Advertisement
Libur Lebaran, Tingkat Okupansi Hotel di Sleman Menurun
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Okupansi hotel di Sleman selama libur Lebaran 2018 menurun dibanding libur Lebaran tahun lalu. Waktu libur yang cukup lama membuat wisatawan yang akan berlibur di Sleman bebas menentukan waktu liburan.
Berdasarkan data dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sleman, pada periode libur Lebaran mulai Senin (11/6) sampai Rabu (20/6), tingkat okupansi hotel rata-rata mencapai 75% sampai 80%. Sedangkan pada tahun lalu pada periode libur Lebaran, rata-rata tingkat okupansi hotel bisa mencapai 80% sampai 85%.
Advertisement
Ketua PHRI Sleman, Joko Paromo, mengatakan penurunan tingkat okupansi hotel pada libur Lebaran 2018 disebabkan waktu libur yang lama dan membuat wisatawan bebas menentukan waktu untuk berlibur. “Karena liburan yang panjang, orang bisa memilih waktu liburan, tidak pas pada pekan pertama Lebaran saja, tetapi bisa pekan depannya lagi,” katanya saat ditemui Harian Jogja, Senin (25/6/2018).
Selain itu, menurut Joko, penurunan okupansi juga dipengaruhi kunjungan ke objek wisata di tahun ini yang menurun. “Tingkat kemacetan pun relatif kecil,” katanya.
Sebelumnya, pihak hotel akan mempersiapkan lonjakan kunjungan hotel dengan melakukan perawatan di low season atau selama puasa. Menurut Joko, tingkat okupansi akan normal kembali pada pekan kedua bulan Juli mendatang.
Kepala Seksi Analisis Pasar Dokumentasi dan Informasi Pariwisata Dinas Pariwisata (Dispar) Sleman, Kus Endarto, mengatakan tingkat kunjungan di sejumlah hotel pada libur Lebaran tahun ini relatif lebih sepi dibanding tahun lalu. “Kalau tahun lalu hotel penuh dan orang akan susah mencari hotel, sekarang menurun,” katanya.
Menurutnya, penurunan kunjungan di sejumlah objek wisata pada libur Lebaran juga berdampak pada tingkat okupansi hotel. Menurut Kus Endarto, tahun lalu jumlah kunjungan mencapai 300.000 wisatawan, dan tahun ini hanya sekitar 270.000 kunjungan.
Kus Endarto mengatakan penurunan jumlah kunjungan objek wisata di tahun ini bisa ditutup dengan peningkatan jumlah kunjungan di wisata belanja dan kuliner. Apabila ditambah wisata belanja dan wisata kuliner, dibanding tahun lalu jumlah kunjungan di Sleman tahun ini lebih banyak. “Tahun lalu sekitar 2,5 juta kunjungan, sedangkan tahun ini mencapai 2,7 juta kunjungan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Warga Kulonprogo Ajukan Gugatan Disebut Nonpribumi Saat Balik Nama Sertifikat, Sidang Ditunda Lagi
- Biro PIWPP Setda DIY Gencarkan Kampanye Tolak Korupsi
- Anggota DPR RI Sebut Perlu Ada Honor untuk Pengambil Sampah Rumah Tangga di Jogja
- BPBD DIY Mewaspadai Lonjakan Pembuangan Sampah ke Sungai Imbas TPA Piyungan Ditutup
- Warga Terluka Saat Berdesak-desakan Buang Sampah di Depo Purawisata Jogja
Advertisement
Advertisement