Advertisement
Bupati Usulkan Nama Jembatan Pandansimo Jadi Banaran
Foto udara pembangunan Jembatan Pandansimo di Bantul, DI Yogyakarta, Rabu (25/6/2025). Jembatan Pandansimo sebagai penghubung Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) antara Kabupaten Kulonprogo dan Bantul sepanjang 1,9 kilometer tersebut rencananya akan diresmikan pada Juli mendatang. Antara - Hendra Nurdiyansyah
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Bupati Kulonprogo Agung Setyawan mengusulkan nama Jembatan Pandansimo diganti menjadi Jembatan Banaran karena alasan kewilayahan dan kesejarahan.
"Jadi, jembatannya bukan Pandansimo, tetapi Jembatan Banaran. Ini baru dalam usulan. Kami berharap toponiminya diubah," kata Agung kepada wartawan, Senin (17/11/2025).
Advertisement
Agung menilai usulan pengubahan nama itu didasarkan pada dua alasan utama: kewilayahan dan kesejarahan.
"Karena secara kewilayahan berada di Kulonprogo dan secara kesejarahan lebih kental dengan Banaran," imbuhnya.
BACA JUGA
Agung menuturkan bahwa Banaran memiliki nilai sejarah yang kuat, yaitu sebagai sebuah padepokan pada awal berdirinya Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Tempat itu dulunya menjadi lokasi berlatih Sutawijaya untuk membentuk pasukan perang.
"Banaran itu sebuah padepokan di awal berdirinya Keraton Ngayogyakarto sebagai tempat berlatihnya Sutawijaya untuk membentuk pasukan perang. Secara komplit, Dewan dan Dinas Kebudayaan memiliki telaah yang lebih komplit," tuturnya.
Lebih lanjut, Agung menyampaikan bahwa dahulu kawasan tersebut dikenal dengan nama Kah Banaran sebelum menjadi Banaran setelah Indonesia merdeka.
"Itu dulunya padepokan. Diupayakan penggantian namanya sebelum peresmian jembatan," jelasnya.
Jembatan Pandansimo kini sudah beroperasi penuh dan menjadi penghubung antara Bantul dan Kulonprogo di sisi paling selatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
BNPB: Daerah Rawan Butuh Teknologi Peringatan Dini Longsor
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement




