Advertisement

Petani Bawang di Bantul Merugi Ratusan Juta akibat Lahan Terendam Air, Apa Bantuan Pemkab?

Ujang Hasanudin
Selasa, 07 Agustus 2018 - 21:37 WIB
Nina Atmasari
 Petani Bawang di Bantul Merugi Ratusan Juta akibat Lahan Terendam Air, Apa Bantuan Pemkab? Lanang, seorang petani sedang memanen cabai yang masih bisa diselamatkan akibat genangan air laut di Dusun Soge, Srigading Sanden. - Harian Jogja/Ujang Hasanudin

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL-Kerugian akibat terendamnya puluhan hektare lahan pertanian di pesisir pantai ditaksir mencapai ratusan juta rupiah. Hal tersebut berdasarkan hasil pendataan Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan (DP2KP) Bantul.

Kepala DP2KP Bantul, Pulung Haryadi mengatakan belum bisa merinci total kerugian. Namun dari data yang masuk, total luasan lahan pertanian yang terdampak genangan air laut mencapai sekitar 25 hektare, lima belas hektare di antaranya adalah tanaman bawang merah.

Advertisement

Ia menghitung kerugian tanaman bawang merah per hektare rata-rata sekitar Rp40 jutaan. Jika dikalikan 15 hektare maka sekitar Rp600 jutaan. "Tinggal ditambahkan dengan tanaman lain seperti padi dan sebagainya, mungkin sampai Rp1 miliar, tidak sampailah ya. Kisaran ratusan juta," kata Pulung, saat ditemui di kantor DP2KP Bantul, Selasa (7/8/2018).

Kerugian yang diderita petani tersebut diakui Pulung tidak ada bantuan. Kondisi itu sudah dipahami oleh semua petani pesisir pantai. Pulung mengatakan sebagian lahan yang tergenang sudah berangsur surut. Namun untuk tanaman, terutama bawang merah dipastikan gagal panen meski sudah tidak tergenang, karena genangan air sudah lebih dari dua hari.

Kendati demikian sudetan air menuju laut berpotensi tertutup kembali oleh pasir akibat gelombang air laut masih tinggi. Menurut dia, air laut pasang dan menggenangi tanaman di wilayah Dusun Baros dan Dusun Muneng, Desa Tirtoharjo, Kecamatan Kretek sudah sering terjadi meski tidak separah tahun ini.

Karena itu, menurutnya, solusi yang terbaik adalah menghindari tanaman bawang saat mendekati Agustus-September, karena bulan tersebut merupkan bulannya air laut pasang. Ia mengaku sudah berkomunikasi dengan para petani yang terdampak genangan air laut terkait rekayasan komiditas tersebut.

"Kuncinya hasil diskusi memang harus ada rekayasa komodiatas. Sebelum Agustus-September sebaiknya memang cocoknya tanaman komoditas padi," papar Pulung.

Ia menjelskan ada banyak varietas padi yang tahan terhadap genangan air asin. Sehingga jika terjadi genangan akibat laut pasang, kata dia, petani tidak merugi. Terutama mendekati bulan-buln air laut pasang pada Agustus dan September.

Pulung menyadari keuntungan padi memang tidak seberapa dibandingkan dengan tanaman bawang merah. "Bawang untungnya tinggi tapi kalau sekalinya rugi ya tinggi juga ruginya," kata dia.

Mantan Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan ini menambahkan sudah menyiapkan program rekayasa komoditas tanaman untuk para petani di wilayah Dusun Baros dan Muneng. Rencananya rekayasa disiapkan mulai bulan ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja
Pemda DIY Perkuat Komitmen Antikorupsi

Pemda DIY Perkuat Komitmen Antikorupsi

Jogjapolitan | 12 hours ago

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Rudal Israel Dilaporkan Hantam Iran, Irak dan Suriah

News
| Jum'at, 19 April 2024, 10:17 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement