA: KPU Keluarkan PKPU Nomor 8 Tahun 2024, Ini Sejumlah Pasal yang Terdampak

Kabid Hortikultura Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY, Wiwin Suryawati, menuturkan DIY menjadi salah satu provinsi lumbung pangan dan ketahanan pangan menjadi prioritas utama yang harus dijaga.

Untuk meningkatkan produksi pertanian harus memperhatikan perubahan iklim. SLI tematik adalah inisiatif yang tepat dan relevan dalam menghadapi tantangan tersebut.

"Dengan memfokuskan pada komoditas cabai di sini, kegiatan ini tidak hanya memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang informasi cuaca dan iklim dari BMKG, tapi juga memberdayakan petani untuk mengadaptasi teknik bertani sesuai dengan kondisi iklim yang terus berubah," katanya.

Agenda SLI melibatkan Bank Indonesia Perwakilan DIY, petugas penyuluh lapangan, dan petani cabai dari Kelompok Tani Gisik Pranaji, Sido Muncul, Gisik Wonotoro, Bangun Karyo, dan Janjang Wetan dengan jumlah peserta 55 orang.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Nikita Mirzani Diborgol Saat Hadiri Sidang di PN Jaksel

News
| Selasa, 01 Juli 2025, 11:57 WIB

Advertisement

alt

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah

Wisata
| Senin, 30 Juni 2025, 06:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement