Advertisement
Astaga! Warga Ngricik Gunungkidul Terpaksa Konsumsi Air Hijau Telaga Banteng
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Sejumlah warga terdampak kekeringan di Kecamatan Rongkop terpaksa menggunakan air keruh berwarna hijau di Telaga Banteng untuk keperluan mandi, mencuci pakaian serta minum ternak. Warga memilih menggunakan air hijau telaga itu untuk mandi demi menghemat persediaan air bersih yang digunakan untuk keperluan makan dan minum.
Penduduk Dusun Ngricik, Desa Melikan, Kecamatan Rongkop, Gunungkidul Mardiono menjadi salah satu warga yang memanfaatkan air Banteng untuk keperluan sehari-hari di luar konsumsi. Dia mengaku terpaksa menggunakan air hijau itu untuk mandi agar air bersih yang dimiliknya bisa bertahan lama.
Advertisement
“Kondisinya sudah sulit air. Untuk beli air bersih, satu tangki tergolong mahal, sebesar Rp120.000. Air bersih hasil pembelian biasanya untuk keperluan makan dan minum,” katanya, Sabtu (30/6/2018).
Mardiono mengatakan kekeringan yang dialami wilayah tinggalnya selalu terjadi tiap tahun dikarenakan air dari PDAM tidak sampai di dusun tersebut. Sebenarnya, di Dusun Ngricik sempat diuji coba menggunakan air layanan PDAM Tirta Handayani namun tidak dilanjutkan karena ada masalah dengan dusun tetangga. Menurut Mardiono, kalau dipasang air bersumber dari PDAM, air tetap akan sulit didapat karena terkadang mati juga.
Setidaknya sudah dua bulan ini warga mengandalkan air dari telaga dan dimungkinkan satu bulan lagi air hijau Banteng sudah habis. “Mungkin akhir Juli sudah habis [air telaga], ya terpaksa beli jika memang sudah habis. Berharap juga bantuan dari pemerintah karena belum ada setahu saya,” ujarnya.
Kondisi serupa terjadi di Kecamatan Girisubo. Warga Dusun Wuni, Desa Nglindur, Girisubo juga harus memanfaatkan air telaga yang ada di desanya. Warga Wuni, Yatiman, mesti menempuh jarak satu kilometer dengan berjalan kaki menuju telaga untuk air. “Cukup jauh juga ke sini [telaga], ya inginnya di rumah ada air bersih, kan enak. Tetapi ya bagaimana lagi, sudah setiap tahun seperti ini. Airnya juga tidak begitu bersih sebenarnya. Sudah ada bantuan air juga tetapi ya dihemat untuk minum. Semoga ya ada bantuan lagi karena ada rukun tetangga yang belum dapat,” katanya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Gunungkidul Edy Basuki mengungkapkan saat ini lembaganya terus mengedrop bantuan air bersih ke sejumlah titik dan sudah terjadwal. Selain dari BPBD dengan anggaran Rp638,345 juta, ada anggaran penanganan kekeringan dari masing-masing kecamatan.
“Setidaknya saat ini ada 54 desa di 11 kecamatan dengan jumlah jiwa 96.523 jiwa yang terdampak kekeringan,” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Nathan Tjoe Aon Gabung Lagi, STY Yakin Kejutkan Korsel Jumat Dini Hari
- Lobi Erick Thohir Jempol, SC Heerenveen Lepas Nathan Tjoe hingga Akhir Turnamen
- Kecelakaan di Jalan Solo-Jogja Delanggu Klaten, Pemotor asal Magetan Meninggal
- Prediksi Susunan Pemain Persik Kediri Vs PSS, Misi Sleman Hindari Degradasi
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Prediksi Cuaca Jogja dan Sekitarnya Selasa 23 April 2024: Hujan Ringan
- Jalur Trans Jogja, Melewati Kampus Mal hingga Destinasi Wisata
- Jadwal Pemadaman Listrik Jogja dan Sekitarnya Selasa 23 April 2024, Cek Lokasi!
- Catat! Ini Jadwal SIM Keliling Jogja Bulan April 2024
- Tempati Selter Sementara, Pedagang Pasar Terban Keluhkan Jumlah Pembeli Menurun
Advertisement
Advertisement