Advertisement

Kisah Penebang Pohon Jogja, Butuh Waktu Sebulan untuk Potong Beringin di Jogja

Sirojul Khafid
Rabu, 05 Februari 2025 - 20:47 WIB
Arief Junianto
Kisah Penebang Pohon Jogja, Butuh Waktu Sebulan untuk Potong Beringin di Jogja Ilustrasi - Harian Jogja - Sirojul Khafid

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Memotong ranting pohon, apalagi pohon itu sudah berdiameter besar dan berusia puluhan tahun, jelas bukan perkara mudah.

Sudah sejak 2017 Devi Weka membuka jasa memotong ranting atau pohon di DIY. Ada satu pohon besar yang butuh waktu sebulan hingga semua terpotong tuntas.

Advertisement

Semua permintaan yang masuk, selama masuk akal akan Weka jalani. Setelah survei pohon yang hendak dipotong, dia akan memberikan estimasi waktu pengerjaan. Suatu hari, datang permintaan untuk menebang pohon beringin besar di sekitar Plemburan, Sariharjo, Ngaglik, Sleman. Pohon beringin itu berada di dekat Kantor Pos.

Sebagai gambaran besarnya pohon, perlu empat orang untuk memeluk beringin tersebut. Weka memperkirakan durasi pengerjaan sekitar dua pekan. Ternyata penebangan pohon molor hingga sebulan. Perlu memotong banyak bagian pohon menjadi kecil-kecil secara bertahap. “Sebelum motong sudah disyaratin [didoakan] juga sama abdi dalem Kraton Jogja, jadi tinggal motong aja,” kata Weka.

Meski sudah melaksanakan doa sebelum memotong pohon, tetap saja Weka mendapati hal yang menurutnya aneh. “Waktu itu kepalaku kena linggis, mental gitu, untung bukan yang bagian lancip. Di saat yang barengan, senso-nya mati.”

Maksudnya, saat Weka sedang menggunakan linggis sebagai alat bantu potong pohon, benda itu terpental sendiri. Padahal tidak ada penyebab khusus yang membuat linggis terpental. Matinya mesin senso juga tidak jarang Weka alami. Padahal saat dicek atau dibongkar, mesinnya tidak bermasalah.

Meski tidak semuanya, saat menemukan pohon yang sekiranya besar dan berbahaya, Weka akan mendoakan terlebih dahulu. Dia akan meminta bantuan temannya. Weka berpikir bahwa pekerjaannya sebagai penebang pohon, menjadi pengganggu bagi makhluk yang mungkin menjadi penunggunya. “Sebenernya kami yang ganggu mereka [bukan mereka yang ganggu kita]. Ibaratnya itu ada yang nunggu, dia udah duluan di sana. Kadang ada yang berani, diajak berantem, diusir, atau dipindah ke pohon lain dulu. Sejauh ini, semua pohon bisa dipotong [tidak ada yang tidak bisa],” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

MKMK Pertanyakan Keputusan DPR RI Terkait Tata Tertib hingga Punya Kewenangan Mengevaluasi Hakim Konstitusi

News
| Rabu, 05 Februari 2025, 17:57 WIB

Advertisement

alt

Hindari Macet dengan Liburan Staycation, Ini Tipsnya

Wisata
| Senin, 27 Januari 2025, 18:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement