Advertisement

Sultan Jogja Bicara Hoaks dan Ujaran Kebencian

Newswire
Sabtu, 23 Juni 2018 - 09:50 WIB
Bhekti Suryani
Sultan Jogja Bicara Hoaks dan Ujaran Kebencian Sri Sultan hamengku Buwono X-Gubernur DI.Yogyakarta. - Harian Jogja/Desi Suryanto

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA- Raja Kraton Jogja Sri Sultan HB X menyinggung soal ujaran kebencian dan penyebaran hoaks yang marak terjadi saat ini.

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan HB X mengatakan momentum Lebaran Idulfitri sebaiknya dimaknai sebagai titik pijak untuk memerangi keinginan melontarkan ujaran kebencian serta penyebaran berita bohong.

Advertisement

"Kewajiban kita untuk merawat kondisi fitrah ini dari ancaman perang nafsu berupa ujaran kebencian dan berita bohong yang berpotensi membuka luka bangsa yang sulit penyembuhannya," kata Sultan saat acara halalbihalal bersama para pejabat, tokoh masyarakat, dan dunia usaha di DIY di Bangsal Kepatihan, Jogja, Jumat (22/6/2018) malam.

Menurut Sultan, ujaran kebencian belakangan ini terlebih menjelang pemilu terus menerus diproduksi oleh kalangan oknum tertentu yang tidak bertanggung jawab. Akibatnya, reproduksi ujaran kebencian serta berita bohong secara beruntun itu akan menjadi bangsa Indonesia sebagai bangsa yang pendek akal.

"Ujaran kebencian yang terus direproduksi akan menjadikan bangsa yang pendek akal serta bangsa yang jauh dari tujuan konstitusi," ujar Sultan.

Oleh sebab itu, dalam acara halalbihalal yang dihadiri ratusan pejabat dan tokoh masyarakat itu, Sultan mengajak agar seluruh informasi yang beredar di media sosial tidak langsung disebarkan ulang, tanpa didahului klarifikasi.

"Tabayyun menjadi penting sebagai prinsip kehati-hatian dalam mengelola media sosial, cek dan recek kebenaran berita berikut sumber beritanya," tutur Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat ini.

Selain itu, ia juga mendorong para pemuka agama serta para pendidik agar ikut berperan dengan mengoptimalkan masjid serta lembaga pendidikan untuk mencerdaskan bangsa agar terhindar dari ujaran kebencian serta berita bohong.

Menurut Sultan, berbagai lontaran ujaran kebencian yang terus berlangsung saat ini tidak produktif serta tidak akan mempercepat pencapaian visi bangsa dan pencapaian kemajuan ekonomi negara.

"Idulfitri adalah momentum untuk introspeksi diri bagi segenap anak bangsa yang tengah dalam suasana bangat menjelang pemilu. Jika bangsa-bangsa lain sudah menetapkan visi negaranya kapan akan tercapai, kita masih sibuk berdebat tanpa makna," kata Sultan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Seorang Polisi Berkendara dalam Kondisi Mabuk hingga Tabrak Pagar, Kompolnas: Memalukan!

News
| Sabtu, 20 April 2024, 00:37 WIB

Advertisement

alt

Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter

Wisata
| Minggu, 14 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement