Menikah Tidak Perlu Ditakutkan, Tapi Harus Dipersiapkan
Advertisement
JOGJA–Istilah Marriage Is Scary menjadi tren akhir akhir ini di media sosial. Tren ini membuat pasangan yang sudah masuk usia nikah menjadi takut untuk menikah. Gerakan Marriage Is Scary ini ternyata sangat berdampak.
Amin Nurohmah dari Pusat Studi Gender Universitas Islam Indonesia (UII) mengatakan gerakan Marriage Is Scary yang menjadi tren sudah berdampak. Berdasarkan data nasional sejak tiga tahun terakhir, kata dia, terjadi penurunan angka pernikahan, bahkan pada tahun 2023 angka pernikahan secara nasional kurang dari 2 jutaan.
Advertisement
Kondisi itu terjadi di hampir semua wilayah Indonesia, terutama di kota-kota besar yang memiliki akses internet, utamanya media sosial.Menurutnya, banyak aspek yang mempengaruhi sehingga hastag Marriage Is Scary itu muncul. Bisa dari individu maupun lingkungan yang menjadi pertimbangan seseorang memutuskan untuk mengurangkan menikah.
“Dari individu mungkin ia pernah trauma di keluarga, dari lingkungan karena sering mengakses media sosial dan di media sosial ada gerakan Marriage Is Scary jadi mempengaruhi. Ditambah lagi masifnya pemberitaan orang-orang tersohor yang cerai, kemudian kasus-kasus KDRT yang muncul ke publik,” katanya dalam talkshow Trend Marriage Is Scary: Ekspose Kehidupan Pernikahan yang potensial Merusak Mental di radio Star Jogja FM, Jumat (11/10/2024). Talkshow ini terselenggara berkat kerjasama Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DP3AP2) DIY.
BACA JUGA: Perempuan Lebih Rentan dari Dampak Perubahan Iklim
Sebenarnya, lanjut, Amin, tren Marriage Is Scary secara global juga sudah terjadi, misalnya di Jepang, Bahkan di Jepang orang yang hamil dan melahirkan akan mendapatkan uang secara cuma-cuma untuk menjaga generasi mendatang.
Kondisi yang sama juga menjadi perhatian di Indonesia. Ia mengungkapkan jika tren takut menikah terus menerus dikampanyekan dikhawatirkan berdampak serius bagi kelangsungan generasi yang akan datang.
Menurutnya kekhawatiran untuk menikah emang wajar, karena menikah itu untuk jangka panjang, sampai seumur hidup dan bukan untuk sehari sampai dua hari. namun kekhawatiran itu tidak lantas membuat takut berlebihan, terutama setelah mendapat informasi yang berseliweran di media sosial. “Kalau sudah siap menikah dari sisi usia, mental, finansial kenapa tidak untuk menikah,” ujarnya.
Amin menyarankan kepada para remaja yang akan menikah untuk mempersiapkan diri segala sesuatunya sebelum melanjutkan ke pernikahan. Selain siap mental, finansial, juga harus dipersiapkan adalah ilmu tentang keluarga dan juga membangun komunikasi setelah berkeluarga.
“Sebelum menikah ni jangan hanya banyak komunikasi yang basa basi, misalnya udah makan atau belum, lagi apa, dimana?. Tapi bagaimana membicarakan pasca nikah, misalnya pembagian peran pengasuhan anak, diskusi soal keuangan keluarga, sampai ke pendidikan anak,” sarannya.
Kepala Balai Perlindungan Perempuan dan Anak DIY Beni Kusambodo mengatakan selama ini kasus-kasus kekerasan dalam rumah tangga yang ditanganinya sebagian besar latar belakangnya karena persoalan ekonomi. karena itu penting bagi pasangan remaja yang akan melangsungkan pernikahan untuk mempersiapkan diri secara mental, fisik, dan juga ekonomi.
Untuk meminimalisir kasus-kasus negatif dalam pernikahan, pihaknya sudah membuka berbagai layanan, salah satunya Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) yang ada di tingkat provinsi sampai kabupaten kota. Layanan tersebut terbuka untuk konsultasi bagi remaja pranikah, maupun pasangan yang sudah menikah.
“Lewat Puspaga ini kami berikan edukasi bahwa pernikahan bukan sesuatu menakutkan tapi perlu dipersiapkan, dari sisi kesiapan mental finansial dan fisik,” katanya. (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
687 Warga Negara Asing Terjaring Operasi Jagratara, Pelanggaran Izin Tinggal Mendominasi
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Lima Truk Dam Asal Jogja Buang Sampah ke Saptosari Gunungkidul, Sopir Diamankan Polisi
- Catat! Malam Jumat Kliwon Pekan Depan Ada Sendratari Sang Ratu di Parangkusumo
- 124 Warga Sidomulyo Sleman Terima Ganti Rugi Tol Jogja-Solo Seksi 3 Sebesar Rp53 Miliar
- Tok! Eks Dirut PT Tarumartani Divonis 8 Tahun Penjara atas Dugaan Korupsi Rp8,7 Miliar
- 500 Kiai dan Nyai Sebut Harda-Danang sebagai Pilihan Tepat untuk Sleman Baru
Advertisement
Advertisement