Advertisement

Antisipasi Merebaknya Demam Berdarah, Dinkes Sasar Indekos

Fahmi Ahmad Burhan
Rabu, 25 April 2018 - 12:15 WIB
Yudhi Kusdiyanto
Antisipasi Merebaknya Demam Berdarah, Dinkes Sasar Indekos Ilustrasi Fogging - JIBI

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Dibandingkan 2017, kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Sleman pada 2018 mengalami tren penurunan. Meski demikian, Dinkes tetap berupaya melakukan pencegahan. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan mengunjungi tempat-tempat rawan DBD, salah satunya di indekos.

Berdasarkan data Dinkes Sleman, pada 2018 hingga pertengahan April, terdapat 49 kasus DBD, dengan jumlah korban meninggal satu orang. Jumlah ini turun jauh dibanding kasus pada 2017, di mana mulai awal tahun hingga April, terdapat 100 kasus DBD.

Advertisement

Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman, Dulzaini, mengatakan terjadi penurunan, upaya pencegahan tetap dilakukan. Menurut Dulzaini, kasus DBD banyak terjadi saat musim hujan.

"Kami melakukan pencegahan bekerja sama dengan Pokjanal [Kelompok Kerja Operasional] DBD di tingkat kecamatan dengan memantau tempat-tempat yang rawan DBD, seperti di indekos," ujarnya saat ditemui Harian Jogja, Selasa (24/4/2018).

Menurut Dulzaini, penghuni indekos gampang terkena DBD, terutama jika kebersihan tidak dijaga. "Biasanya kasus DBD terjadi di indekos yang tidak terjaga kebersihannya, bak mandi jarang dikuras dan genangan air juga tidak diurus," ujarnya.

Dulzaini mengatakan jajarannya terjun langsung dengan melihat kondisi dan mendata jentik nyamuk di tiap wilayah yang rawan DBD. Dalam setahun, Dinkes mengunjungi wilayah yang rawan hingga 12 kali. Saat ini Dinkes mempersiapkan anggaran untuk berbagai fasilitas pencegahan DBD seperti larvasida. "Untuk kasus-kasus khusus, misalnya ada yang meninggal karena DBD, kami langsung melakukan fogging atau pengasapan," katanya.

Untuk kasus DBD, Dulzaini mengatakan meskipun upaya pencegahan terus dilakukan, namun ketika perilaku hidup sehat masyarakat tidak bisa dijaga, maka tidak akan ada dampaknya. "Intinya yang terpenting kesadaran masyarakat tentang pentingnya berperilaku hidup sehat," kata Dulzaini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Selebgram Ini Bagikan Kondisi Putrinya yang Masih Balita Dianiaya oleh Pengasuh

News
| Jum'at, 29 Maret 2024, 22:37 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement