Advertisement

Peraih Nilai Tertinggi UN SMK di Gunungkidul Waswas dengan Biaya Kuliah

Herlambang Jati Kusumo
Senin, 07 Mei 2018 - 08:25 WIB
Budi Cahyana
Peraih Nilai Tertinggi UN SMK di Gunungkidul Waswas dengan Biaya Kuliah Sarta, Nila Rosita Sari, Pangin, dan Rusiyem, di depan rumah mereka di Weru, Botodayakan, Rongkop, Gunungkidul, Jumat (4/5). - Harian Jogja/Herlambang Jati Kusumo

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Siswi SMKN 1 Wonosari, Nila Rosita Sari, berhasil meraih nilai tertinggi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) SMK di Gunungkidul. Berkat kemandirian, dia berhasil membanggakan keluarga.

Nila Rosita Sari lahir di keluarga sederhana. Orang tuanya, Sarna dan Rusiyem, menjadi buruh lepas dan harus sering bekerja di Jakarta. Nila tidak menduga ketika mendapat kabar dirinya menduduki peringat satu di Gunungkidul, dan nomor tiga di DIY, dalam Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) 2018 untuk SMK. Dia tak begitu saja percaya info yang ia terima dari grup Whatsapp. Setelah ada pengumuman resmi dari sekolah, Nila langsung lega.

Advertisement

Nilai mendapat nilai 386 yang dia kumpulkan dari ujian Bahasa Indonesia 92, Bahasa Inggris 94, dan kredit sempurna, 100, untuk ujian Matematika serta Kelompok Mata Pelajaran Peminatan.

“Orang tua sudah mati-matian kerja, kadang ngerasa sedih juga. Jadi bagaimana pun saya harus sukses untuk menyenangkan orang tua nanti. Sekarang yang baru bisa saya lakukan hanya belajar serius agar dapat kerja yang mapan yang dapat membanggakan orang tua,” kata Nila, Jumat (4/5/2018).

Rumah keluarga Nila berada di ujung selatan Gunungkidul, tepatnya Dusun Weru, Desa Botodayakan, Kecamatan Rongkop.

Sebagian tembok bangunan kecil itu tak diplester sehingga susunan batu batanya terlihat kentara. Di rumah itu, Nila membagikan cerita bagaimana ia mendapatkan nilai tinggi dalam ujian.

Layaknya anak muda seusianya, Nila kadang enggan belajar. Namun, keinginannya untuk maju bisa mengalahkan rasa malas. Nila membuat jadwal keseharian dan disiplin menjalaninya. Kapan waktu belajar, waktu beribadah, waktu berkumpul dengan rekannya ia susun rapi dan runtut dari pagi hingga malam.

Jarak rumahnya dengan sekolah cukup jauh, lebih dari satu jam perjalanan menggunakan sepeda motor. Nila kemudian indekos di belakang sekolah.

“Tidak masalah [untuk indekos] karena dari kecil saya sudah terbiasa hidup mandiri. Tidak pernah ada yang memaksa saya untuk belajar, kemauan sendiri saja dan jadinya lebih enak,” katanya.

Keterbatasan juga memaksanya pandai-pandai mengatur keinginan. Dia memanfaatkan fasilitas perpustakaan daerah yang dimiliki pemerintah untuk membaca buku-buku yang tak mampu dia beli.

“Saya ingin jadi guru. Setelah lulus ingin melanjutkan kuliah, kemarin sempat ikut SNMPTN tetapi belum rezeki. Semoga lolos di SBMPTN besok. Saya juga cari-cari beasiswa. Kalau S1 kan lama, juga perlu biaya banyak, kasihan orang tua,” kata siswa Jurusan Akuntansi ini.

Nila sudah memikirkan siasat agar keinginannya kuliah tak memberatkan orang tua.

“Mungkin masuk D1 atau kerja dulu, pas uangnya cukup baru kuliah lagi.”

Membanggakan Keluarga

Ibunya, Rusiyem, sangat bangga dengan prestasi anaknya menjadi peraih nilai tertinggi UNBK SMK di Gunungkidul. Rusiyem mengaku tak pernah menyuruh Nila belajar.

“Apa lagi yang dibanggakan kalau bukan anak. Namanya orang tidak mampu tentu terharu, senang,” kata Rusiyem.

Ia dan suaminya beserta adik Nila yang masih duduk di bangku sekolah dasar, baru kembali ke Gunungkidul setelah lima tahun terakhir tinggal di Jakarta. Sarna yang hanya lulusan SD dan Rusiyem yang tamatan lulusan SMP sulit mencari kerja di DIY dan terpaksa merantau ke Ibu kota.

Selama keluarga itu di Jakarta, Nila ditinggal di Rongkop bersama simbahnya. Sarna dan Rusiyem kemudian balik ke kampung halaman atas permintaan Nila.

“Dia minta saya dan bapaknya pulang, karena dia mau UNBK. Akhirnya kami balik Januari kemarin,” ucapnya.

Ia hanya bisa berharap Nila dapat menata hidup semakin baik, membanggakan orangtua, dan menjadi contoh adiknya.

Pangin, kakek yang merawat Nila selama ditinggal ibu bapaknya ke Jakarta juga sangat bangga dengan cucunya. Menurut dia, Nila anak yang mandiri, tekun belajar meski tak pernah diminta.

Wakil Kepala SMKN 1 Wonosari Bidang Kurikulum Wasita mengatakan bakat Nila sudah terlihat sejak masuk kelas I. “Sudah terlihat pintar anaknya sering ikut lomba-lomba juga. Dia anak yang sopan dan akrab dengan teman-temannya,” kata Wasita.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kuta Selatan Bali Diguncang Gempa Berkekuatan Magnitudo 5,0

News
| Jum'at, 26 April 2024, 21:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement