Advertisement

DP3 Sleman Hendak Dirikan Kampung Alpukat, Ini Alasannya

Andreas Yuda Pramono
Kamis, 07 Agustus 2025 - 02:47 WIB
Jumali
DP3 Sleman Hendak Dirikan Kampung Alpukat, Ini Alasannya Alpukat - Foto dibuat oleh AI - StockCake

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN--Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman mencatat produksi buah alpukat di Bumi Sembada selama 2024 mencapai 9.401.800 kilogram (kg) atau 94.018 kuintal.

Kepala Bidang Hortikultura dan Perkebunan DP3 Sleman, Eko Sugianto Ngadirin, mengatakan luas panen alpukat tahun lalu menyentuh 95 hektar (ha) dengan 75.804 pohon. Produktivitas per pohon sekitar 1,09 kuintal.

Advertisement

“Per hektar berarti bisa 992 kuintal. Kalau untuk produksi semester I 2025 kami baru ada data triwulan I,” kata Eko dihubungi, Rabu (6/8/2025).

BACA JUGA: Alap-Alap Jokowi Dukung Pendirian Kampung Alpukat di Jateng

Eko menambahkan produksi alpukat triwulan I 2025 mencapai 29.934 kuintal dari 81.831 pohon dengan luas panen 102 ha. Jumlah pohon dan luas lahan yang dipanen memang lebih besar daripada data yang sama selama 2024.

Produktivitas per pohon ternyata turun. Selama triwulan I 2025, per pohon hanya menghasilkan 0,37 kuintal atau per hektar hanya 293 kuintal. Triwulan I juga menjadi masa akhir panen alpukat.

Panen alpukat kata dia biasanya memang dimulai di triwulan IV, Oktober – Desember dan berakhir di triwulan I, Januari – Maret.

“Kadang berakhirnya masa panen bisa mundur di triwulan II, April sampai Mei karena faktor cuaca,” katanya.

Adapun jumlah petani yang tergabung dalam perkumpulan petani alpukat di Sleman ada 250 orang. Mereka tercatat telah mengikuti bimbingan teknis budidaya alpukat dan pembibitan untuk penumbuhan kawasan di Kampung Alpukat di Girikerto, Kapanewon Turi. Ihwal pemasaran, petani alpukat tidak mengalami kesulitan. Pedagang pengepul alpukat langsung membeli di tingkat petani.

Menurut Eko, produksi alpukat segar terserap habis di pasaran dan belum mengarah ke pengolahan makanan.

“Kabupaten Sleman saat ini masih dalam tahap penumbuhan kawasan budidaya alpukat agar dapat tersentra. Kami rencanakan sentra budidaya alpukat tiga hingga empat tahun ke depan. Kalau sudah ada sentra, nanti kami baru melakukan pengolahan buah alpukat dan pemasaran tersentra,” ucapnya.

Plt. Kepala DP3 Sleman, Rofiq Andriyanto, mengatakan kampung alpukat yang berada di Pancoh Girikerto menjadi pilihan yang tepat dikembangka apabila melihat dari sisi teknis. Apabila menijau dari sisi agroklimat dan kondisi kesuburan tanah, lereng Merapi sangat mendukung pertumbuhan tanaman alpukat secara optimal.

Kata Rofiq, tanaman alpukat sejak lama telah dibudidayakan secara terbatas di lereng Merapi. Melalui pengembangan berbasis kawasan, pembudidayaan akan menjadi lebih optimal, efisien, dan layak secara ekonomi.

“Melalui pendekatan kawasan tidak hanya komoditas buahnya yang dapat dipasarkan; ke depan bisa dikembangkan juga sebagai kawasan agroeduwisata berbasis tanaman buah-buahan di mana masyarakat bisa berwisata di area kebun alpukat, menikmati kudapan berbahan alpukat, belajar tentang budidaya, dan olahan alpukat serta memahami potensi alpukat ke depannya,” kata Rofiq.

Rofiq menambahkan keberadaan kampung alpukat dapat mendorong peningkatan pendapatan petani dan warga sekitar. Budidaya alpukat juga dapat melestarikan kawasan lereng Merapi sebagai kawasan resapan air hujan sebagaimana diatur dalam Tata Ruang Sleman selama ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

Daftar Insiden Tiga Kereta Anjlok Sepekan Terakhir

Daftar Insiden Tiga Kereta Anjlok Sepekan Terakhir

News
| Kamis, 07 Agustus 2025, 10:37 WIB

Advertisement

Wisata Sejarah dan Budaya di Jogja, Kunjungi Jantung Tradisi Jawa

Wisata Sejarah dan Budaya di Jogja, Kunjungi Jantung Tradisi Jawa

Wisata
| Sabtu, 02 Agustus 2025, 18:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement