Advertisement
Diterima di Sekolah Rakyat Puluhan Siswa di Gunungkidul Tak Lagi Dapat Beasiswa Indonesia Pintar

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Sosial P3A) Gunungkidul memsatikan ada 24 anak di Gunungkidul yang diterima di program Sekolah Rakyat. Para siswa ini tidak lagi mendapatkan beasiswa dari Program Indonesia Pintar (PIP) dikarenakan biaya pendidikan sudah ditanggung di program Sekolah Rakyat.
Sekretaris Dinas Sosial P3A Gunungkidul, Nurudin Araniri mengatakan, tidak ada lagi beasiswa PIP untuk anak dari keluarga kurang mampu yang diterima di Sekolah Rakyat.
Advertisement
Pasalnya, seluruh biaya pendidikan, biaya hidup hingga kebutuhan seragam, alat tulis dan kebutuhan sehari-hari sudah dipenuhi lewat sekolah berasrama ini.
BACA JUGA: Bus Sekolah Ramai Peminat, Dishub Berencana Tambah Dua Unit Layani Rute Baru
“Semua yang menunjang fasilitas di Sekolah Rakyat disediakan dan diberikan secara gratis. Jadi, tidak ada lagi beasiswa dari program PIP,” kata Nurudin, Jumat (18/7/2025).
Dia menjelaskan, pada saat pendaftaran untuk Sekolah Rakyat terdapat 76 anak yang mendaftar. Namun setelah dilakukan seleksi hanya 25 anak diterima.
“Tapi ada satu calon siswa yang mengundurkan diri sehingga hanya 24 anak diterima di sekolah ini,” ungkapnya.
Nurudin memastikan, proses seleksi berjalan dengan transparan. Sebelum diumumkan, calon peserta tidak hanya melewati seleksi administrasi, tapi juga ada kunjungan rumah untuk verifikasi.
Di sisi lain, seluruh siswa yang diterima merupakan anak dari keluarga miskin yang terdat dalam DTSEN. “Jadi tidak ada titipan karena murni dan ada seleksi lapangan sebelum hasil diumumkan,” katanya.
Rencananya, calon siswa yang diterima akan belajar di dua sekolah rakyat di dua lokasi. Sebanyak 23 anak akan bersekolah di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahetraan Sosial di Kalurahan Tamanmartani, Kalasan, Sleman.
Adapun satu siswa akan belajar di Balai Terpadu dr. Soeharso di Kalurahan Ngestiharjo, Kasihan, Bantul. “Jadi sudah ada lokasi untuk belajar calon siswa asal Gunungkidul di sekolah rakyat di DIY,” katanya.
Koordinator Program Keluarga Harapan (PKH) Gunungkidul, Herjun Pangaribowo mengatakan, berbeda dengan sekolah umum, di sekolah rakyat akan berbasis asrama. Oleh karena itu, para siswa yang diterima wajib menginap di mess yang telah dipersiapkan.
“Siswa akan tinggal di asrama dan semua fasilitas dan kebutuhan yang ada akan dipersiapkan,” kata Herjun.
Rencananya pembelajaran di sekolah rakyat dimulai bersamaan dengan Tahun Ajaran Baru 2025-2025 yang dimulai pada Senin (14/7/2025).
“Sekolah Rakyat merupakan upaya pemerintah untuk memperluas akses pendidikan menengah bagi keluarga miskin,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Tom Lembong Divonis 4,5 Tahun, Ini Empat Pertimbangan Hakim yang Memberatkan di Kasus Impor Gula
Advertisement

Taman Kyai Langgeng Magelang Kini Sediakan Wisata Jeep untuk Berpetualang
Advertisement
Berita Populer
- Dorong Daya Saing, BRI Fasilitasi Sertifikasi Halal Bagi UMKM
- Inkubator Bisnis Co Preneur Dukung Koperasi Desa Merah Putih Kembangkan Usaha
- Transmigran Sleman Lahannya Diserobot Perusahaan Sawit, Pemerintah Upayakan Dapat Tanah Hutan Sosial
- Beberapa Guru Sekolah Rakyat Mengundurkan Diri, Mensos: Kami Sedang Upayakan Penambahan
- Jadwal KA Bandara YIA Hari Ini, Jumat 18 Juli 2025
Advertisement
Advertisement