Advertisement

Mulai Besok, Pasar Hewan Imogiri Bantul Ditutup, Ini Penyebabnya

Stefani Yulindriani Ria S. R
Senin, 13 Januari 2025 - 12:07 WIB
Abdul Hamied Razak
Mulai Besok, Pasar Hewan Imogiri Bantul Ditutup, Ini Penyebabnya Ilustrasi pasar hewan. - Harian Jogja

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul akan menutup Pasar Hewan Imogiri mulai Selasa (14/1/2025) besok. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK).

Kepala DKPP Bantul, Joko Waluyo menuturkan penutupan Pasar Hewan Imogiri tersebut dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) di Bantul. "Besok pagi kami akan menutup Pasar Hewan Imogiri," katanya, Senin (13/1/2025).

Advertisement

BACA JUGA: Kasus PMK Naik Lebih Awal, Kementan Bentuk Satgas PMK Nasional

Dia menuturkan Pasar Hewan Imogiri selama ini menjadi tempat lalu lintas hewan dari luar Bantul. Karena itu, menurut Joko penutupan Pasar Hewan Imogiri tersebut dapat mengantisipasi virus penyebab PMK dari luar Bantul. 

"[Penutupan Pasar Hewan Imogiri] Agar penyebaran penyakit PMK tidak meluas," ujarnya. 

Joko menuturkan per Minggu (12/1/2025) ada 322 ekor sapi yang terjangkit PMK. Sementara ada pula 32 ekor sapi yang telah meninggal karena penyakit tersebut. 

"[Kalurahan yang ternaknya terjangkit PMK] Menyebar," ujarnya.

Dia menuturkan saat ini DKPP Bantul juga telah mengajukan anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk pembelian obat PMK dan disinfektan ke Pemkab Bantul.

Dia menuturkan dengan anggaran tersebut pihaknya akan memberikan obat untuk ternak yang terjangkit PMK dan menyemprot disinfektan ke lokasi yang terjangkit untuk mengantisipasi peningkatan kasus.

"[Nominal anggaran BTT] Sedang kita hitung," ujarnya. 

Sementara menurut Joko, pihaknya juga tengah menunggu vaksin PMK dari pemerintah pusat. Dia mengaku pengajuan vaksin PMK telah dilakukan, namun hingga saat ini pihaknya belum mengetahui kapan alokasi vaksin dari pemerintah pusat tersebut dapat diterima. 

"Vaksin dari pusat belum turun," ujarnya.

Sementara Joko menuturkan, beberapa peternak yang hewannya meninggal karena PMK sebagian telah memiliki asuransi ternak. Para peternak tersebut membayar biaya Rp40 ribu per sapi. Dari asuransi tersebut, apabila sapinya meninggal, peternak dapat mengklaim asuransi sebesar Rp10 juta. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Artis Raline Shah Dilantik Jadi Stafsus Kemitraan Global Menkomdigi, Ini Tugasnya

News
| Senin, 13 Januari 2025, 14:17 WIB

Advertisement

alt

Asyiknya Camping di Pantai, Ini 2 Pantai yang Jadi Lokasi Favorit Camping Saat Malam Tahun Baru di Gunungkidul

Wisata
| Kamis, 02 Januari 2025, 15:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement