Advertisement

Promo November

Upaya Akselerasi Desa Wisata Wukirsari Terkendala Anggaran dan Keberadaan Terminal

Jumali
Senin, 18 November 2024 - 12:17 WIB
Ujang Hasanudin
Upaya Akselerasi Desa Wisata Wukirsari Terkendala Anggaran dan Keberadaan Terminal mantan Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno didampingi Bupati Bantul Abdul Halim Muslih saat menandatangani prasasti peresmian Desa Wukirsari sebagai Desa Wisata Terbaik di Wukirsari, Bantul, DIY. Minggu (28/5/2023). ANTARA - Hery Sidik.

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL--Pemerintah Kalurahan Wukirsari, Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul terus melakukan akselerasi usai Desa Wisata Wukirsari ditetapkan sebagai satu dari 55 desa wisata terbaik dunia 2024 oleh UNWTO.

Pasalnya, usai penetapan Desa Wisata Wukirsari oleh UNWTO, banyak wisatawan mulai mengunjungi tempat tersebut. Hanya saja, upaya akselerasi mengalami kendala dalam hal pendanaan dan keberadaan terminal. 

Advertisement

"Seperti hari ini, ada kunjungan dari beberapa pihak. Ada dari Kemenparekraf, lalu dari Sidoarjo, dan ada juga kunjungan dari Canada dan Amerika. Untuk itu kami harus melakukan akselerasi agar Desa Wisata Wukirsari ini lebih dikenal dan lebih banyak dikunjungi wisatawan," kata Lurah Wukirsari Susilo Hapsoro, Senin (18/11/2024).

Menurut dia, saat ini pihaknya akan memaksimalkan sejumlah sarana dan prasarana yang telah ada untuk menyambut para wisatawan. Salah satunya adalah dengan mengoptimalkan bantuan dari Dana Keistimewaan (Danais) DIY. Pada 2024, Susilo menyebut pihaknya telah mendapatkan kucuran dana sekitar Rp1,125 miliar untuk pengembangan wilayah dan wisata.

"Di 2024 kemarin kami dapat untuk pengembangan kampung pramuka senilai Rp500 juta, lalu untuk pengadaan 1 unit suttle wisata dan lima unit skuter listrik sekitar Rp250 juta. Sisanya untuk kampung berkah. Dan ini sudah dilaksanakan," imbuhnya.

BACA JUGA: Resmi! Wukirsari Jadi Satu Dari 55 Desa Wisata Terbaik Dunia 2024

Pada 2025, Susilo mengaku kembali mengajukan anggaran menggunakan Danais DIY sebesar Rp5 miliar, untuk pengembangan kampung pramuka, Desa Wisata Wukirsari, kampung berkah dan kampung Mataraman. Hanya saja, sampai saat ini kata Susilo belum ada kejelasan, terkait berapa besaran anggaran pengajuan yang akan diterima.

"Lalu kami juga akan mengoptimalkan bantuan dari Pemkab Bantul yang akan memberikan anggaran senilai Rp200 juta untuk peningkatan kapasitas pelaku wisata dalam bentuk pelatihan bahasa Mandarin dan Jepang," jelasnya.

Ke depan, Susilo juga ingin mengembangkan wilayah tersebut sebagai kampung Inggris. Sebab, saat ini sudah banyak wisatawan yang datang ke Desa Wisata Wukirsari.

Sekretaris Desa Wisata Wukirsari, Ahmad Bahtiar mengungkapkan, saat ini wilayahnya sudah banyak dikenal. Hal ini dibuktikan dengan cukup tingginya kunjungan wisatawan ke desa wisata tersebut.

Pada 2020, Bahtiar menyatakan ada sebanyak 7.000 pengunjung. Lalu 2021, karena adanya pandemi Covid-19, sama sekali tidak ada pengunjung ke Desa Wisata Wukirsari. Lalu setelah itu, pada 2022, jumlah pengunjung ke Wukirsari mencapai 24.530 orang, meningkat menjadi 40.000 orang pada 2023.

“Sekarang di 2024, per bulan kami ada 7.000 orang datang. Dan, setelah kami menjadi satu dari 55 desa wisata terbaik dunia 2024, kami yakin jumlahnya akan semakin meningkat. Untuk itu kami harus bersiap," jelasnya.

Kendala Terminal dan Anggaran

Meski demikian, rencana akselerasi agar wisatawan yang datang ke Wukirsari, dipastikan akan mengalami kendala. Sebab, rencana pembangunan Terminal Imogiri yang nantinya akan menyatukan antara terminal penumpang dan terminal wisata tahun 2025 dipastikan tidak terlaksana.

Pasalnya, meski telah ada Detail Engineering Design (DED) Terminal Imogiri. Namun, kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bantul Singgih Riyadi, pembangunan Terminal Imogiri yang akan menelan anggaran Rp12,6 miliar menggunakan Danais dan diajukan sejak 2022 belum bisa terealisasi di 2025.

"Tapi, kami tetap usahakan. Kami ajukan lagi. Memang di 2025 belum bisa terealisasi," katanya.

Singgih mengungkapkan, salah satu alasan pihaknya mengajukan pembangunan Terminal Imogiri menggunakan Danais karena kawasan tersebut adalah bagian dari kawasan satuan ruang strategis (SRS). Sebab, saat ini, kondisi Terminal Imogiri yang aspalnya sudah mulai rusak perlu dilakukan perbaikan. Selain itu, saat ini tempat tunggu penumpang perlu diberikan atap. 

Sementara, saat ini, kata Singgih, ada puluhan bus antar kota antar provinsi (AKAP) yang singgah di sana setiap hari. "Oleh karena itu kami menilai perlu dilakukan pembangunan ulang untuk Terminal Imogiri," jelasnya.

Paniradya Pati Kaistimewan, Aris Eko Nugroho mengakui telah menerima usulan pembangunan Terminal Imogiri dengan Danais tersebut. Meski demikian, pembangunan Terminal Imogiri belum dapat dilakukan dengan Danais tahun 2025. "Karena tahun ini Danais banyak penyesuaian” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

DPR Gelar Uji Kelayakan dan Kepatutan Capim KPK, Berlangsung Selama 4 Hari

News
| Senin, 18 November 2024, 14:17 WIB

Advertisement

alt

Museum Topeng Cirebon Mulai Dilirik Wisatawan

Wisata
| Sabtu, 16 November 2024, 07:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement