Advertisement
Mengenang Profesor Abdul Kahar Mudzakkir di Rumah Peradaban Kotagede
Benda peninggalan Abadul Kahar Muzakkir di Rumah Peradaban Kotagede. - Istimewa.
Advertisement
Harianjogja.com JOGJA—Sebuah rumah di gang sempit Kelurahan Purbayan, Kotagede, Kota Jogja menjadi saksi lahirnya pemikiran dari tokoh sekaligus Pahlawan Nasional Profesor Abdul Kahar Mudzakkir. Rumah yang dahulu ditempati Abdul Kahar Mudzakkir kini telah dipugar dan diresmikan sebagai Rumah Peradaban Prof. KH. Abdul Kahar Mudzakkir.
Adalah Yayasan Badan Wakaf Universitas Islam Indonesia (YBW UII) yang membangun dan meresmikan Rumah Peradaban ini pada Selasa 16 September 2025 lalu. Mengingat Abdul Kahar Mudzakkir adalah pendiri UII yang dahulu pertama kali berdiri dengan nama Sekolah Tinggi Islam, awalnya berada di Jakarta kemudian pindah ke Jogja bersamaan dengan pindahnya ibukota Indonesia kala revolusi fisik.
Advertisement
Ketua Umum YBW UII Suparman Marzuki mengatakan rumah tersebut merupakan tepat tinggal Prof. KH. Abdul Kahar Mudzakkir dan memang sangat sederhana. Meski demikian bangunan tersebut menjadi saksi lahirnya gagasan dan pemikiran kebangsaan yang semangatnya diwarikan hingga saat ini.
"Secara umum bangunan ini direnovasi dengan mempertahankan keasliannya. Ada tim kurasi, seperti arsitek hingga ahli cagar budaya. Harapannya keberadaan bangunan ini bisa menjaga warisan bagi generasi mendatang. Mengenang kembali pemikiran, semangat yang diwariskan ProfesorAbdul Kahar Mudzakkir," ujarnya.
Kayu-kayu pada bangunan tersebut sebagian masih asli. Namun sebagian lagi dipugar diganti dengan kayu yang dicari ke berbagai tempat di Jawa Tengah agar menyerupai aslinya. Beberapa titik tembok bangunan jga dibiarkan asli bahkan tidak dicat. Hal itu untuk melengkapi memori siapa saja yang datang ke rumah tersebut.
Rektor UII Profesor Fathul Wahid berharap rumah peradaban menjadi momentum untuk merawat dan meneladani nilai luhur yang dijalankan dan diajarkan oleh Abadul Kahar Muzakkir yang dikenal sebagai intelektual, pejuang, tokoh yang visinya melampaui zamannya.
"Rumah Peradaban ini hadir sebagai ruang sejarah, seni, kebudayaan, sekaligus pemasyarakatan nilai luhur yang beliau wariskan. Kehadirannya diharapkan bukan hanya menjadi pengingat sejarah, tetapi juga wadah lahirnya gagasan baru," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Kericuhan Kalibata Tewaskan Dua Debt Collector, Kerugian Rp1,2 M
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement




