Advertisement

Tren Tagar Kabur saja Dulu Disebut Bisa Jadi Peluang, Kementerian Perlindungan PMI Sebut Jangan Lupa Skill

Yosef Leon
Selasa, 25 Februari 2025 - 07:07 WIB
Maya Herawati
Tren Tagar Kabur saja Dulu Disebut Bisa Jadi Peluang, Kementerian Perlindungan PMI Sebut Jangan Lupa Skill Ilustrasi pekerja migran / Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI) menyebut tren tagar #KaburAjaDulu yang ramai di media sosial belakangan bisa menjadi peluang masyarakat Indonesia untuk memanfaatkan berkarier di luar negeri.

Direktur Jenderal Promosi dan Pemanfaatan Peluang Kerja Luar Negeri Kementerian Perlindungan PMI, Dwi Setiawan Susanto menyebut, bekerja di luar negeri bukan sekadar soal keinginan, tetapi harus disertai dengan kesiapan yang matang. Menanggapi fenomena tagar #KaburAjaDulu, ia mengatakan bahwa orientasi yang tepat adalah "Kerja ke luar negeri dulu yuk, tapi dengan skill."

Advertisement

“Pekerja migran Indonesia banyak yang belum mempersiapkan diri dengan baik. Tantangan bekerja di luar negeri berbeda, baik dari segi budaya, kualifikasi, maupun standar internasional. Oleh karena itu, sebelum berangkat, pekerja harus mendapatkan pelatihan, sertifikasi, dan kemampuan komunikasi dalam bahasa negara tujuan,” jelasnya, dalam seminar yang digelar Perkumpulan Lembaga Pelatihan Bahasa Korea se-Indonesia (Pelbakori) di Jogja, Minggu (23/2/2025).

Dwi juga menyoroti pentingnya sikap mental dan soft skills dalam dunia kerja internasional. Salah satu aspek krusial adalah kemampuan berkomunikasi dalam bahasa secara efektif. “Kalau salah paham dengan instruksi kerja, akibatnya bisa fatal. Oleh karena itu, kompetensi bahasa menjadi syarat utama,” ujarnya.

BACA JUGA: Polisi Diduga Memerkosa Dua Anak di Kaimana Papua Barat, Ditangkap di Maluku

Dari segi peluang, angka kebutuhan tenaga kerja di luar negeri masih sangat besar. Tahun lalu, terdapat 1,4 juta job order, tapi Indonesia baru bisa mengirimkan 297.000 tenaga kerja. Artinya, masih ada lebih dari 1 juta peluang yang bisa dimanfaatkan oleh tenaga kerja Indonesia, termasuk di sektor-sektor strategis di Korea.

Kementerian Perlindungan PMI, kata dia akan berupaya meningkatkan kualitas tenaga kerja yang dikirim ke luar negeri. Strategi yang diterapkan meliputi identifikasi jenis pekerjaan, pemetaan kompetensi, serta kolaborasi dengan lembaga-lembaga pelatihan.

“Bahasa adalah syarat utama, tetapi tidak cukup hanya itu. Misalnya, di sektor hospitality dan keperawatan, ada sertifikasi dan uji kompetensi yang harus dipenuhi. Jika pekerja sudah tersertifikasi, apresiasi terhadap insentif dan income mereka akan lebih tinggi dan bisa jadi penyumbang devisa bagi negara,” terang Dwi.

Sementara Pelbakori menyebut, fenomena tagar #KaburAjaDulu yang ramai di media sosial belakangan mencerminkan keinginan besar masyarakat Indonesia, terutama generasi muda, untuk mencari peluang kerja di luar negeri. Korea Selatan (Korsel) disebut bisa menjadi salah satu sasaran negara yang dipilih lantaran banyak sektor yang bisa dimanfaatkan pekerja Indonesia di negeri itu.

Ketua Umum Pelbakori, Mohammad Rosyidi mengungkapkan, minat masyarakat Indonesia untuk bekerja di Korsel sangat besar. Tahun lalu, jumlah pendaftar mencapai 60.000 orang, menunjukkan bahwa negara itu menjadi salah satu destinasi favorit bagi pekerja migran Indonesia.

“Korsel ini termasuk negara yang menjanjikan dari sisi gaji, kesejahteraan, dan perlindungan bagi tenaga kerja asing. Dengan skema program goverment to goverment (G2G), keamanan pekerja lebih terjamin karena dilindungi langsung oleh pemerintah Korea,” ujar Rosyidi,

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa fenomena #KaburAjaDulu hendaknya tidak dianggap sekadar “kabur” dalam arti negatif, melainkan bagian dari proses menuju masa depan yang lebih baik. Mayoritas anggota Pelbakori, sekitar 80-90 persen, merupakan mantan pekerja migran yang kembali ke Indonesia dan kemudian mendirikan lembaga pelatihan untuk membantu masyarakat lain mengikuti jejak mereka.

“Kerja ke luar negeri bukan sekadar kabur, tapi adalah langkah strategis untuk meningkatkan kesejahteraan dan membangun masa depan yang lebih baik,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

17,9 Juta Pemudik Diprediksi Masuk Jateng pada Lebaran 2025, Pemprov Optimalkan Perbaikan Jalan

News
| Selasa, 25 Februari 2025, 09:57 WIB

Advertisement

alt

Menikmati Gua-Gua yang Tidak Boleh Dilewatkan saat Berwisata ke Turki

Wisata
| Jum'at, 21 Februari 2025, 10:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement