Advertisement

Pemkab Sleman Terus Berupaya Tertibkan Jip Merapi

Irwan A Syambudi
Sabtu, 23 Juni 2018 - 10:17 WIB
Kusnul Isti Qomah
Pemkab Sleman Terus Berupaya Tertibkan Jip Merapi Jip wisata mengantarkan wisatawan di objek wisata Lava Tour Merapi, Senin (18/6 - 2018). Harian Jogja Fahmi Ahmad Burhan

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN-Usai insiden kecelakaan jip wisata Lava Tour Merapi yang menewaskan satu orang wisatawan. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman terus berupaya untuk melakukan penertiban, jika jip tidak memenuhi aturan maka bakal dilarang beroperasi.

Bupati Sleman, Sri Purnomo mengatakan pada prinsipnya Pemkab Sleman sedang berupaya penertiban kendaraan jip demi memastikan keamanan dan keselamatan pengemudi maupun penumpangnya. Oleh karena itu pemeriksanaan menyeluruh dilakukan mulai dari kondisi kendaraan, kelengkapan surat-surat kendaraan, dan surat izin mengemudi (SIM) sopir jip.

Advertisement

"Jika lolos pemeriksaan, bisa operasional lagi. Kalau tidak ya dikandangkan dilarang jalan. Tidak lengkap tidak aman, maka tegas tidak boleh jalan jip-nya," kata dia kepada wartawan, Jumat (22/6/2018).

Selain itu kini pihaknya juga melakukan evaluasi terkait dengan jumlah armada jip yang beroperasi di kawasan wisata Lava Tour Merapi. Menurutnya tidak mungkin lagi jika jip terus bertambah. Pasalnya jika jumlahnya semakin banyak dan persaingan semakin ketat, maka konsekuensinya aspek keselamatan dapat terabaikan.

Di sisi lain, selama ini pihaknya telah memberikan jaminan resiko kecelakaan terhadap seluruh wisatawan, termasuk wisatawan Lava Tour. Jaminan itu didapatkan setiap wisatawan penumpang jip, jika masuk objek wisata membayar retribusi di tempat pemungutan retribusi (TPR) atau loket petugas.

"Saat naik jip Lava Tour, dapat asuransi juga jika sopir bayar retribusi saat melintasi petugas jaga. Kan ada itu masuk ke Umbulharjo, atau Kaliadem, sekitarnya, jip lewat petugas dan bayar retribusi. Tapi kalau tidak bayar ya tidak ada asuransi bagi penumpang atau wisatawan," jelasnya.

Sebelumnya Ketua Asosiasi Jeep Wisata Lereng Merapi (AJWLM) wilayah Timur Bambang Sugeng mengatakan standart operasional prosedur (SOP) jip wisata memang sudah disepakati oleh masing-masing operator. Namun menurutnya, susah untuk mengontrol semua jip.

Berbeda dengan jip di Taman Tebing Breksi (Prambanan) yang sudah dinaungi Indonesia Off Road Federation (IOF), jip Merapi tidak semua dinaungi IOF. "Biasanya kalau yang masuk IOF, akan ada uji kelaikan secara berkala, namun karena di sini (jip Lava Tour) itu banyak jipnya, jadi ya tidak semuanya dinaungi IOF," ujarnya.

Menurut Bambang, di wisata jip Lava Tour Merapi sendiri ada 29 operator dan 800 jip. Bambang mengatakan wisata jip Lava Tour Merapi menjadi barometer ekonomi dan ada sekitar 4.000 orang yang menggantungkan hidupnya di sana. Namun menurutnya, terkadang ada beberapa pengemudi yang memacu kendaraan hanya untuk mengejar pendapatan saja dan kurang memperhatikan keselamatan. "Harusnya batas dia beroperasi itu dua kali, tapi karena mengejar pendapatan, jadi lebih dari itu, yang kecelakaan kemarin saja kan malah ada lima orang penumpangnya, padahal batasnya empat orang," kata Bambang.

Diberitakan sebelumnya, kecelakaan jip wisata Lava Tour Merapi terjadi pada Selasa (19/6). jip yang dikemudikan Teguh Nugraha, 43, masuk ke jurang sedalam empat meter di Dusun Tangkisan, Desa Umbulharjo, Cangkringan. Satu dari lima penumpang yakni Enny Fatmawati, 42, berasal dari Bogor, Jawa Barat meninggal dalam peristiwa itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pemerintah Pastikan Tidak Impor Bawang Merah Meski Harga Naik

News
| Kamis, 25 April 2024, 13:57 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement