Advertisement

Aktivitas Vulkanik Gunung Merapi Meningkat, Muncul 3 Awan Panas

Catur Dwi Janati
Sabtu, 06 Desember 2025 - 19:57 WIB
Maya Herawati
Aktivitas Vulkanik Gunung Merapi Meningkat, Muncul 3 Awan Panas Foto pengamatan visual BPPTKG menunjukkan guguran awan panas di Gunung Merapi. - ist - BPPTKG

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Laporan terbaru Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menunjukkan aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih tinggi dengan kejadian tiga awan panas guguran dalam sepekan, sehingga kewaspadaan terhadap potensi bahaya perlu ditingkatkan.

Masyarakat diimbau agar mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.

Advertisement

Berdasarkan laporan aktivitas Gunung Merapi pada 28 November hingga 4 Desember 2025, Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso, mengatakan selama sepekan terakhir tiga kejadian awan panas guguran terjadi di Gunung Merapi. Dijelaskan Agus, jarak luncur maksimum awan panas guguran yang tercatat mencapai 2.000 meter ke arah barat daya atau hulu Kali Krasak.

Selain awan panas guguran, Agus juga mengungkapkan adanya puluhan guguran lava yang teramati selama sepekan.

"Guguran lava yang dapat teramati adalah sebanyak 53 kali ke arah hulu Kali Krasak sejauh maksimum 2.000 meter, 18 kali ke arah hulu Kali Bebeng sejauh maksimum 2.000 meter, dan 23 kali ke arah hulu Kali Sat/Putih sejauh maksimum 2.000 meter," jelas Agus pada Sabtu (6/12/2025).

Dari aspek perubahan morfologi, Agus menerangkan adanya sedikit perubahan morfologi pada Kubah Barat Daya. Perubahan morfologi tersebut, kata Agus, akibat perubahan volume kubah dan aktivitas guguran lava. Sementara itu, untuk Kubah Tengah, Agus menyebut tidak teramati adanya perubahan morfologi dalam kurun beberapa waktu terakhir.

"Berdasarkan analisis foto udara tanggal 30 Oktober 2025, volume Kubah Barat Daya dan Kubah Tengah berturut-turut sebesar 4.308.700 meter kubik dan 2.368.800 meter kubik," jelasnya.

Hujan juga dilaporkan terjadi di Gunung Merapi. Diterangkan Agus, pada pekan ini terjadi hujan di sekitar Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan tertinggi terjadi pada 30 November 2025. Intensitas curah hujan tertinggi itu tercatat di Pos Kaliurang sebesar 11,64 mm/jam selama 118 menit.

Kendati terjadi hujan di area Gunung Merapi, Agus menegaskan tidak adanya laporan penambahan aliran maupun lahar di sungai yang berhulu di Gunung Merapi.

"Tidak dilaporkan adanya penambahan aliran maupun lahar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi," ujarnya.

Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental Gunung Merapi selama sepekan terakhir, Agus menjelaskan bahwa saat ini aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat Siaga.

Selain itu, Agus juga menjelaskan bahwa data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya.

Lebih lanjut, Agus menyampaikan bahwa potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan–barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer dan Sungai Bedog, Krasak, serta Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol sejauh 5 kilometer.

"Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak," tandasnya.

Masyarakat diimbau tidak melakukan kegiatan apa pun di daerah potensi bahaya. Masyarakat, lanjut dia, agar mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran (APG), terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.

"Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih tinggi. Masyarakat untuk menjauhi daerah bahaya terutama bagi yang beraktivitas di sungai-sungai saat terjadi hujan di sekitar Gunung Merapi," tegasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

Simulasi Penanggulangan Bencana Polres Wonosobo Diperkuat Sinergi

Simulasi Penanggulangan Bencana Polres Wonosobo Diperkuat Sinergi

News
| Sabtu, 06 Desember 2025, 19:37 WIB

Advertisement

Sejarah Candi Cetho di Lereng Gunung Lawu yang Sarat Makna

Sejarah Candi Cetho di Lereng Gunung Lawu yang Sarat Makna

Wisata
| Sabtu, 06 Desember 2025, 19:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement