Advertisement
Kemiskinan Sleman Turun Tipis, BPS Sebut Daya Beli dan Inflasi Jadi Biang

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Angka kemiskinan Sleman turun dari 7,52% menjadi 7,46% di tahun ini. Hasil kajian dari BPS, penurunan yang terjadi sangat dipengaruhi oleh daya beli masyarakat pada dilakukan survei.
Kepala BPS Sleman, Rintang Awan Eltribakti Umbas mengatakan survei terhadap data kemiskinan dilakukan setiap tahun. Adapun hasilnya, kemiskinan Sleman turun sebesar 0,06% di tahun ini.
Advertisement
Menurut dia, penurunan tersebut tidak setinggi dengan tahun-tahun sebelumnya. Rintang pun mengakui telah membuat kajian berkaitan dengan penurunan angka kemiskinan ini.
Hasil analisa yang dilakukan, dia berpendapat bahwa penurunan daya beli masyarakat berpengaruh sangat signifikan. Pada saat dilakukan survei di Maret 2024, kondisi masyarakat saat itu memiliki daya beli khususnya untuk bahan pangan.
Di sisi lain, komoditas pangan juga mengalami inflasi yang signifikan sehingga berpengaruh terhadap hasil survei. “Akibatnya, penurunan angka kemiskinan di 2024 tidak setinggi di tahun-tahun sebelumnya,” kata Rintang, Jumat (22/11/2024).
Selain itu, adanya peningkatan garis kemiskinan juga ikut memberikan pengaruh. Sebagai contoh, 2023 garis kemiskinan ditetapkan sebesar Rp491,652 per bulan. Adapun di tahun ini naik menjadi Rp513.926 per bulan. “Tentu ini juga berpengaruh tehadap program pengentasan. Kebijakan menaikan Batasan garis kemiskinan karena terjadi inflasi komoditas pangan. Jadi, perlu dilakukan penyesuaian,” katanya.
Kepala Bidang Pemerintahan dan Sumber Daya Manusia, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sleman, Diah Retnoningsih mengatakan, kemiskinan di tahun ini turun tipis. Meski demikian, dia memastikan Pemkab Sleman tetap berkomitmen untuk terus mengurangi jumlah keluarga miskin di Bumi Sembada.
Menurut dia, keberhasilan menurunkan angka kemiskinan di Sleman, tidak lepas dari program-program pengentasan yang dipersiapkan oleh pemkab. Secara garis besar, program terbagi menjadi tiga program.
BACA JUGA: Angka Kemiskinan Sleman Turun Tipis Tahun 2024
Program pertama, kata dia, berkaitan dengan jaminan dan perlindungan sosial. Program ini terdiri dari pemenuhan tiga pelayanan dasar yang meliputi tentang Pendidikan, kesehatan dan infrastruktur.
Selain itu, juga ada pemberian bantuan seperti jaminan perlindungan sosial, PKH, Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), perbaikan RTLH hingga jambanisasi. “Di sektor ini juga ada program ketahanan keluarga, perlindungan perempuan dan PSKS,” katanya.
Adapun program kedua berkaitan dengan peningkatan pendapatan Masyarakat. Hal ini dijabarkan dalam sejumlah kegiatan di OPD terkait seperti pemberdayaan pemuda, penguatan UMKM, kelompok usaha bersama dan lainnya; serta pengembangan sektor pertanian pariwisata dan lainnya. “Untuk program ketiga berkaitan dengan memutus mata rantai antargenerasi yang dijabarkan ke program beasisw Sleman pintas, beasiswa kuliah,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Hasil Seleksi PPPK Kemenag: 17.154 Dinyatakan Lolos, Ini Link Pemberkasan
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Libur Panjang Tahun Baru Islam, Kunjungan Wisatawan ke Sleman Tembus 75.645 Orang
- Pembahasan APBD Perubahan 2025, Target PAD Gunungkidul Turun Tipis, Begini Alasannya
- Agenda Wisata di Jogja dan Sekitarnya Sepanjang Juli 2025
- Jemaah Haji dari Bantul Mulai Tiba di Kampung Halaman Malam Ini, Berikut Jadwal Lengkapnya
- PMI Asal Gunungkidul Meninggal di Taiwan, Jenazah Belum Bisa Dipulangkan ke Paliyan
Advertisement
Advertisement