Advertisement

Promo November

Kreatif, Perajin di Bantul Ini Bikin Gamelan Perunggu

Jumali
Sabtu, 26 Oktober 2024 - 12:17 WIB
Abdul Hamied Razak
Kreatif, Perajin di Bantul Ini Bikin Gamelan Perunggu Giyanto, saat menabuh gamelan perunggu bikinan rumah produksinya di Gilangharjo, Pandak, Bantul, Sabtu (26/10/2024) - Harian Jogja/Jumali

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Inovasi terus dikembangkan oleh perajin gamelan di Kalurahan Gilangharjo, Pandak, Bantul. Mulai tahun ini, mereka mulai membuat gamelan perunggu.

Pemilik Omah Nglaras, di Padukuhan Kadekrowo, Gilangharjo, Pandak, Bantul, Giyanto mengungkapkan, pihaknya memang biasa membuat gamelan. Hanya saja, mulai tahun ini, ada inovasi yang dikembangkannya, yakni membuat gamelan perunggu. Di mana, bahan yang digunakan untuk membuat gamelan tersebut adalah campuran tembaga dan timah putih.

Advertisement

BACA JUGA: Hajad Dalem Sekaten, Mengenal Sejarah Sepasang Gamelan Gangsa Sekati

“Kami gunakan timah putih dari Bangka. Sejatinya ini baru akan kami launching tahun ini,” katanya Sabtu (26/10/2024).

Giyanto mengungkapkan, salah satu alasan pihaknya berani membuat gamelan perunggu, karena di DIY belum ada yang membuat. Biasanya para perajin hanya berani membuat gamelan dari bahan kuningan, baja dan plat besi. Selain itu, pembuatan gamelan perunggu sangat berbeda dibandingkan gamelan ari bahan kuningan, baja dan plat besi.

“Proses pembuatan gamelan perunggu lebih lama dan lebih rumit dibandingkan gamelan jenis lainnya. Untuk gamelan dari plat besi kan tinggal memotong besi dan terus dipukul sambil mencari nada dan setelah itu tinggal finishing sudah jadi. Nah, ini proses untuk membuat gamelan perunggu ini prosesnya, lebih lama,” jelasnya.

Untuk membuat satu set demung dari perunggu, Giyanto menyatakan dibutuhkan waktu 3 hari. Sedangkan untuk membuat satu set saron dari perunggu butuh waktu 2 hari, sementara untuk pembuatan satu set peking butuh waktu sehari. “Semua dikerjakan oleh empat orang. Dan karena kami pemula, maka kami kerjakan dengan 4 orang,” paparnya.

Giyanto menceritakan untuk membuat gamelan perunggu, biasanya para pekerja akan mengumpulkan timah dan tembaga. Kedua bahan akan ditimbang dengan perbandingan 3 banding 10. Di mana 3 timah 10 tembaga. Setelah ditimbang, maka bahan itu dicairkan pada wadah dari tanah liat. Setelah itu dibakar sampai mencair. Setelah itu adonan akan dituang di cetakan pembuatan bahan. Usai dicetak, nanti adonan akan diproses lagi dengan membuat bilahan-bilanhan. Setelah itu, pekerja akan menimbang sesuai dengan bilahan yang dibutuhkan.

“Semisal butuh 3 kilo, nanti kita pecah-pecah dan dibakar lagi di wadah tanah liat. Setelah 25 menit sudah mencair dan dicetak di cetakan untuk demung dan saron. Setelah bahan dingin, tinggal dicongkel dan dibakar serta finishing,” jelasnya.

Menurut dia, kesulitan yang didapatkan saat pembuatan gamelan perunggu adalah dalam hal penentuan nada. Oleh karena itu, para pekerja menerapkan ilmu mengingat-ingat. Sebab, jika adonan terlalu merah, jika dipukul bisa pecah dan retak.

“Terlalu mentah juga bisa retak dan pecah. sehingga kita gunakan ilmu titen untuk penempaan. Setelah itu finishing sambil cari nadanya,” ungkapnya.

Untuk kualitas suara, Giyanto menjamin suara yang dihasilkan dari gamelan perunggu memiliki resonasi lebih panjang dan mantap. Ini berbeda dengan gamelan dari bahan besi, meski memiliki resonasi yang panjang, namun suaranya tidak mantap.

Disinggung mengenai harga yang dibanderol untuk gamelan perunggu, dia menyatakan, bisa mencapai lima kali lipat dibandingkan harga gamelan dari bahan lainnya. Untuk harga demung dengan bahan perunggu dijual Rp15 juta, padahal jika dengan bahan yang biasa yakni besi hanya dijual RP3 juta.

“Untuk satu set gamelan yang terdiri dari saron demung bisa dari baja dan besi, gender-gender dari kuningan dan gong—gong dari kuningan itu biasanya Rp135 juta. Tapi kalau satu set gamelan dengan bahan perunggu kami jual Rp650 juta. Itu satu set bahannya perunggu semua,” ucap Giyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Prediksi BMKG: Sebagian Besar Wilayah Indonesia Diguyur Hujan

News
| Minggu, 24 November 2024, 07:47 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement