Advertisement
Kisah Penebang Pohon Jogja, Butuh Waktu Sebulan untuk Potong Beringin di Jogja
Ilustrasi - Harian Jogja - Sirojul Khafid
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Memotong ranting pohon, apalagi pohon itu sudah berdiameter besar dan berusia puluhan tahun, jelas bukan perkara mudah.
Sudah sejak 2017 Devi Weka membuka jasa memotong ranting atau pohon di DIY. Ada satu pohon besar yang butuh waktu sebulan hingga semua terpotong tuntas.
Advertisement
Semua permintaan yang masuk, selama masuk akal akan Weka jalani. Setelah survei pohon yang hendak dipotong, dia akan memberikan estimasi waktu pengerjaan. Suatu hari, datang permintaan untuk menebang pohon beringin besar di sekitar Plemburan, Sariharjo, Ngaglik, Sleman. Pohon beringin itu berada di dekat Kantor Pos.
Sebagai gambaran besarnya pohon, perlu empat orang untuk memeluk beringin tersebut. Weka memperkirakan durasi pengerjaan sekitar dua pekan. Ternyata penebangan pohon molor hingga sebulan. Perlu memotong banyak bagian pohon menjadi kecil-kecil secara bertahap. “Sebelum motong sudah disyaratin [didoakan] juga sama abdi dalem Kraton Jogja, jadi tinggal motong aja,” kata Weka.
Meski sudah melaksanakan doa sebelum memotong pohon, tetap saja Weka mendapati hal yang menurutnya aneh. “Waktu itu kepalaku kena linggis, mental gitu, untung bukan yang bagian lancip. Di saat yang barengan, senso-nya mati.”
Maksudnya, saat Weka sedang menggunakan linggis sebagai alat bantu potong pohon, benda itu terpental sendiri. Padahal tidak ada penyebab khusus yang membuat linggis terpental. Matinya mesin senso juga tidak jarang Weka alami. Padahal saat dicek atau dibongkar, mesinnya tidak bermasalah.
Meski tidak semuanya, saat menemukan pohon yang sekiranya besar dan berbahaya, Weka akan mendoakan terlebih dahulu. Dia akan meminta bantuan temannya. Weka berpikir bahwa pekerjaannya sebagai penebang pohon, menjadi pengganggu bagi makhluk yang mungkin menjadi penunggunya. “Sebenernya kami yang ganggu mereka [bukan mereka yang ganggu kita]. Ibaratnya itu ada yang nunggu, dia udah duluan di sana. Kadang ada yang berani, diajak berantem, diusir, atau dipindah ke pohon lain dulu. Sejauh ini, semua pohon bisa dipotong [tidak ada yang tidak bisa],” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Banjir Aceh Utara Lumpuhkan 19 Kecamatan, 44 Ribu Mengungsi
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Cabai Pesisir Kulonprogo Sumbang 60 Persen Produksi Daerah
- Lotere Lapak Pedagang Isyaratkan Pembukaan Pasar Terban Makin Dekat
- Trans Jogja Hadirkan 15 Jalur Baru, Akses Kota Makin Luas
- Pemotongan Danais Berlanjut, Kesenian Sleman Terancam
- Asrama Haji Kulonprogo Ditinjau Komisi VIII DPR RI, Ini Catatannya
Advertisement
Advertisement




