Advertisement
Program Makan Siang Gratis Diharapkan Tidak Merepotkan Sekolah
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Sekolah di Kota Jogja siap dalam melaksanakan program makan bergizi gratis (MBG). Meski demikian hingga saat ini belum ada arahan yang jelas terkait dengan pelaksanaannya. Sekolah pun berharap implementasinya telah dipikirkan dengan matang sehingga tidak merepotkan pihak sekolah.
Salah satunya adalah SMPN 5 Jogja. Kepala SMPN 5 Jogja Arina Budiastuti menuturkan pihaknya siap menjalankan kebijakan MBG. Hanya saja, hingga saat ini dia belum menerima arahan lanjutan dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kota Jogja. Dia menyebut sejauh ini belum ada sosialisasi dari Dikpora terkait program itu.
Advertisement
"Kami menunggu kebijakan dari dinas dan kebetulan kami belum diundang oleh dinas," kata Arina saat dikonfirmasi, Jumat (3/1/2025).
Arina mengatakan telah ada penjaringan dari Dinas Dikpora. Kaitannya dengan jumlah siswa hingga pernah atau tidak pernah melaksanakan program MBG secara mandiri sebelumnya. Sejauh ini uji coba pun belum terselenggara di sekolahnya.
Namun, dia menyatakan beberapa kali kegiatan makan bergizi secara mandiri dilaksanakan. Anak-anak membawa bekal masing-masing dengan komposisi makanan seimbang.
Selain itu bagi siswa perempuan juga diajak untuk mengonsumsi tablet tambah darah sebagai upaya mencegah stunting. Di sisi lain, Arina memastikan program itu tak berkaitan dengan program MBG yang dicanangkan Pemerintah Pusat.
BACA JUGA: Demi Timnas Indonesia, Konser Dewa 19 di SUGBK Ditunda
"Kalau makan gratis tidak ada karena belum disosialisasi oleh dinas. Jadi kami belum bertindak mengenai makan gratis ini," katanya.
Arini menilai baik program MBG ini. Namun, dia mendorong adanya pengondisian yang matang di tingkat sekolah.
Arini berharap program MBG ini tak merepotkan sekolah sehingga pihak sekolah bisa fokus menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar. Di sisi lain, perlu adanya kajian mendalam terkait dengan dampak dari pelaksanaan program MBG ini.
"Harus menyesuaikan darurat sampah juga, kan gitu. Apakah nanti anak-anak membawa semacam lunch box kan kami tidak tahu. Kalau misal semua menggunakan dus, setiap hari misalnya, itu apakah tidak dipikirkan dampak-dampak lainnya," ungkapnya.
Tak hanya itu, dia berharap ada perhatian khusus terkait dengan kualitas makanan yang nantinya akan disajikan saat program MBG. Jangan sampai justru makanan yang disajikan tak sesuai dengan gizi seimbang. Arina juga khawatir jika nantinya pelaksanaan MBG akan mengganggu kegiatan belajar mengajar (KBM).
"Kalau mau diberlakukan seketika harus ya nanti kami tetap berkoordinasi dengan semua stakeholder, utamanya dengan orang tua. Waktu juga perlu diperhitungkan dengan KBM. Apakah nanti kami kurangi lima menit, atau hari tertentu Jumat sehingga tidak mengurangi jam. Makan bersama itukan juga perlu waktu, perhitungannya sampai ke detail seperti itu," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Presiden Prabowo Diprediksi Jadi Pemimpin Dunia Berpengaruh Versi Straits Times
Advertisement
Asyiknya Camping di Pantai, Ini 2 Pantai yang Jadi Lokasi Favorit Camping Saat Malam Tahun Baru di Gunungkidul
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Pelantikan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Jogja Belum pasti
- Dihantam Gelombang, Seorang Nelayan Kulonprogo Meninggal, Satu Lagi Hilang
- Pelaku UMKM Merapat! Pemkot Jogja Adakan Pelatihan bagi Wirausaha Baru
- PHRI Minta Pemkab Menggunakan Hotel dan Restoran di Bantul untuk Penyelenggaraan MICE
- Hidayatullah Yogyakarta Adakan Seminar Strategi Kaderisasi Gerakan Dakwah Ahlussunah
Advertisement
Advertisement