Advertisement

Setahun Dibagikan, Kartu Tani Tak Bisa Digunakan

Fahmi Ahmad Burhan
Rabu, 23 Mei 2018 - 15:15 WIB
Yudhi Kusdiyanto
Setahun Dibagikan, Kartu Tani Tak Bisa Digunakan ILustrasi pembagian kartu tani - JIBI

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Sejak dibagikan September 2017 silam, hingga saat ini Kartu Tani belum bisa digunakan. Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Sleman masih menunggu kebijakan dari Pemerintah Pusat untuk uji coba penggunaan kartu tersebut.

Kepala Bidang Penyuluhan Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Sleman, Nawang Wulan, mengatakan sampai saat Kartu Tani belum bisa digunakan. "Masih belum bisa digunakan, kami juga tidak tahu apa alasannya. Kami masih menunggu kebijakan dari Pemerintah Pusat," katanya saat dihubungi Harian Jogja, Rabu (23/5/2018).

Advertisement

Nawang mengatakan sosialisasi terakhir kali dilakukan 2017 silam. "Terakhir kali sosialisasi kami lakukan bersama Bupati Sleman, yakni saat pembagian tahap pertama," katanya. Pada tahap pertama, kartu tani dibagikan kepada 55.406 petani. Di tahap pertama, semua petani yang masuk dalam daftar penerima sudah menerima kartu tani.

Menurut Nawang, uji coba penggunaan kartu tani di DIY rencananya bakal dilakukan di Kabupaten Kulonprogo. "Nanti ketika Kulonprogo sudah berhasil, baru ke kabupaten lainnya," ujarnya.

Karena Kartu Tani belum bisa digunakan, hingga saat ini petani masih mendapatkan pupuk bersubsidi secara manual. "Banyak petani yang menanyakan terkait dengan penggunaan kartu tani, namun kami tidak bisa menjawab kepastian kapan akan bisa digunakan karena masih menunggu kebijakan dari Pemerintah Pusat," ujarnya.

Ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Desa Sidomoyo, yang juga pemerima Kartu Tani, Siswohartiyo, mengatakan petani belum mendapatkan kejelasan tentang penggunaan kartu tersebut. "Kami justru merasa kartu ini membuat ribet," ujarnya.

Siswohartiyo mengatakan, lokasi pengecer pupuk yang bisa digunakan untuk mendapatkan subsidi pupuk dengan Kartu Tani hanya sedikit, dan membuat petani berencana untuk lebih memilih mendapatkan pupuk dari pengecer lainnya. Selain itu berdasarkan pemahaman petani, pupuk tidak bisa diambil secara berkelompok. "Hanya perorangan yang bisa mengambil pupuk, padahal kami biasanya mengambil secara berkelompok. Kalau per orang, tidak semua petani punya kendaraan," kata Siswohartiyo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Sheila on 7 Bikin Konser di Medan, Pertumbuhan Sektor Pariwisata di Sumut Ikut Subur

News
| Kamis, 25 April 2024, 13:07 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement