Advertisement

Dua Warga Kulonprogo Meninggal Dunia Akibat Leptospirosis

Triyo Handoko
Senin, 17 Maret 2025 - 17:17 WIB
Maya Herawati
Dua Warga Kulonprogo Meninggal Dunia Akibat Leptospirosis Jebakan tikus / Ilustrasi Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO–Sebanyak dua orang dilaporkan meninggal akibat leptospirosis di Kulonprogo hingga Maret, 2025 ini. Kasus penyakit karena bakteri hewan pengeret terutama tikus ini dilaporkan total ada delapan kejadian.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kulonprogo mencatat dari delapan kasus leptospirosis itu tersebar di lima kapanewon. Yaitu Kapanewon Wates, Nanggulan, Girimulyo, Kalibawang, dan Kokap.

Advertisement

Dua orang yang meninggal akibat leptospirosis dari Kapanewon Wates dan Nanggulan. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kulonprogo, Arief Musthofa menjelaskan faktor penyebab penularan penyakit itu karena musim hujan pada awal 2025 ini.

Arief menjelaskan kebanyakan kasus yang sudah dilaporkan itu menunjukkan penularan lewat luka yang dialami penderitanya.

“Luka itu kemudian terinfeksi bakteri leptospirosis, apalagi pada musim penghujan seperti ini yang menyebabkan penularan jadi lebih mudah lewat air,” jelasnya.

Kapanewon yang paling banyak ditemukan kasus leptospirosis di Kulonprogo, jelas Arief, adalah Wates dengan tiga kasus dan Girimulyo terdapat dua kasus. “Tiga kapanewon lain hanya satu kasus masing-masing,” katanya.

BACA JUGA: Gelombang Tinggi, Nelayan Bantul Mengurangi Aktivitas Melaut

Upaya pengendalian sebaran leptospirosis, lanjut Arief, masih terus dilakukan. “Sudah kami pastikan ke fasilitas kesehatan terkecil agar mendata pasien yang bergejala leptospirosis ini apalagi musim penghujan masih terus berlangsung,” terangnya.

Kepala Dinkes Kulonprogo, Sri Budi Utami menerangkan pihaknya terus waspada dengan leptospirosisi. “Seluruh layanan puskesmas sudah memadai untuk menangani penyakit itu, sehingga penanganan akan mudah dan cepat dilakukan,” terangnya.

Upaya pencegahan juga terus digencarkan, menurut Sri Budi, dengan menyosialisasikan pola hidup bersih dan sehat. “Soalnya penularan penyakit ini biasanya di tempat yang kurang bersih, sehingga kami gencarkan itu ke kader-kader kesehatan yang ada,” katanya.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Gelar Ramadan Berbagi, BPJamsostek Jogja Bagikan 100 Paket Buka Puasa

News
| Senin, 17 Maret 2025, 23:47 WIB

Advertisement

alt

Ulu Camii, Masjid Agung yang Indah dengan 20 Kubah Besar

Wisata
| Sabtu, 15 Maret 2025, 11:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement