Advertisement

Puluhan Hektare Tanaman Bawang di Bantul Terendam Air

Ujang Hasanudin
Jum'at, 03 Agustus 2018 - 18:17 WIB
Nina Atmasari
Puluhan Hektare Tanaman Bawang di Bantul Terendam Air Lanang, seorang petani sedang memanen cabai yang masih bisa diselamatkan akibat genangan air laut di Dusun Soge, Srigading Sanden. - Harian Jogja/Ujang Hasanudin

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL-Puluhan hektare tanaman yang sebagian besar tanaman bawang merah di pesisir pantai selatan Bantul terancam gagal panen karena terendam air laut. Pemerintah Kabupaten Bantul sudah berupaya menurunkan alat berat dan pompa air, namun genangan air tidak kunjung surut.

Tanaman yang tergenang air laut sebagian besar terjadi di wilayah Baros, Kretek, dan Srigading, Sanden. Dwi Cahyono, salah seorang petani asal Dusun Soge, Srigading, Sanden mengatakan genangan air laut terjadi sejak 31 Juli lalu. Ada sekitar 2.800 tanaman bawang merah miliknya yang terendam.

Advertisement

Sejatinya tanaman bawang merah itu akan dipanen dalam waktu tiga pekan ke depan dengan hasil panen perkiraan 3 ton. Jika dirupiahkan sekitar Rp40 jutaan. "Kalau tergenang seperti ini sudah tidak mungkin bisa dipanen," ucap Dwi saat ditemui di lahannya di Dusun Soge, Srigading, Sanden, Kamis (2/7/2018).

Ia sudah berupaya membuang air dengan 10 pompa air siang malam. Namun upayanya percuma karena aliran Sungai Opak tidak bisa mengalir ke laut akibat kondisi laut pasang.

Justeru air laut bercampur air sungai terus menggenangi tanamannya. Selain Dwi, banyak petani lainnya bernasib serupa, bahkan tanamannya tergenang hingga setinggi pinggang orang dewasa.

Lawan, petani asal Baros juga hanya bisa pasrah dengan kondisi tersebut. Lahan tamanan bawang seluas sekitar 300 hektare pun ia ikhlaskan. Awalnya ia masih berupaya menyedot air dengan pompa dan mengorbankan tanaman cabe merah. Namun ketinggian genangan di lahan cabe merah miliknya tidak mampu menampung air hingga meluber.

Menurut dia, hampir setiap tahun memang biasa terjadi genangan ketika air laut pasang. Namun genangan paling lama hanya sehari semalam. Saat ini diakuinya merupakan genangan terparah karena tanamannya tidak bisa terselamatkan.

"Tanaman bawang kalau sudah terkena air asin dan tidak segera disiram air bersih pasti mati. Sekarang kalau masih tergenang bagaimana mau nyiramnya," ungkap dia.

Ia menyesalkan pihak Pemerintah yang tidak bertindak mengupayakan penyelamatan tanaman pertanian yang Agustus ini seharusnya mulai panen. Menurut dia, seharusnya Pemerintah mendatangkan alat berat lebih banyak. "Jangan hanya dua backhoe," ucap Lawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement