Masih Jadi Penyakit Mematikan, Update Penanganan Stroke Perlu Dilakukan
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Soeradji International Conference (SIC) digelar dengan mengangkat tema Exploring Challenges Issues, Emerging Trends Neuro-Oncology & Neurovaskular di Hotel Sheraton Jogja, Jumat (13/9/2024) hingga Sabtu (14/9/2024). Seminar yang dihelat RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro ini membahas tren terkini penyakit neurovaskular seperti stroke yang morbiditasnya cukup tinggi.
Ketua Panitia Wisnu Baskoro menjelaskan kegiatan ini diikuti oleh 200 peserta yang berasal dari bidang kedokteran, dosen maupun perawat. Sejumlah narasumber dihadirkan dari luar negeri antara lain Jepang, Singapura dan United Kingdom. Materi ini menjadi prioritas pembahasan karena penyakit neurovaskular stroke menjadi pembunuh nomor satu selain jantung dan onkologi.
Advertisement
BACA JUGA : Cuaca Jogja Panas Terik, Dinkes Ingatkan Masyarakat Antisipasi Heat Stroke
"Kami ingin update perkembangan penanganannya penyakit neurovaskular stroke ini, karena di luar negeri itu sudah maju penanganannya. Harapannya teman dokter dan perawat bisa menambah wawasan penanganannya, share ilmu pengetahuan," katanya
Menurutnya Kemenkes sudah mengarahkan agar rumah sakit memprioritaskan untuk neruovaskular dan neuro-onologi. Penyakit ini memiliki angka morbiditasnya cukup tinggi. Oleh karena itu transfer ilmu dari pakar luar negeri sangat diperlukan sehingga para dokter dan perawat di Indonesia memiliki gambaran untuk diterapkan di rumah sakit. "Sehingga pesertanya ini ada dokter, perawat dari berbagai rumah sakit di Indonesia," ujarnya.
Ia mengatakan stroke seringkali baru terdeteksi saat sudah parah dan mendadak. Di sisi lain, Indonesia yang belum maksimal terkait skrining gangguan neurovaskuler. Melalui deteksi dini sebenarnya bisa dilakukan penanganan agar tidak megara ke stroke. "Karena kalau sudah terkena stroke, morbiditasnya dan mortalitasnya tinggi, ada cacat dan sebagainya," kata dokter spesialis bedah saraf ini.
Orang memiliki gejala seperti stroke harus segera dibawa ke rumah sakit. Karena ada dua jenis stroke seperti pendarahan dan penyumbatan dengan penanganan terapi yang berbeda. Khususnya pendarahan harus diantisipasi karena tercatat paling memiliki risiko kematian.
"Di sisi lain perlu diatur gaya seperti mengurangi obesitas, jangan merokok, harus banyak gerak, makan buah dan vitamin," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Pemerintah Diminta Segera Keluarkan Aturan Turunan UU Kesejahteraan Ibu dan Anak
Advertisement
Mingguan (Jalan-Jalan 14 Desember) - Jogja Selalu Merayakan Buku
Advertisement
Berita Populer
- Menurunnya Kunjungan Wisman Jadi Tantangan Pengurus Baru Asita DIY
- Sempat Ditutup, SPBU Janti Kembali Dioperasikan dengan Sistem KSO Pertamina Retail
- Polres Kulonprogo Lakukan Rekayasa Lalu Lintas di Kawasan Wisata Selama Libur Natal dan Tahun Baru
- TPS3R Caturharjo Jadi Satu-satunya Tempat Pengolahan Sampah di Bantul yang Fokus pada Sampah Plastik
- Kembangkan Komersialisasi Seni, ISI Jogja Jajaki Kolaborasi dengan Korea Selatan
Advertisement
Advertisement