Antisipasi Dampak Bencana hingga Akhir Tahun, Pemkab Kulonprogo Siapkan Rp501 Juta
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Pemkab Kulonprogo menyiapkan anggaran sampai Rp501 juta untuk penanganan bencana hingga akhir tahun. Anggaran itu tertuang dalam surat tanggap darurat bencana yang berlaku hingga 31 Desember mendatang.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulonprogo mencatat ancaman terbesar kebencanaan adalah tanah longsor, banjir, dan angin kencang. Jumlah anggaran tersebut diyakini bakal mencukupi kebutuhan penanganan kebencanaan yang sewaktu-waktu bisa terjadi.
Advertisement
Kepala BPBD Kulonprogo, Taufik Prihadi menjelaskan sumber pendanaan itu berasal dari pos Belanja Tak Terduga (BTT). "Sebagian sudah kami gunakan untuk penanganan tanah longsor di sejumlah titik beberapa waktu lalu, kami rasa sudah mencukupi jumlah tersebut untuk akhir tahun ini," jelasnya.
Taufik menerangkan anggaran penanganan bencana itu digunakan untuk melengkapi peralatan penunjang seperti alat berat hingga belanja logistik penanganan korban bencana di Kulonprogo. "Koordinasi kami dengan BMKG yang jadi potensi masih bencana hidrometeorologi karena curah hujan masih tinggi hingga beberapa minggu ke depan," paparnya.
Mitigasi bencana selalu ditingkatkan BPBD Kulonprogo, menurut Taufik, terutama di kawasan rawan. "Peningkatan mitigasi ini kami dorong terutamanya dengan melibatkan masyarakat agar aktif meminimalkan bencana dengan memperhatikan lingkungan sekitarnya," katanya.
BACA JUGA: Puncak Musim Hujan di Sleman Diprediksi Terjadi di Awal 2025, BPBD Siapkan Upaya Mitigasi
Penanganan bencana di Kulonprogo, jelas Taufik, selalu melibatkan masyarakat luas dengan prinsip gotong royong. "Partisipasi masyarakat ini akan selalu kami tampung karena efektif membantu kami dalam penanganan termasuk terbaru longsor di Samigaluh kemarin," terangnya.
Sementara Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kulonprogo, Budi Prastawa menyebut tantangan penanganan bencana adalah akses ke lokasi yang kadang berada di wilayah terpencil. "Kalau logistik dan peralatan mencukupi tapi kadang terkendala akses," jelasnya.
Solusi mengatasi keterbatasan akses itu, lanjut Budi, dengan melibatkan masyarakat sekitar karena mereka lebih paham wilayahnya masing-masing. "Sementara ini sampai hari ini memang tidak ada kejadian bencana tapi kami harap masyarakat juga tetap waspada apalagi curah hujan tinggi.”
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
803 Ribu Tiket KAI Ludes Terjual untuk Angkutan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025
Advertisement
Festival Angkringan Kembali Digelar di Pasar Ngasem, Ini Jadwalnya
Advertisement
Berita Populer
- Sumur Bor Rusak Akibat Kemarau di Bantul Bakal Diprioritaskan Diperbaiki
- Mayat Bayi Laki-Laki Ditemukan Terapung di Sungai Gajahwong Banguntapan Bantul
- Tahun Depan UWMY Pindah ke Kampus Baru di Gamping Sleman
- Korban Jual Beli Apartemen, 79 Gerobak Sapi Bakal Dipakai Lagi untuk Aksi Damai
- Keroncong Kotabaru Jadi Atraksi Wisata Malam Hari di Jantung Wisata Jogja
Advertisement
Advertisement