Advertisement
Mulai Hari Ini, Pasar Hewan di Bantul Ditutup Sampai 27 Januari 2025
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Pemerintah Kabupaten Bantul memutuskan untuk menutup sementara Pasar Hewan Imogiri yang merupakan pasar hewan terbesar di Bumi Projotamansari. Penutupan pasar hewan ini dilakukan selama dua pekan dimulai hari ini, Selasa (14/1/2025) hingga 27 Januari 2025 mendatang, untuk menekan persebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak.
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan wabah penyakit mulut dan kuku pada ternak saat ini terus meluas. Tidak hanya terjadi di Bantul, namun juga di berbagai daerah. Karena itu pihaknya perlu melakukan upaya pemutusan mata rantai persebaran PMK melalui pengetatan lalu lintas ternak, salah satunya menutup sementara pasar hewan yang menjadi pusat jual beli ternak.
Advertisement
Penutupan pasar hewan itu diakuinya sesuai dengan arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman. "Sesuai arahan Menteri Pertanian kita harus menutup pasar hewan. Tujuannya apa, tujuannya untuk memotong rantai penyebaran atau untuk mengurangi resiko penyebaran PMK ke sapi sapi yang sehat," katanya kepada wartawan, Senin (13/1/2025)
Menurutnya penutupan pasar hewan dilakukan selama 14 hari atau dua pekan. Selama 14 hari ini sapi-sapi milik peternak sementara tidak keluar kandang agar terhindar dari risiko penularan PMK.
BACA JUGA: Cegah Penularan PMK, Pemkab Bantul Pantau Ketat Lalu Lintas Ternak
"Selama 14 hari nanti pasar-pasar hewan di Bantul itu akan kita tutup, untuk memotong risiko penularan. Sekali lagi itu untuk memotong risiko penyebaran, biarlah sapi-sapi itu sementara waktu selama 14 hari ini berada di kandangnya masing-masing," ucapnya.
Selain penutupan pasar hewan, Halim mengaku sudah memerintahkan petugas kesehatan hewan untuk melakukan langkah-langkah penanganan PMK, seperti melakukan vaksinasi dan pengobatan ternak yang sakit, dan penyemprotan disinfektan ke kandang ternak.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul, Joko Waluyo mengatakan sampai saat ini ternak sapi yang mati karena terjangkit penyakit PMK berjumlah 32 ekor, sementara yang sakit berjumlah 322 ekor, kemudian sapi yang harus dilakukan potong paksa dua ekor. Sapi yang terjangkit PMK tersebar di sejumlah kapanewon.
Saat ini pihaknya juga telah mengajukan anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk pembelian obat PMK dan desinfektan ke Pemkab Bantul. Dengan anggaran tersebut diharapkan penanganan PMK lebih maksimal.
"Kami juga mengajukan vaksin PMK ke Pemerintah Pusat tapi belum turun," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Ketua KPK Terkait Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto: Belum Berencana Menahan
Advertisement
Asyiknya Camping di Pantai, Ini 2 Pantai yang Jadi Lokasi Favorit Camping Saat Malam Tahun Baru di Gunungkidul
Advertisement
Berita Populer
- Harga Cabai di Sleman Melambung, Jumlah Pembelian Merosot
- Ikuti UMK, Honor Pamong di Gunungkidul Bakal Naik
- Pelaksanaan Makan Bergizi Gratis di Sleman, Petugas SPPG Tidur di Dapur
- Mewujudkan Ketahanan Pangan, Pemerintah Bakal Gandeng Persatuan Insinyur Indonesia
- Sepanjang 2024, Lima Anak di Gunungkidul Meninggal Dunia
Advertisement
Advertisement