Advertisement
Populasi Sapi Perah di Bantul Menipis, DKPP Harap Ada Bantuan dari Kementan
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL--Dinas Ketahanan Pangan dan Petenakan (DKPP) Kabupaten Bantul berharap ada bantuan sapi perah dari Kementrian Pertanian dalam waktu dekat. Pasalnya, pada 2023 dan 2024, DKPP Kabupaten Bantul menyebut jika populasi sapi perah sangat sedikit dan bahkan tidak ada.
"Padahal pada era 1980an, banyak sapi perah di Kabupaten Bantul. Namun, dalam perkembangannya saat ini, populasinya tidak ada," kata Kepala DKPP Kabupaten Bantul Joko Waluyo, Rabu (13/11/2024).
Advertisement
Sementara berdasarkan data BPS, jumlah sapi perah di Kabupaten Bantul terus mengalami penurunan. Pada 2021, BPS mencatat ada 68 ekor sapi perah. Jumlah tersebut menurun menjadi 29 ekor sapi perah pada 2022. Lalu pada 2023 ada 28 ekor sapi perah dan 2024 tidak ada.
Joko sendiri enggan menyebutkan kenapa sapi perah di Bantul terus menurun, bahkan saat ini tidak ada. Meski demikian, Joko mengaku pihaknya tetap berkeinginan agar mendapatkan bantuan sapi perah tersebut, kata Joko, sampai saat ini belum terealisasi. DKPP akan berusaha meminta bantuan dari Kementan agar mendapatkan bantuan berupa sapi perah secepatnya.
"Karena kami melihat, di Bantul potensial untuk bagi pengembangan sapi perah," jelas Joko.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan DKPP Bantul Novriyeni mengatakan, saat ini sejatinya populasi sapi perah di Kabupaten Bantul masih ada. Hanya saja jumlahnya tidak sampai belasan.
"Sejauh ini hanya ada beberapa. Seperti di Banguntapan itu ada dengan skala kecil, sekitar 10an sapi perah. Itu pun, kandangnya dilakukan modifikasi, karena sapi perah butuh treatmen khusus, utamanya dalam hal suhu," katanya.
Yeni mengungkapkan, sejatinya Bantul pernah berjaya dengan sapi perahnya pada 1980an. Hanya saja, dalam perkembangannya, para peternak memilih membudidayakan sapi potong, ketimbang sapi perah. Sebab, selain karena kondisi alam yang tidak cocok, harga susu yang dibeli oleh para tengkulak cenderung rendah.
"Oleh karena itu, akhirnya populasinya terus menurun. Peternak lebih suka membudidayakan sapi potong. Karena perawatannya juga lebih mudah dan harganya cenderung tinggi," ungkapnya.
Meski ada kendala dalam hal cuaca, Yeni mengaku pengembangan sapi perah di Bantul sejatinya masih memungkinkan. Para peternak yang ingin mengembangkan sapi perah harus melakukan modifikasi kandang, karena sapi perah butuh suhu ideal antara 22 °C–24 °C. Selain itu, sapi perah pun khusus yang merupakan sapi peranakan sapi negara sub tropis dengan lokal.
"Tinggal dimodifikasi saja kandangnya. Ditambah kipas, agar suhunya tetap terjaga. Selain itu, hijauan pakannya harus lebih banyak, karena diambil susunya dan minumnya juga harus banyak,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Kementerian Komdigi Mempercepat Transformasi Digital Indonesia
Advertisement
Festival Angkringan Kembali Digelar di Pasar Ngasem, Ini Jadwalnya
Advertisement
Berita Populer
- Ini Rekayasa Lalu Lintas yang Disiapkan Dishub Bantul saat Libur Natal dan Tahun Baru
- Bea Cukai Yogyakarta Teguhkan Komitmen Anti Korupsi
- Satpol PP Bantul Tetap Galakkan OTT Sampah Meski Libur Natal dan Tahun Baru
- Dishub Sleman Siapkan Jalur Alternatif dan Rambu Petunjuk Jalan selama Libur Natal dan Tahun Baru 2025
- Komisi B DPRD Bantul: Harusnya Dispar Optimistis Jumlah Wisatawan saat Nataru Bakal Meningkat
Advertisement
Advertisement