Advertisement

501 Keluarga di Jogja Dinyatakan Lulus dari Program Keluarga Harapan, Tidak Lagi Terima Bansos

Ujang Hasanudin
Jum'at, 17 Januari 2025 - 08:17 WIB
Ujang Hasanudin
501 Keluarga di Jogja Dinyatakan Lulus dari Program Keluarga Harapan, Tidak Lagi Terima Bansos Pembagian bansos di Kantor Pos Indonesia. - ilustrasi - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA— Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota Jogja mencatat  sepanjang 2024 ada 501 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) peserta Program Keluarga Harapan (PKH) dinyatakan lulus atau tidak lagi menerima bantuan sosial (Bansos).

Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota, Supriyanto menjelaskan graduasi atau kelulusan berarti berakhirnya kepesertaan KPM dalam PKH. Hal ini bisa terjadi secara alami maupun mandiri. Graduasi alami terjadi ketika KPM tidak lagi memenuhi kriteria dari tujuh indikator penilaian, seperti adanya ibu hamil, balita, anak sekolah jenjang SD sampai SMA, lansia, atau anggota keluarga yang memiliki disabilitas. 

Advertisement

Sedangkan graduasi mandiri, lanjut Supriyanto, dilakukan dengan mendorong keluarga peserta PKH mengakhiri kepesertaan dengan kesadaran sendiri, karena kondisi sosial ekonomi mulai membaik sehingga tidak lagi menggantungkan bantuan dari pemerintah.

“Di tahun 2023 total peserta PKH ada 12.489 KPM dan tahun 2024 itu turun menjadi 11.988 KPM. Artinya ada 501 KPM yang lulus atau graduasi ya bahasanya, ada yang alami dan juga mandiri. Dari persentasenya bisa dikatakan berimbang, 50 persen alami 50 persen mandiri,” katanya dikutip dari laman resmi Pemkot Jogja.

BACA JUGA: 59 Keluarga di Sleman Mundur dari Penerima Bansos PKH

Pihaknya menyatakan terus mendorong graduasi KPM secara mandiri, salah satunya melalui peran Pendamping PKH yang secara intens di lapangan mengamati peserta mana saja yang berpotensi. Dilihat dari sisi pekerjaan atau usaha yang dijalankan hingga penghasilan atau omset yang dihasilkan.

“Intervensi program dalam hal ini adalah program pemberdayaan, ketika ada KPM yang berpotensi akan kami usulkan agar mendapat dukungan lebih lanjut. Misalnya melalui program pemberdayaan dari Pemkot maupun dari Kementerian Sosial,” ujarnya.

Sementara itu salah satu pendamping PKH dari Kemantren Gedong Tengen, Yunan Adianto mengatakan dirinya sudah mendampingi KPM sejak tahun 2016, yang perannya terlibat dalam proses bisnis PKH. Meliputi verifikasi dan validasi data, penyaluran bantuan sosial, pemutakhiran data, sosialisasi dan pendampingan hingga graduasi.

“Kami terus memberikan pemahaman dan motivasi kepada PKM kalau bantuan itu sifatnya tidak selamanya, supaya tidak bergantung. Sehingga punya semangat untuk semakin berdaya dalam meningkatkan kesejahteraan dan kondisi ekonomi keluarga,” katanya saat diwawancarai pada Kamis (16/1/2025).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Jogjakota.go.id

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Soal Libur Sekolah di Bulan Ramadan, Menteri Pendidikan: Itu Pembelajaran Bukan Libur

News
| Jum'at, 17 Januari 2025, 16:47 WIB

Advertisement

alt

Bali Masuk 20 Besar Destinasi Wisata Terbaik di Asia Tahun 2025

Wisata
| Selasa, 07 Januari 2025, 22:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement