Advertisement
Getaran Aktivitas Tambang Diduga Sebabkan Longsor Berujung Maut di Sleman
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN--Longsor yang terjadi di kawasan penambangan pasir tebing Sungai Gendol, Dusun Kalitengah Kidul, Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan diduga akibat dari getaran aktivitas penambangan.
Kepala Balai Pengawasan Perizinan Penambangan Wilayah Sleman, Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Dan Energi Sumber Daya Mineral (PUP ESDM) DIY, Agung Satrio mengatakan penyebab pasti terjadinya longsor di aera pertambangan memang belum diketahui pasti.
Namun pihaknya menduga longsor terjadi karena adanya aktivitas getaran alat berat maupun truk yang mengangkut hasil tambang. “Mungkin karena getaran truk yang lewat dan lalu lalang itu ya. Mungkin ada efek pemicu seperti itu,” kata dia saat ditemui di lokasi kejadian, Senin (2/4/2018).
Di sisi lain pihaknya sudah memberikan instruksi kepada seluruh penambang. Termasuk kepada CV Sari Mulia yang memiliki izin resmi penambangan di lokasi seluas 2,5 hektare tersebut, agar tidak melakukan ativitas di titik rawan longsor. Selain itu pihaknya juga meminta agar aktivitas penambangan menjauh dari tebing.
“Jadi kegiatan pengalian antara tebing itu harus diberi jarak 30 meter, jadi tidak terlalu dekat dengan tebing. Memang di sini sudah dilakukan ini sudah cukup jauh, mungkin memang [penyababnya] karena bencana alam,” kata dia.
Kendati, kegiatan penambangan memiliki izin resmi namun pihaknya tetap mengingatkan agar para penambang pemenuhi prosedur keamanan. “Semuanya berizin, secara teknis ada juga kepala teknis tambangnya dan ada prosedur cara tambang. Walaupun seperti itu, kami sudah mengimbau agar tidak menambang di dekat tembing,” kata dia.
Sementara itu Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kabupaten Sleman, Makwan mengatakan kecelakaan di area tambang memang beberapa kali terjadi.
Pihaknya pun sudah sering kali mengingatkan kepada para pengelola tambang agar selalu waspada. Termasuk jika adanya informasi terkait dengan cuaca buruk, maka pihaknya langsung menginformasikan agar para penambang mengentikan aktivitas.
Di sisi lain menurutnya pengelola tambang juga harus ada tim khusus yang melakukan pantauan agar tidak terjadi kecelakaan dan menimbulkan bencana. “Harusnya mereka [operator] tambang juga melakukan pemetaan lokasi mana saja yang rawan dan tidak boleh ditambang. Kemudian dipasang rambu-rambu peringatan,” katanya.
Sebelumnya diberitakan pada Senin sekitar pukul 06.00 WIB terjadi longsor di aera tambang CV Sari Mulia yang menewaskan dua orang dan empat orang lainnya luka-luka.
Advertisement
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
KPK Ungkap Mantan Kepala Bea Cukai Jogja Lakukan Pencucian Uang Capai Rp20 Miliar
Advertisement
Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Termasuk Jogja, BMKG Ingatkan Sebagian Besar Wilayah Indonesia Waspada Cuaca Ekstrem
- Stok dan Jadwal Donor Darah di Jogja Hari Ini, Jumat 19 April 2024
- KPU Buka Layanan Konsultasi bagi Paslon Perseorangan di Pilkada Kota Jogja
- Pencegahan Kecelakaan Laut di Pantai Selatan, BPBD DIY: Dilarang Mandi di Laut
- Perekrutan Badan Ad Hoc Pilkada DIY Dibuka Pekan Depan, Netralitas Jadi Tantangan
Advertisement
Advertisement