Advertisement
Petani Ponjong Gunungkidul Manfaatkan Rongsok untuk Tanam Padi Sawah

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Petani di Kalurahan Genjahan, Ponjong membuat inovasi tanaman padi dengan media bekas galon air mineral. Budidaya ini disebut dengan metode sawah rosok karena memanfaatkan barang-barang bekas untuk media penanaman.
Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Raharjo Yuwono mengatakan, pihaknya mengapresiasi inovasi tanam padi yang dilaksanakan oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Genjahan Makmur di Kalurahan Genjahan, Ponjong. Pasalnya, budidaya ini tidak langsung ditanam di lahan sawah, namun dengan memanfaatkan media galon maupun ember bekas untuk media tanam.
Advertisement
Proses budidaya sudah berlangsung dan sudah menikmati hasil panen dari metode tana mini. Ia mengungkapkan, pemanfaatan galon sebagai media tanam padi dilakukan dengan memotong bagian atas sehingga berbentuk pot.
Selanjutnya, diisi campuran tanah dengan pupuk kompos yang dikombinasikan dengan air. “Satu pot galon diisi dengan tiga bibit benih padi. Untuk jenis yang ditanam padi varietas Inpari-24 dengan usia tanam sekitar 115 hari,” kata Raharjo, Senin (6/10/2025).
BACA JUGA
Menurut dia, budidaya padi sawah rosok ini sudah membuahkan hasil karena sudah dipanen pada Kamis (2/10/2026). Berdasarkan pengubinan yang dilakukan, dis etiap potnya mampu menghasilkan seberat 400 gram gabah kering giling.
“Ini bisa menjadi solusi keterbatasan lahan. Sebab, dengan 100 galon bekas air mineral sudah bisa menghasilkan 30-40 kilogram gabah kering giling. Pemeliharaannya juga mudah dan lebih irit air,” katanya.
Ditambahkannya, pola tanam ini bisa dikembangkan di seluruh wilayah karena tidak harus bertumpu pada ketersediaan air yang melimpah. “Metode sawah rosok juga bisa memanfaatkaan lahan di sekitar rumah karena praktis dan bisa untuk memperkuat program ketahan pangan dalam keluarga,” katanya.
Ketua Gapoktan Genjahan Makmur, Suhantara mengatakan, ide membuat pola tanam padi sawah rosok bermula dari banyaknya galon atau ember bekas yang menumpuk di rumah. Dirinya pun mencoba membuat pot dari barang bekas ini kemudian dicoba ditanami padi.
“Saya bersyukur padi yang saya tanam dalam pot dapat tumbuh dengan subur hingga bisa panen,” kata Suhantara.
Menurut dia, metode tanam ini tidak hanya irit lahan, tapi juga pupuk yang dibutuhkan tidak banyak. Didalam pemeliharaan, kata Suhantara, setiap pot yang berisi tiga benih padi hanya membutuhkan pupuk NPK sebanyak setengah sendok makan.
“Pemupukan ini hanya sekali sampai panen. Hasilnya juga bagus,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Cuaca di Sejumlah Kota Besar Hari Ini Berawan dan Hujan Ringan, Termasuk DIY
Advertisement

Jembatan Kaca Tinjomoyo Resmi Dibuka, Ini Harga Tiketnya
Advertisement
Berita Populer
- Kota Jogja Targetkan 300 Titik Parkir Digital hingga Akhir 2025
- ODGJ Duduk di Jalan Minim Penerangan, Tertabrak Motor hingga Tewas
- Wacana Pembukaan Kembali Stasiun Kalasan Masih Dikaji
- 90 Persen EWS Banjir di Bantul Rusak, Akan Diperbaiki di 2026
- Masuk Masa Pancaroba, BPBD Gunungkidul Siagakan Tim Bencana
Advertisement
Advertisement