Advertisement
Minat Wisatawan Lemah, Okupansi Hotel di Bantul Seret
Ilustrasi Hotel/ Freepik
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL — Tingkat okupansi hotel di Kabupaten Bantul menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025 masih tergolong rendah. Hingga pertengahan Desember, rata-rata keterisian kamar hotel di wilayah ini baru mencapai sekitar 50 persen.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bantul, Yohanes Hendra Dwi Utomo, menyebut capaian tersebut jauh tertinggal dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. Menurutnya, sejumlah faktor eksternal membuat wisatawan masih menahan diri untuk memesan hotel.
Advertisement
“Sampai saat ini masih kurang lebih 50 persenan. Jadi untuk okupansi di hari raya Nataru ini masih sangat minim sekali,” ujar Yohanes, Minggu (14/12/2025).
Ia menjelaskan, isu bencana alam yang terjadi di sejumlah daerah serta kondisi perekonomian yang belum sepenuhnya pulih menjadi pertimbangan utama wisatawan dalam merencanakan liburan. Akibatnya, pertumbuhan pemesanan kamar hotel di Bantul berjalan sangat lambat.
BACA JUGA
“Karena juga mungkin isu-isu masalah bencana alam, terus juga perekonomian juga belum begitu baik. Jadi itu juga yang menghambat orang melakukan reservasi di hotel untuk liburan Natal,” katanya.
Yohanes mengungkapkan, perbedaan okupansi tahun ini dengan tahun lalu cukup mencolok. Pada periode yang sama menjelang Nataru 2024, keterisian kamar hotel di Bantul sudah berada di kisaran 60 hingga 70 persen.
“Dibanding tahun lalu jauh. Tahun lalu di tanggal-tanggal segini okupansinya sudah mulai di angka 60 sampai 70 persen. Tapi tahun ini sangat lambat sekali,” ujarnya.
Kondisi tersebut, lanjut Yohanes, tidak hanya dialami satu atau dua hotel, melainkan hampir merata di kalangan pelaku usaha perhotelan di Bantul. Bahkan di tempat usahanya sendiri, jumlah kamar yang telah terpesan masih sangat terbatas.
“Kalau di tempat saya, karena jumlah kamarnya tidak banyak, yang sudah terbooking kurang lebih sekitar 10 kamar. Kalau dari rekan-rekan lain rata-rata masih di 50 persen juga,” katanya.
Meski demikian, Yohanes masih berharap tingkat okupansi hotel dapat meningkat mendekati puncak libur Natal dan Tahun Baru. Ia menilai peluang kenaikan pemesanan masih terbuka, terutama jika kondisi eksternal lebih kondusif dan kepercayaan wisatawan kembali tumbuh.
“Memang posisinya untuk libur Natal tahun ini banyak isu yang menghambat, sehingga orang yang mau berwisata masih berpikir soal pengeluaran,” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement





