Advertisement

Akademisi UGM Minta Iklan Rokok Dilarang di Kulonprogo, Ini Alasannya

Khairul Ma'arif
Senin, 17 November 2025 - 09:37 WIB
Abdul Hamied Razak
Akademisi UGM Minta Iklan Rokok Dilarang di Kulonprogo, Ini Alasannya Tanda larangan merokok di kereta api. Foto ilustrasi dibuat menggunakan Artificial Intelligence.

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO—Akademisi UGM, Prof. Yayi Suryo Prabandari, menekankan pentingnya memasukkan aturan larangan iklan rokok dalam revisi Peraturan Daerah (Perda) Kawasan Tanpa Rokok (KTR) Kulonprogo yang saat ini tengah digodok DPRD.

Menurutnya, keberadaan iklan rokok sangat berpengaruh terhadap perilaku merokok di kalangan pelajar, terlebih prevalensi merokok di Kulonprogo tergolong tinggi.

Advertisement

Yayi memaparkan, berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi perokok harian di DIY mencapai 19,20%. Adapun Kulonprogo tercatat sebagai kabupaten dengan prevalensi perokok harian tertinggi kedua di DIY.

“Prevalensi perokok aktif harian di Kulonprogo mencapai 21,1%, tertinggi kedua setelah Gunungkidul,” ujarnya, Minggu (16/11/2025).

Selain rokok konvensional, tren penggunaan rokok elektrik juga meningkat. Yayi menjelaskan, prevalensi perokok elektrik di DIY naik dari 7,8% pada 2018 menjadi 9,6% pada 2023. “Angka tersebut juga turut disumbang dari Kulonprogo,” ungkapnya.

Ia menilai peningkatan tersebut harus menjadi perhatian pemerintah daerah. Karena itu, ia menegaskan pentingnya menghapus segala bentuk iklan rokok dalam revisi Perda KTR.

Selain itu, pengawasan terhadap penjualan rokok juga perlu diperketat, khususnya terkait jarak toko yang menjual rokok dari sekolah.

“Penjualan rokok di radius 200 meter dari sekolah seharusnya dilarang sesuai PP Nomor 28/2024,” kata perempuan yang juga menjabat sebagai Ketua Jogjakarta Sehat Tanpa Tembakau tersebut.

Yayi menambahkan, kedekatan jarak iklan rokok dengan sekolah terbukti mendorong ketertarikan pelajar untuk mencoba rokok. Hal itu diperkuat berbagai kajian yang menunjukkan tingginya paparan pelajar terhadap iklan dan ajakan merokok.

“Anak-anak sangat rentan terpapar iklan dan ajakan merokok,” tegasnya.

Ia juga menyebut banyak perokok berasal dari kelompok ekonomi menengah ke bawah, sehingga kebiasaan merokok berdampak pada berkurangnya pengeluaran keluarga untuk kebutuhan lain yang lebih penting.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

Presiden Prabowo Luncurkan Smartboard di Sekolah

Presiden Prabowo Luncurkan Smartboard di Sekolah

News
| Senin, 17 November 2025, 12:37 WIB

Advertisement

Tips Menikmati Solo Traveling Agar Tetap Seru

Tips Menikmati Solo Traveling Agar Tetap Seru

Wisata
| Sabtu, 15 November 2025, 17:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement