Advertisement
Libur Nataru, Penjualan Wingko dan Bakpia Ngasem Naik 10 Persen
Arifin, manager sekaligus adik dari pendiri usaha Wingko dan Bakpia Ngasem sedang memasak bakpia di lapaknya pada Minggu (21/12/2025). Harian Jogja - Stefani Yulindriani
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Memasuki masa libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), penjualan Wingko dan Bakpia Ngasem di Kota Jogja mengalami kenaikan sekitar 10 persen, meski peningkatannya belum signifikan dibandingkan periode libur panjang sebelumnya.
Pendiri Wingko dan Bakpia Ngasem, Wiwid, mengatakan tren kenaikan penjualan mulai terasa sejak awal libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), meski belum mencapai puncaknya.
Advertisement
“Kemarin sudah mulai ada kenaikan, tapi belum besar. Sekitar 10 persen,” katanya, Selasa (23/12/2025).
Dia menjelaskan, pada hari biasa omzet penjualan Wingko dan Bakpia Ngasem berada di kisaran Rp15 juta hingga Rp19 juta per hari. Sementara pada akhir pekan, omzet dapat meningkat menjadi Rp20 juta hingga Rp30 juta per hari. Pada kondisi sangat ramai, omzet tertinggi bahkan bisa mencapai Rp32 juta hingga Rp33 juta per hari.
Menurut Wiwid, pembeli Wingko dan Bakpia Ngasem berasal dari wisatawan lama maupun pelanggan baru. Bahkan, tidak sedikit pelanggan yang telah berulang kali membeli produk tersebut.
“Ada yang baru coba, ada juga yang sudah datang lima kali sampai 10 kali. Kami juga promosi lewat TikTok,” katanya.
Meski permintaan berpotensi meningkat menjelang puncak libur Tahun Baru, Wiwid mengakui pihaknya masih menghadapi kendala di sisi produksi, terutama keterbatasan tenaga kerja. Saat ini, jumlah pegawai Wingko dan Bakpia Ngasem berkisar 8–15 orang. Pada akhir pekan, pihaknya biasanya menambah tiga hingga empat pekerja untuk mengantisipasi peningkatan permintaan.
“Penjualan sebenarnya bisa naik lagi, tapi produksi yang jadi kendala. Sekarang sulit mencari pegawai yang bertahan lama,” ujarnya.
Selain tenaga kerja, kendala lain berasal dari kenaikan harga kelapa, bahan baku utama wingko. Wiwid menuturkan harga kelapa saat ini mencapai sekitar Rp30.000 per kilogram, naik dari kisaran Rp18.000 hingga Rp20.000 per kilogram pada 2024.
Meski demikian, pihaknya telah berkoordinasi dengan pemasok untuk menyiapkan tambahan stok kelapa guna menunjang penjualan selama libur Nataru. Kebutuhan kelapa pada masa liburan dapat mencapai 50–70 kilogram per hari. Namun, stok kelapa tidak dapat disiapkan jauh hari karena harus diproses dalam kondisi segar demi menjaga kualitas produk.
“Kelapa itu harus pas matangnya. Kalau terlalu muda rasanya getir, kalau terlalu tua jadi keras,” katanya.
Sementara itu, bahan baku bakpia relatif lebih aman karena berbasis bahan pabrik seperti tepung dan gula, meski tetap mengalami kenaikan harga.
Untuk menghadapi libur Nataru, produksi wingko dan bakpia ditingkatkan menjadi sekitar 10.000 buah per hari, dari biasanya 5.000–6.000 buah per hari. Meski biaya produksi meningkat, Wiwid memastikan harga jual tetap dipertahankan.
“Kami enggak bisa sembarangan menaikkan harga karena pasar kami pasar tradisional. Yang penting bisa bayar pegawai dan ada sisa sedikit,” katanya.
Ke depan, Wiwid berharap penjualan selama libur Tahun Baru dapat meningkat hingga 50 persen dibandingkan hari biasa, meski ia menyadari keterbatasan tenaga kerja masih menjadi tantangan utama.
“Mudah-mudahan bisa naik sampai 50 persen. Kalau bisa lebih tentu lebih baik, tapi ya tergantung tenaga kerja,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Jogja Puncaki Urutan Destinasi Favorit Liburan Keluarga Akhir Tahun
Advertisement
Berita Populer
- Lumbung Mataraman DIY Pasok Bahan MBG dari Petani Lokal
- Gunungkidul Pusatkan Perayaan Tahun Baru 2026 di Pantai Sepanjang
- Arus Kendaraan Masuk DIY Meningkat Jelang Libur Nataru
- 140 Pelajar Kulonprogo Deklarasi Anti Judi Online dan Radikalisme
- Jadwal KRL Jogja-Solo Rabu 24 Desember 2025 dari Pagi hingga Malam
Advertisement
Advertisement





