Advertisement

Promo Desember

Belasan Orang Suspect Radang Otak di DIY sejak 2015, Dinkes Bantul Gencarkan Imunisasi JE

Stefani Yulindriani Ria S. R
Kamis, 03 Oktober 2024 - 18:27 WIB
Arief Junianto
Belasan Orang Suspect Radang Otak di DIY sejak 2015, Dinkes Bantul Gencarkan Imunisasi JE Ilustrasi imunisasi. - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Beberapa orang yang suspek penyakit radang otak ditemukan di Bantul. Itulah sebabnya Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul menggencarkan imunisasi Japanese Encephalitis (JE).

Saat ini capaian imunisasi JE di Bantul hampir 50%. Meski begitu, Dinkes Bantul mengakui masih ada orang tua yang menolak pemberian imunisasi JE. 

Advertisement

Berdasarkan data Dinkes Bantul, ada 13 orang yang mengalami radang otak di DIY. Jumlah tersebut terdiri dari 6 orang dari temuan tahun 2015, 6 orang temuan tahun 2016 dan 1 orang temuan tahun 2017. 

Kepala Seksi Surveilans, Imunisasi dan Penyehatan Lingkungan, Dinkes Bantul, Elina Chrisniati menyampaikan ada beberapa orang yang ditemukan suspect penyakit radang otak di Bantul beberapa bulan lalu. Meski begitu, anak tersebut dinyatakan hanya suspek, ketika diperiksa di laboratorium anak tersebut dinyatakan negatif penyakit radang otak. 

Elina menilai imunisasi JE penting untuk mencegah penyakit radang otak yang dapat menyerang anak-anak. 

“Ini sangat penting sekali untuk mencegah anak kita dari radang otak, jangan sampai anak kita terkena itu. Di Jogja sudah ada penyakit radang otak itu, ini mumpung ini gratis, kalau berbayar mahal,” katanya Kamis (3/10/2024).

Dia menyampaikan imunisasi JE telah mencapai 44,4% pada akhir September 2024. Dia menyampaikan sebelumnya imunisasi JE telah diberikan pada 3 September. Imunisasi tersebut akan berakhir pada 31 Oktober 2024. 

Erlina menuturkan kendala yang dialami yaitu masih ditemukan beberapa orang tua yang menolak anaknya diberikan imunisasi JE. 

“Memang ada beberapa penolakan seperti itu [orang tua menolak anaknya diberikan imunisasi JE] adanya di kantong tertentu, ini sudah diupayakan untuk tetap kami capai sasarannya,” ujarnya. 

Terhadap orang tua yang masih menolak pemberian imunisasi JE pada anaknya, maka Dinkes Bantul memberikan tenggang waktu hingga akhir Oktober 2024. Mereka akan berupaya memberikan edukasi terkait imunisasi JE pada orang tua anak selama itu. 

Dia menuturkan Dinkes Bantul telah memetakan sasaran anak yang diberikan imunisasi JE di Bantul mencapai 193.756 orang. Jumlah tersebut terdiri dari anak dengan rentang usia mulai 9 bulan hingga sebelum 15 tahun. 

Saat ini imunisasi JE baru diberikan dengan sasaran anak sekolah. Imunisasi tersebut dilakukan dengan kerjasama antara pihak sekolah dengan puskesmas setempat. Kemudian, nantinya setelah imunisasi dengan menyasar anak sekolah tersebut rampung, maka petugas puskesmas akan memberikan imunisasi JE pada anak-anak di Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). 

“[Beberapa] anak di posyandu sudah [diberikan imunisasi JE]. Karena masing-masing puskesmas berbeda jumlahnya [sasaran imunisasi JE]. Yang [imunisasi JE] sekolah sudah selesai, mulai ke posyandu atau di-mix,” katanya.

BACA JUGA: Ini Pentingnya Vaksinasi JE, Dinkes Gunungkidul: Tak Ada Obat untuk Virus Radang Otak

Dari pemberian imunisasi JE yang telah dilakukan, beberapa anak mengalami beberapa gejala berupa demam ringan, dan pembengkakan di area suntikan pasca imunisasi. Menurut Elina beberapa kasus yang dilaporkan efek samping tersebut menyerang anak balita. Meski begitu menurutnya jumlah tidak mencapai belasan kasus. 

Dia menuturkan gejala tersebut masih didalami penyebabnya. Menurut Elina, gejala tersebut bisa juga bukan berasal dari pemberian imunisasi JE, namun karena daya tahan tubuh anak sedang melemah, sehingga terkena penyakit lain yang datang bersamaan dengan imunisasi tersebut. 

Dia memastikan saat ini seluruh anak yang mengalami gejala tersebut telah tertangani. Untuk anak yang mengalami gejala yang dapat ditangani di rumah, anak tersebut telah diberikan obat sesuai tata laksana penanganan gejala yang ada. Untuk anak yang perlu rujukan dapat diberikan rujukan melalui fasilitas pelayanan kesehatan [fasyankes] setempat. 

Sementara itu, Kepala Dinkes Bantul, Agus Tri Widiyantara menyampaikan meskipun beberapa tahun lalu di DIY ditemukan kasus JE, tetapi menurut Agus di Bantul belum pernah ditemukan penyakit tersebut. 

“Saat ini belum ada obat untuk penyakit JE, namun penyakit ini dapat dicegah dengan imunisasi,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Sekda Kota Semarang Diperiksa KPK Terkait Dugaan Pungutan kepada Pegawai

News
| Sabtu, 21 Desember 2024, 18:57 WIB

Advertisement

alt

Mulai 1 Januari 2025 Semua Jalur Pendakian Gunung Rinjani Ditutup

Wisata
| Sabtu, 21 Desember 2024, 10:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement