Advertisement

Antisipasi Potensi KLB, Dinkes Jogja Perkuat Sistem Kewaspadaan Dini

Lugas Subarkah
Rabu, 23 Oktober 2024 - 15:47 WIB
Abdul Hamied Razak
Antisipasi Potensi KLB, Dinkes Jogja Perkuat Sistem Kewaspadaan Dini Dinas Kesehatan Jogja gelar pelatihan petugas surveilans puskesmas untuk tatalaksana KLB di masyarakat, beberapa waktu lalu. - ist Dinkes Jogja

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Dinas Kesehatan Kota Jogja menerapkan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR) untuk mendeteksi dini penyakit yang berpotensi menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB). Dengan diketahui sejak dini, tindakan pencegahan dapat segera dilakukan.

Kabid Pencegahan, Pengendalian Penyakit, Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Dinas Kesehatan Kota Jogja, Lana Unwanah, menjelaskan SKDR mencakup kegiatan surveilans berbasis indikator atau indicators based surveillance dan surveilan berbasis kejadian atau event based surveillance.

Advertisement

BACA JUGA: Penyakit Tidak Menular pada Anak Meningkat, Pengamat: Saatnya Membuat Regulasi Jajanan Olahan!

“Surveilans berbasis indikator dilakukan dengan menggunakan data penyakit yang diperoleh dari deteksi kunjungan pasien harian di puskesmas. Data penyakit dikompilasi secara berkala pada setiap pekan, hasil kompilasi akan memunculkan data penyakit potensial KLB,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (23/10/2024).

Jika ditemukan penyakit yang melebihi nilai ambang, selanjutnya dikategorikan sebagai kasus alert atau perlu diwaspadai. Setiap penyakit menular memiliki ambang batas yang berbeda-beda. Munculnya alert ditindaklanjuti dengan verifikasi dan validasi oleh puskesmas.

“Hal ini untuk memastikan kebenaran melalui kepastian gejala klinis, riwayat kejadian atau paparan, dan pemeriksaan spesimen untuk pemeriksaan laboratorium pada kasus tertentu. Jika hasil verifikasi benar ditemukan kasus, maka langkah selanjutnya merespons dengan penyelidikan epidemiologi dan rencana tindak lanjut kesehatan masyarakat untuk pencegahan penularan,” katanya.

Di sisi lain, penyakit potensial KLB dapat muncul secara tiba-tiba dan tidak terdeteksi dalam pencatata di fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) dan sudah menyebar karena adanya faktor risiko penularan yang mendukung.

Epidemiolog dan Ketua Tim Kerja Surveilans Pusat Data dan Sistem Informasi, Solikhin Dwi R, menuturkan munculnya penyakit potensial KLB yang tiba-tiba sangat mungkin terjadi karena adanya mobilitas dan interaksi antar penduduk keluar dan masuk Kota Jogja.

“Sebagai contoh, tiba-tiba seorang penduduk mengalami sakit dengan gejala demam, sakit kepala, lemas, muncul benjolan di ketiak, ruam di dekat anus, kulit, dekat mata kemudian ruam berubah bintik berisi nanah dan cairan dan setelah enam hari ruam mengering selanjutnya berubah jadi keropeng. penyakit yang tidak terdeteksi di fasyankes tiba-tiba muncul,” paparnya.

Penyakit tersebut tidak tertangkap pada pencacatan di fasyankes sehingga ada kemungkinan orang yang sakit tersebut tertular dari orang sakit yang sama dari daerah endemis karena kunjungan atau dikunjungi. “Untuk menangkap kejadian seperti ini, kami menerapkan surveilan berbasis kejadian,” katanya.

Surveilans berbasis kejadian bersifat komplementer atau untuk melengkapi surveilans berbasis indikator. Di Kota Jogja, Surveilan berbasis kejadian dilakukan dengan deteksi dini penyakit di masyarakat melalui jaring informasi berupa berita, rumor, kejadian mencurigakan terkait dengan kesakitan dan kematian, munculnya faktor risiko dan permasalahan kesehatan lainnya.

“Selanjutnya dilakukan verifikasi informasi yang diperoleh, jika informasi valid reabel selanjutnya dilakukan respons epidemilogi dengan investigasi dan respons public health dengan tatalaksana kasus dan pencegahan penularan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Profil Jenderal Purnawirawan Dudung Abdurachman, Penasihat Bidang Pertahanan Presiden Prabowo

News
| Rabu, 23 Oktober 2024, 16:47 WIB

Advertisement

alt

Menengok Lagi Kisah Ribuan Prajurit Terakota Penjaga Makam Raja di Xian China

Wisata
| Kamis, 17 Oktober 2024, 22:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement