Advertisement
Simulasi Embarkasi Haji Kulonprogo Ungkap Kendala Parkir dan X-Ray
Istimewa - Simulasi embarkasi haji dilakukan di Bandara YIA dan Novotel-Ibis, Sabtu (13/12 - 2025). Para jemaah haji diterima di asrama hotel dan melakukan pemeriksaan kesehatan OSS yang menjadi proses validasi atau pemeriksaan medis oleh Balai Karantina Kesehatan yang terhubung ke sistem perizinan pemerintah
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Keterbatasan lahan parkir bus dan proses pemindahan alat X-ray menjadi catatan penting dalam simulasi embarkasi haji perdana di Kulonprogo, Sabtu (13/12/2025).
Dalam simulasi yang melibatkan satu kloter jemaah haji itu juga disimulasikan seluruh tahapan, mulai dari kedatangan jemaah di hotel yang difungsikan sebagai asrama haji, proses pemberangkatan menuju Yogyakarta International Airport (YIA) untuk terbang ke Arab Saudi, hingga simulasi debarkasi atau kepulangan jemaah.
Advertisement
Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kanwil Kemenag DIY, Jauhar Mustofa, mengatakan simulasi ini merupakan upaya strategis untuk "belanja masalah" karena layanan embarkasi baru pertama kali diselenggarakan di Kulonprogo. Simulasi tahap kedua direncanakan akan dilakukan pada Januari 2026.
Dari simulasi tahap pertama, Jauhar Mustofa mengidentifikasi dua tahapan krusial yang harus segera ditemukan solusinya. Masalah pertama adalah keterbatasan area parkir di fase kedatangan jemaah.
BACA JUGA
“Kemarin yang krusial tentu di fase kedatangan itu jemaah. Karena hotel [Novotel-Ibis dijadikan asrama haji], maka harus menyesuaikan alur kedatangan, skema kedatangan, penerimaan jemaah dari kabupaten dan kota. Nah, ini parkir hotel misalnya, kan tidak seluas di Asrama Haji Solo, itu menjadi catatan,” jelas Jauhar, Minggu (14/12/2025).
Jauhar menyampaikan, area parkir bus di Novotel-Ibis yang dijadikan asrama haji hanya mampu memuat sembilan bus, yang merupakan kapasitas maksimal. Padahal, untuk menampung kedatangan satu kloter jemaah yang melibatkan 360 orang, setidaknya dibutuhkan 10 bus besar.
“Ini tentu kita masih butuh kantong-kantong parkir itu. Nah, makanya kemarin ini akan kami evaluasi nanti di rapat, lalu kemudian nanti akan kita jadikan SOP,” ungkapnya.
Untuk mengatasi daya tampung parkir yang terbatas, Kemenag berencana mencari lahan parkir tambahan di sekitar kawasan asrama haji. “Jadi ada beberapa alternatif, nanti kita akan kerja sama dengan Pemkab Kulonprogo untuk mencari lahan parkir,” lanjut Jauhar.
Tahapan krusial kedua yang ditemukan dalam simulasi berkaitan dengan proses X-ray di Bandara YIA yang harus dipindahkan dan dipasang di hotel asrama haji.
“X-ray-nya itu kan beratnya satu ton. Jadi, X-ray yang dari Angkasa Pura itu beratnya satu ton. Nah, ini juga kemarin menjadi catatan untuk Loading X-ray dari Angkasa Pura ke hotel itu karena tempatnya juga sempit, ini juga jadi catatan,” tutur Jauhar.
Proses pemindahan alat X-ray yang sangat berat dan besar ini harus dicarikan solusi karena konsep pelayanan embarkasi adalah one stop service. Jauhar berharap, jika memungkinkan, alat tersebut dapat dipasang menggunakan crane dan ditempatkan secara permanen di area hotel.
General Manager Bandara YIA, Ruly Artha, menambahkan bahwa simulasi ini merupakan langkah strategis untuk memastikan kesiapan infrastruktur dan koordinasi antar instansi terkait (Imigrasi, Bea Cukai, BKK Yogyakarta, dan maskapai) dapat berjalan terpadu dan efisien.
Diperkirakan, total jemaah haji yang akan terbang dari Bandara YIA mencapai sekitar 9.641 orang. Jumlah tersebut berasal dari DIY dan beberapa wilayah Jawa Tengah, yaitu Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Magelang Raya, dan Temanggung, yang terbagi dalam 27 kloter.
“Simulasi ini sangat krusial untuk mengidentifikasi potensi kendala dan memastikan seluruh petugas dapat bekerja secara terpadu dan efisien,” tegas Ruly.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement





