Advertisement
Kebijakan Larangan Study Tour Pelajar Tuai Pro-Kontra, Ini Respons Pelaku Wisata di Bantul

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL – Polemik larangan study tour bagi pelajar ke luar daerah oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi (KDM), menuai reaksi beragam.
Di tengah aksi demonstrasi pelaku wisata di Jabar yang menolak kebijakan tersebut, Wali Kota Bandung Muhammad Farhan mengambil sikap berbeda dengan mengizinkan pelajar study tour ke luar Jawa Barat dengan syarat tidak ada unsur paksaan, terutama terkait kemampuan ekonomi siswa.
Advertisement
Kebijakan bertolak belakang antara Gubernur dan Wali Kota ini turut disorot pelaku wisata di Bantul yang selama ini menjadi salah satu destinasi utama kunjungan pelajar dari luar daerah, termasuk Jawa Barat.
Ketua PHRI Bantul, Hendra Dwi Utomo menilai pelarangan study tour yang didasarkan pada anggapan bahwa kegiatan tersebut hanya “piknik” dan membebani orang tua terlalu menyederhanakan realitas.
“Kalau masalahnya kecelakaan bus, yang harus dicek itu ya kelayakan bus dan perusahaan otobusnya. Bukan lantas melarang semua study tour,” kata Hendra, Kamis (24/7/2025). Ia menyayangkan pernyataan KDM yang menyudutkan pelaku wisata sebagai pihak yang hanya mencari untung. “Itu menyindir, padahal semua orang juga cari rezeki,” tambahnya.
Menurut Hendra, banyak paket wisata edukatif yang ditawarkan kepada pelajar. “Ada yang belajar membatik, ada juga yang belajar story telling soal batik. Jadi tidak semua piknik. Tinggal panitianya memilih mau yang mana,” ujarnya.
BACA JUGA: Eks Marinir yang jadi Tentara Bayaran Rusia, Ternyata Terlilit Pinjol dan Judol
Sementara, Adyatama Kepariwisataan dan Ekraf Ahli Muda Dinas Pariwisata Bantul, Markus Purnomo Adi menekankan pentingnya memilih biro perjalanan dan perusahaan otobus yang kredibel jika study tour tetap dilakukan. Ia mendorong panitia memilih agen perjalanan anggota ASITA serta otobus anggota Organda.
“Bus pariwisata punya regulasi tersendiri. Jangan pilih yang abal-abal,” katanya. Markus juga menyarankan agar study tour dirancang jauh hari agar orang tua bisa mencicil biaya. “Objek wisatanya juga dipilih yang punya unsur edukatif, piknik itu bonus,” tambahnya.
Meski tidak ingin mencampuri kebijakan antarwilayah, pelaku wisata dan otoritas pariwisata Bantul berharap larangan tidak diberlakukan secara seragam tanpa mempertimbangkan aspek edukatif dan dampak ekonomi bagi daerah tujuan wisata seperti Bantul.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Kemenkop Siapkan 80 Ribu Pendamping Koperasi Merah Putih
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Jaga Kelestarian Selokan Mataram, Bonus Wahana Refreshing
- Waspada Gelombang Tinggi Perairan Selatan DIY 3 Hari ke Depan
- Top Ten News Harianjogja.com, Sabtu 13 September 2025, Korupsi TKD di Sleman, Porda DIY, Seragam Gratis bagi Siswa Baru
- Pemkab Bantul Gratiskan Seragam Sekolah bagi Siswa Baru
- Dinkes Sleman Dampingi Keamanan Pangan MBG
Advertisement
Advertisement